- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ditolak takmir Masjid, ISIS cabang Malang tetap bandel


TS
indocool2
Ditolak takmir Masjid, ISIS cabang Malang tetap bandel
Shoutussalam – Jum’at tanggal 18 Juli 2014 tepat pukul 10.00 WIB, panitia sosialisasi dan Deklarasi Anshorul Khilafah mengalami pembatalan secara sepihak oleh Masjid Ibnu Sina.
Masjid tersebut memang menjadi tempat tujuan oleh panitia sebagai lokasi acara semula. Hari kamis malam sebelum itu panitia menerima telpon perihal perizinan panitia untuk menggunakan masjid yang bermasalah.
Hingga panitia diwakili oleh ketua mengatakan pada hari jumat akan menemui pihak takmir guna menjelaskan perihal perizinan yang disebut tidak memenuhi standar masjid.
“Walhasil, ternyata pihak takmir benar-benar menolak keras diadakannya acara tersebut” sebut salah satu panitia penyelenggara acara tersebut.
Panitia menyebutkan bahwa mereka melakukan lobi lebih intens. Panitia mengakui secara terbuka kepada Shoutussalam bahwa mereka sedang dalam tekanan dan desakan Polda Jawa Timur.
Saat itu juga ba’da sholat jumat. Panitia mulai berkoordinasi untuk menjatuhkan pilihan masjid alternatif. Hingga panitia melirik satu masjid yang representatif.
http://shoutussalam.com
Tentara dan Orang Tak Dikenal Juga Menghambat Acara Anshar Khilafah Malang
Shoutussalam.com - Pada hari pelaksanaan, saat panitia melakukan persiapan pada pukul 08.00 WIB. Tiba-tiba panitia juga mendapat tekanan dari Kodim dan Babinsa setempat.
Mereka menekan bahwa acara harus dihentikan karena bisa mengganggu stabilitas keamanan daerah sekitar.
“Ini ndak mungkin dibatalkan pak, ibarat bapak punya acara, mengundang banyak orang, lantas bapak hentikan seketika. Kalau seperti ini apa sampean gak merasa bersalah?” keluh salah seorang pantia.
Saat itu terjadi polemik panjang antara pantia, pihak mushollah Nurul Hidayah, Babinsa dan Kodim.
Karena diskusi tak kunjung berbuah hasil, maka pihak terkait menghadap ke Polsek Lowokwaru dan pihak Polsek menolak acara tersebut.
Namun panitia dengan cerdas tetap mampu melaksanakan acara tersebut, meski dengan waktu yang terkompres dibanding rencana awal.
Sempat terjadi insiden pada awal acara, tiga orang tak dikenal berpakaian preman mengintimidasi peserta yang telah hadir dan berkumpul di depan lokasi tersebut.
Kejadian bermula ketika salah seorang diantaranya memaksa mengambil gambar peserta dari jarak dekat satu persatu peserta yang berkumpul itu. Peserta pun membalas perlakuan tersebut.
Orang berperawakan preman itu pun tak terima, dan hampir ia memukul salah seorang peserta yang mengambil foto. Dua yang lain dari orang berperawakan preman tersebut juga sempat melakukan interogasi terhadap seorang peserta.
Intel sudah mulai bergerak
Masjid tersebut memang menjadi tempat tujuan oleh panitia sebagai lokasi acara semula. Hari kamis malam sebelum itu panitia menerima telpon perihal perizinan panitia untuk menggunakan masjid yang bermasalah.
Hingga panitia diwakili oleh ketua mengatakan pada hari jumat akan menemui pihak takmir guna menjelaskan perihal perizinan yang disebut tidak memenuhi standar masjid.
“Walhasil, ternyata pihak takmir benar-benar menolak keras diadakannya acara tersebut” sebut salah satu panitia penyelenggara acara tersebut.
Panitia menyebutkan bahwa mereka melakukan lobi lebih intens. Panitia mengakui secara terbuka kepada Shoutussalam bahwa mereka sedang dalam tekanan dan desakan Polda Jawa Timur.
Saat itu juga ba’da sholat jumat. Panitia mulai berkoordinasi untuk menjatuhkan pilihan masjid alternatif. Hingga panitia melirik satu masjid yang representatif.
http://shoutussalam.com
Tentara dan Orang Tak Dikenal Juga Menghambat Acara Anshar Khilafah Malang
Shoutussalam.com - Pada hari pelaksanaan, saat panitia melakukan persiapan pada pukul 08.00 WIB. Tiba-tiba panitia juga mendapat tekanan dari Kodim dan Babinsa setempat.
Mereka menekan bahwa acara harus dihentikan karena bisa mengganggu stabilitas keamanan daerah sekitar.
“Ini ndak mungkin dibatalkan pak, ibarat bapak punya acara, mengundang banyak orang, lantas bapak hentikan seketika. Kalau seperti ini apa sampean gak merasa bersalah?” keluh salah seorang pantia.
Saat itu terjadi polemik panjang antara pantia, pihak mushollah Nurul Hidayah, Babinsa dan Kodim.
Karena diskusi tak kunjung berbuah hasil, maka pihak terkait menghadap ke Polsek Lowokwaru dan pihak Polsek menolak acara tersebut.
Namun panitia dengan cerdas tetap mampu melaksanakan acara tersebut, meski dengan waktu yang terkompres dibanding rencana awal.
Sempat terjadi insiden pada awal acara, tiga orang tak dikenal berpakaian preman mengintimidasi peserta yang telah hadir dan berkumpul di depan lokasi tersebut.
Kejadian bermula ketika salah seorang diantaranya memaksa mengambil gambar peserta dari jarak dekat satu persatu peserta yang berkumpul itu. Peserta pun membalas perlakuan tersebut.
Orang berperawakan preman itu pun tak terima, dan hampir ia memukul salah seorang peserta yang mengambil foto. Dua yang lain dari orang berperawakan preman tersebut juga sempat melakukan interogasi terhadap seorang peserta.
Intel sudah mulai bergerak
0
5.1K
40


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan