- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Yuk pelajari permohonan MK kubu Prabowo-Hatta
TS
adhisakti
Yuk pelajari permohonan MK kubu Prabowo-Hatta
Quote:
Silakan download dulu :
Permohonan Awal (55 hal) : http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/...abowoHatta.pdf
Perbaikan (147 hal) : http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/...aPerbaikan.pdf
Permohonan Awal (55 hal) : http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/...abowoHatta.pdf
Perbaikan (147 hal) : http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/...aPerbaikan.pdf
Komentar ane :
- Indikasi kecurangan2 yang mereka sampaikan seharusnya sudah terselesaikan waktu rekapitulasi di daerah, kenapa skrg dipermasalahkan belakangan di MK?
- Masih ga mudeng ane kok mereka bisa menetapkan persentase kemenangan 50,25% itu dari mana?
Spoiler for komen:
Quote:
Original Posted By adhisakti►
Analisa bagus, seharusnya kalo liat seluruh komplain kubu PH, total suara akhir tidak akan sama karena akan banyak yang dianulir, ini kok bisa sama, berarti mengakui dong bahwa KPU sudah bekerja dgn baik dlm hal DPT pemilih.
Quote:
Original Posted By evildogbot100►Menurut analisis ane sih gan itu di versi prabowo kan total suaranya 133574277 suara (bukan persennya) sama persis kaya versi kpu, berarti wowo menuduh kpu pusat yang curang, bukan di tingkat grass-root yang curang. Soalnya kalo di tingkat pemilih kan biasanya modus kecurangannya dengan nyoblos surat suara kosong, ngusak surat suara yang sudah dicoblos, dsb. Nah, versi yang BENAR yang sudah menganulir persoalan seperti itu, seharusnya jumlah seluruh suaranya kan nambah atau ngurang, karena sudah menghilangkan faktor2 surat suara yang dirusak dsb. Padahal sulit kpu curang karena udah ada scan2 form c1 dan kawalpemilu.org. Maaf ya akun nubi, biasanya ane silent reader plus ngliatnya cuman SF pilih capres
Analisa bagus, seharusnya kalo liat seluruh komplain kubu PH, total suara akhir tidak akan sama karena akan banyak yang dianulir, ini kok bisa sama, berarti mengakui dong bahwa KPU sudah bekerja dgn baik dlm hal DPT pemilih.
Quote:
Original Posted By AccretiaStriker►Saya belum baca seluruhnya, tapi kesimpulan yang saya dapatkan :
1. DPKTB bermasalah tidak mengubah hasil Pemilu nasional
Dari bacaan, terlihat bahwa Prabowo sangat mempermasalahkan masalah DPKTB, serta juga mempermasalahkan masalah pemilih yang mencoblos bukan di tempat tinggalnya. Dalam konteks pileg, atau dalam konteks pilgub, hal ini dapat jadi masalah, tetapi tidak dapat jadi masalah dalam konteks pilpres. Konteks pilpres berbicara skala nasional, bukan skala provinsi. Kalaupun Anda bisa coblos di Papua secara illegal, suara Anda tetap satu.
2. Tidak mungkin suara Jokowi dipindahkan ke Prabowo
Dalam permohonan Prabowo, total suara nasional ternyata jumlahnya konstan, walaupun ternyata dukungan ke Prabowo lebih banyak. Ini sangat tidak mungkin secara matematis. Kalau Prabowo mempermasalahkan DPKTB, mempermasalahkan distribusi surat suara, mempermasalahkan boks yang masih tersegel, mempermasalahkan masalah di Papua, seharusnya jumlah total suara berubah, entah naik atau turun. Tidak mungkin diambil asumsi bahwa suara Jokowi akan jadi suara Prabowo.
3. Keberadaan money politic/black campaign tidak serta merta membuat suara untuk Prabowo jadi berpindah ke Jokowi.
Ini jelas kok. Bisa saja orang yang menerima memang sudah pilih Jokowi dari awal. Atau memang golput, tapi jadi milih Jokowi, atau malah tetap golput. Atau memang malah tetap pilih Prabowo. Banyak kemungkinan, tidak dapat ditelusuri.
