Tak terasa lebaran sebentar lagi.
Semoga dapat di pertemukan ramadhan tahun depan amin amin ya rab.
Lebaran adalah tradisi yang lekat dengan masyarakat Indonesia. Lebaran dirayakan di berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia. Budaya dan kehidupan sosial masyarakat yang beragam memberi ciri khas tersendiri di masing-masing daerah. Dari ritual, makanan, sampai meriam, selalu memeriahkan hari kemenangan umat Islam di pelosok. Tak heran, Lebaran selalu jadi perayaan yang dinanti oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Secara umum, terdapat beberapa tradisi yang sering dilakukan di keseluruhan daerah di Indonesia. Tradisi yang telah dilakukan secara turun-temurun tersebut, antara lain adalah mudik, halal bil halal, menabuh bedug, takbir keliling, memasak ketupat dan opor ayam, saling mengirimkan makanan, THR untuk anak-anak, berziarah makam, bermain petasan, mengenakan baju baru saat Lebaran, hingga berekreasi. Selain tradisi-tradisi tersebut, tahukah Anda jika banyak sekali daerah di Indonesia yang merayakan Idul Fitri dengan berbeda? Berikut ini adalah tradisi unik saat Lebaran di daerah-daerah Indonesia!
Quote:
Menjamu Tamu di Papua
Saat perayaan Idul Fitri, tradisi makan-makan merupakan tradisi yang paling lekat dengan masyarakat Indonesia. Di beberapa daerah, seperti di Papua, seseorang yang berkunjung ke rumah kerabat diharuskan untuk menyantap makanan atau hidangan khas saat Lebaran yang telah disiapkan. Maka dari itu, bersiap-siaplah untuk mengosongkan perut sebelum berkunjung supaya cukup untuk menampung makanan-makanan tersebut. Jika tidak makan, maka tamu bisa dianggap tidak sopan.
Quote:
Binarundak di Sulawesi Utara
Menyeberang ke Pulau Sulawesi, di Sulawesi Utara, tepatnya Motoboi Besar, terdapat sebuah tradisibinarundak yang diselenggarakan 3 hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Binarundak adalah tradisi bersama-sama memasak nasi khas Sulawesi Utara. Kuliner yang disebut nasi jaha tersebut dibuat dengan campuran jahe, santan, dan juga beras ketan yang dimasukkan ke dalam sebuah batang bambu yang dilapisi dengan daun pisang. Bambu tersebut kemudian dibakar dengan serabut kelapa. Keunikan tidak hanya terletak pada nasinya, namun juga proses pembakaran bambu yang dilakukan di lapangan ataupun jalanan. Setelah matang, nasi jahaakan dinikmati masyarakat dan perantau yang pulang ke kampung halaman. Bagi masyarakat Motoboi Besar, binarundak tidak hanya sekadar ritual, namun juga merupakan ajang untuk menjalin tali silaturahmi.
Quote:
Nyama Selam di Bali
Masih berkaitan dengan makanan, di Bali terdapat sebuah tradisi yang disebut dengan nyama selam. Tradisi yang telah berlangsung turun-temurun tersebut mencerminkan dengan jelas toleransi antara umat beragama Islam dengan masyarakat lain yang berbeda agama. Mendekati Idul Fitri, masyarakat Muslim di Bali melaksanakan tradisi ngejot, yaitu menyajikan hidangan untuk masyarakat sekitar. Sebagai timbal balik, tradisi ngejot ini juga akan dilakukan oleh umat Hindu untuk umat Muslim pada saat Hari Raya Nyepi atau Galungan.
Quote:
Perang Topat di Lombok Barat
Tradisi selanjutnya masih seputar makanan. Di Pulau Lingsar, Lombok Barat, ketupat dibuat bukan untuk dimakan, melainkan untuk dilempar. Tradisi yang dikenal dengan sebutan perang topatini dilakukan sekitar satu minggu setelah Shalat Idul Fitri. Ketikaperang topat berlangsung, warga akan saling melempar ketupat satu sama lain. Masyarakat setempat percaya bahwa tradisi ini akan mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan.
Quote:
Kenduri Lebaran di Kalimantan Barat
Beralih ke Pulau Kalimantan, tepatnya di Katapang, Kalimantan Barat, terdapat sebuah tradisi yang masih lekat dengan ketupat. Tradisi ini dikenal dengan Kenduri Lebaran. Kenduri Lebaran dilakukan dengan mengunjungi para kerabat kemudian membacakan doa di rumah kerabat tersebut. Tradisi ini semakin menarik dengan cara masyarakat Katapang menikmati ketupat yang lain daripada yang lain. Cara makan ini disebut ketupat colet, yaitu ketupat yang sudah dipotong dimakan dengan cara dicolek, bukan dengan menggunakan sendok.
Quote:
Grebeg Syawal di Yogyakarta
Dari Kalimantan, mari berlanjut ke Pulau Jawa, tepatnya di Yogyakarta. Di kota gudeg tersebut terdapat tradisi Grebeg Syawal. Tradisi ini menggunakan bahan-bahan makanan, seperti sayur-sayuran dan hasil bumi yang dibuat gunungan (gunung lanang). Ritual yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta ini diawali dengan munculnya Gunungan Lanang yang diarak dan didoakan di Masjid Gede Keraton Yogyakarta. Gunungan ini kemudian dikawal Prajurit Keraton dan akhirnya dijadikan rebutan oleh masyarakat. Terkait tradisi yang diselenggarakan tepat pada tanggal 1 Syawal ini, masyarakat percaya bahwa Gunungan Grebeg akan membawa ketenteraman serta berkah
Quote:
Bakar Gunung Api di Bengkulu
Di Indonesia, merayakan Lebaran dengan menggunakan cahaya lampu atau api dilakukan di beberapa daerah. Di Bengkulu, Suku Serawai melakukan tradisi Bakar Gunung Api yang bernuansa magis. Batok kelapa disusun membentuk tusuk sate hingga tinggi menjulang dan akhirnya dibakar. Batok kelapa adalah simbol syukur kepada Tuhan sekaligus bentuk doa bagi arwah para keluarga.
Quote:
Ilo Sanggari di Nusa Tenggara Barat
Untuk memeriahkan Lebaran, masyarakat Dompu, Nusa Tenggara Barat, menyelenggarakan Ilo Sanggari, atau yang dalam bahasa setempat berarti “lentera”. Lentera bambu yang dililitkan minyak biji jarak, dinyalakan di sekeliling rumah. Masyarakat percaya bahwa menyalakan lentera akan mendatangkan malaikat beserta dengan roh leluhur yang akan memberi berkah pada hari Lebaran.
Quote:
Festival Tumbilotohe di Gorontalo
Tidak hanya di Nusa Tenggara Barat, di Gorontalo pun ada tradisi memasang lampu di tiga malam terakhir menjelang Lebaran. Tradisi ini dikenal masyarakat sebagai Festival Tumbilotohe. Festival ini dipercaya dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat saat akan memberikan zakat fitrah malam hari. Pada awalnya, lampu terbuat dari getah pohon dan damar, namun seiring dengan perubahan waktu, maka bahan bakar lampu diganti dengan minyak tanah.
Quote:
Festival Meriam Karbit di Pontianak
Di beberapa daerah Nusantara, perayaan Lebaran identik dengan bebunyian dan kemeriahan. Sebagai contoh, di Pontianak, Kalimantan Barat, terdapat Festival Meriam Karbit yang telah dilakukan sejak lebih dari dua abad yang lalu. Meriam karbit adalah meriam besar yang terbuat dari kayu dengan diameter lebih dari 30 sentimeter. Di tepian Sungai Kapuas, meriam tersebut dinyalakan dan akan terdengar dentuman yang membahana.
Berbagai perayaan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk menyemarakkan dan mengobarkan semangat pada Hari Raya Idul Fitri. Mengingat di Indonesia pemeluk agama Islam adalah mayoritas, maka tidak heran jika terdapat berbagai perayaan unik di setiap daerah. Namun, hal yang terpenting dari perayaan-perayaan tersebut adalah menjaga toleransi antar-umat beragama serta saling memaafkan dengan hati yang bersih. Mohon maaf lahir dan batin
Quote:
Ngadongkapkeun di Banten
Tradisi Ngadongkapkeun di Banten adalah sejenis ucapan persembahan doa sebagai ucapan sukur kepada Allah SWT yang dilanjutkan sungkem pada yang lebih tua. Tradisi ini bisa dilakukan massal atau secara pribadi di rumah dipimpin oleh kelapa keluarga. Ngadongkapkeun sering dilakukan sehari sebelum Lebaran, setelah buka puasa terakhir.