Perkenalkan saya warga indonesia yg tinggal di pulau dewata bali ingin sedikit bercerita.

Saya seringkali bertemu dan berteman dengan warga asing yg bisa berbahasa indonesia, kebetulan saya mahasiswa bahasa asing dan saya menekuni bahasa Jepang. beberapa kali saya bertemu dengan teman asing saya dan mereka selalu menyapa seperti contoh: "Selamat pagi, apa kabar?" lalu saya jawab salam teman saya dengan kata-kata seperti biasanya. kadang kita berdiskusi, kadang sering saya lihat mereka berdiskusi dengan sesama warga negaranya dengan bahasa indonesia.

Namun dibalik senyum saya, saya kagum sekaligus bertanya-tanya, kenapa bahasa indonesia terlihat sopan dan indah di mulut mereka?, ini pertama kalinya saya melihat bahasa indonesia bisa sekeren itu, ketika mereka berkata "halo, apa kabar?" atau "sampai jumpa, besok ketemu lagi ya!"terdengar baku namun kenapa keren? kenapa indah? kenapa enak di dengar? , saya terus menanyakan itu dalam benak saya.

Akhirnya perlahan saya menyadari, berapa dari kita yg sekedar berkata "selamat pagi?" atau "sampai jumpa" perlahan saya menyadari itu sedikit, sangat sedikit. dari situ saya mulai malu, sangat malu karena dari SD kita tidak pernah mempraktekan bahasa yg benar, kita hanya di ajari bahasa indonesia namun tak pernah di terapkan, tak pernah saya dengar kebijakan sekolah yg menghimbau muridnya untuk berbahasa yg baik.

Entah kenapa saya merasa bahwa kurikulum kita sulit sekali dimengerti,saya merasa belajar bahasa indonesia sewaktu kecil setara belajar sastra tingkat lanjut, bahasa kebaikan kita hanya dalam dunia maya, hanya dalam cerita,dalam lagu, dalam buku, dan bahkan semua gadget elektronik saya harus menggunakan bahasa asing karna merasa sangat asing dan kebingungan dengan bahasa indonesia sendiri.

Ada apa dengan indonesia? apa yg salah?

Saya mulai merasa bahwa orang asing lebih pandai berbahasa ketimbang kita sendiri. Mungkin pantas saja pendidikan kita terbelakang, berbahasa dan berkomunikasi saja kita belum bisa lakukan dengan benar. Kita selalu bilang kita beradab namun kenyataanya kita masih primitive dan berbahasa menggunakan isyarat.

Sampai sekarang saya hanya bisa berangan-angan andai saja kita bisa sekeren itu berbahasa indonesia.

Andai Pak jokowi mau mendengar keluhan saya, dan bisa melakukan sesuatu.