4. Kubu Prabowo-Hatta terlalu menganggap rekomendasi Panwaslu daerah sebagai hal yang teramat penting.
Rekomendasi Panwaslu daerah, secara mekanisme, tetap tergantung keputusan rekomendasi daerah. Misalkan suatu perkara sudah disahkan oleh MK, masa kita tetap mau bersikeras berdasarkan keputusan pengadilan yang lebih rendah? Rekomendasi untuk PSU pun tidak dapat diasumsikan sebagai suara berpindah ke PH.
5. Ada tuduhan langsung ke arah kubu No. 2
Selain daripada tuduhan money politic, kubu 1 juga menuduh no.2 telah mengubah distribusi DPKTB menjadi lebih rendah ke kantong no.2, dan lebih tinggi ke kantong no.1. Ini diluar dari kemampuan no.2, belum lagi no.2 tidak merupakan pihak yang tergugat.
Menurut saya sangat sulit Prabowo-Hatta untuk menang, karena banyaknya anomali.
1. DPKTB bermasalah tidak mengubah hasil Pemilu nasional
Dari bacaan, terlihat bahwa Prabowo sangat mempermasalahkan masalah DPKTB, serta juga mempermasalahkan masalah pemilih yang mencoblos bukan di tempat tinggalnya. Dalam konteks pileg, atau dalam konteks pilgub, hal ini dapat jadi masalah, tetapi tidak dapat jadi masalah dalam konteks pilpres. Konteks pilpres berbicara skala nasional, bukan skala provinsi. Kalaupun Anda bisa coblos di Papua secara illegal, suara Anda tetap satu.
2. Tidak mungkin suara Jokowi dipindahkan ke Prabowo
Dalam permohonan Prabowo, total suara nasional ternyata jumlahnya konstan, walaupun ternyata dukungan ke Prabowo lebih banyak. Ini sangat tidak mungkin secara matematis. Kalau Prabowo mempermasalahkan DPKTB, mempermasalahkan distribusi surat suara, mempermasalahkan boks yang masih tersegel, mempermasalahkan masalah di Papua, seharusnya jumlah total suara berubah, entah naik atau turun. Tidak mungkin diambil asumsi bahwa suara Jokowi akan jadi suara Prabowo.
3. Keberadaan money politic/black campaign tidak serta merta membuat suara untuk Prabowo jadi berpindah ke Jokowi.
Ini jelas kok. Bisa saja orang yang menerima memang sudah pilih Jokowi dari awal. Atau memang golput, tapi jadi milih Jokowi, atau malah tetap golput. Atau memang malah tetap pilih Prabowo. Banyak kemungkinan, tidak dapat ditelusuri.
4. Kubu Prabowo-Hatta terlalu menganggap rekomendasi Panwaslu daerah sebagai hal yang teramat penting.
Rekomendasi Panwaslu daerah, secara mekanisme, tetap tergantung keputusan rekomendasi daerah. Misalkan suatu perkara sudah disahkan oleh MK, masa kita tetap mau bersikeras berdasarkan keputusan pengadilan yang lebih rendah? Rekomendasi untuk PSU pun tidak dapat diasumsikan sebagai suara berpindah ke PH.
5. Ada tuduhan langsung ke arah kubu No. 2
Selain daripada tuduhan money politic, kubu 1 juga menuduh no.2 telah mengubah distribusi DPKTB menjadi lebih rendah ke kantong no.2, dan lebih tinggi ke kantong no.1. Ini diluar dari kemampuan no.2, belum lagi no.2 tidak merupakan pihak yang tergugat.
Menurut saya sangat sulit Prabowo-Hatta untuk menang, karena banyaknya anomali.
Diubah oleh adhisakti 26-07-2014 21:05
0
6.2K
Kutip
71
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan