GarudaManAvatar border
TS
GarudaMan
Psikolog : Tidak Terima Kekalahan, Prabowo Alami Gangguan Psikologis
Di saat semua pihak sudah memberi ucapan selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih yakni Ir. Joko Widodo dan Drs. Jusuf Kalla, justru Prabowo tidak mau mengakui realitas tersebut dan terjebak dalam dunianya sendiri. Secara tidak wajar Prabowo menyerang kewibawaan KPU sebagai lembaga pemerintahan yang menyelenggarakan pilpres. Dikatakannya bahwa KPU melakukan kecurangan dan konspirasi untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK.

Hal ini dianggap oleh Tika Bisono (Psikolog) sebagai indikasi delusional dalam diri Prabowo. Delusi adalah sebuah gangguan psikologis yang mana penderitanya bingung akan realitas dan imajinasi, biasanya menjurus pada kecurigaan-kecurigaan yang tidak masuk akal. Ciri umum delusi adalah sang penderita memiliki kejanggalan atau berbeda secara abnormal dalam melihat realitas dibanding orang kebanyakan.

Memang sikap Prabowo ini berbeda dengan Hatta Rajasa dan beberapa petinggi partai koalisi Merah-Putih yang sudah mengakui kemenangan pasangan Jokowi-JK dan tidak lagi berkumpul dan mendampingi Prabowo, Prabowo justru bersama beberapa pendampingnya yang lain tidak mau menerima kekalahan dan melontarkan pernyataan-pernyataan provokatif yang bisa membahayakan keutuhan bangsa dan negara serta nasib demokrasi Indonesia ke depan.

Tika berpendapat, ada tiga hal yang menjadi pemicu delusional dalam diri Prabowo. Pertama ialah berasal dari ambisi yang begitu kuat untuk menjadi Presiden. Sejak kalah pada 2009 lalu sebagai cawapres, Prabowo langsung memasang target bahwa dia akan menjadi Presiden di tahun 2014. Sepanjang waktu menuju 2014, Prabowo begitu optimis karena tidak memiliki saingan (sebelum kemunculan Jokowi sebagai capres pada tahun 2014). Bila diperhatikan secara perilaku menurut Tika, Prabowo tampak sudah sangat siap dan sudah mengimajinasikan dirinya sebagai Presiden, dan ketika dia mengetahui realitas yang sebenarnya bahwa dia kalah, alam bawah sadarnya tidak bisa menerima.

Kedua, keinginan yang begitu kuat tersebut semakin bertambah kuat dengan adanya beberapa lembaga hitung cepat yang menyatakan kemenangan Prabowo-Hatta dari Jokowi-JK. Prabowo kembali meneguhkan imajinasinya bahwa dia akan memenangkan pilpres dan Jokowi-JK bukan saingannya. Namun kenyataan berkata lain.

"Waktu itu ada kan beberapa lembaga survei yang mengklaim Prabowo-Hatta menang. Masalahnya, lembaga survei itu benar atau tidak, kredibilitasnya bagaimana? Nyatanya kan berbeda dengan kebanyakan hasil survei yang lain. Kalau lembaga survei ini tidak menggunakan metode yang benar atau sengaja merekayasa hasil, menurut saya itu jahat sekali, jahat kepada Prabowo justru," imbuhnya.

"Kasian kan, orang jadi berharap banyak. Bukan hanya Prabowo, tapi juga masyarakat pendukungnya yang nantinya akan berpikir ada kecurangan. Padahal tidak," sesal Tika.

Ketiga, Tika menyayangkan lingkungan di sekitar Prabowo yang dinilainya kerap memberi masukan yang membuai dan cenderung memprovokasi, sehingga Prabowo tidak bisa mengambil keputusan yang bijak. Prabowo justru seolah dibisiki bahwa ada kecurangan padahal tidak.

Seperti diketahui, permintaan Prabowo untuk mengulang pemungutan suara di beberapa lokasi di DKI Jakarta justru hasilnya tidak beda jauh, pasangan Jokowi-JK tetap menang.


Lucunya, Prabowo itu didukung oleh Partai Penguasa (Demokrat) dan Koalisinya di pemerintahan (PKS dan Golkar), bahkan di atas kertas, Presiden SBY sebagai Ketum Partai Demokrat jelas-jelas mendukung Prabowo, belum lagi para Menteri yang berasal dari partai-partai pendukung Prabowo, jelas-jelas mendukungnya. Tapi Prabowo justru menuduh kubu Jokowi-JK melakukan kecurangan, padahal kubu Jokowi-JK hanya didukung oleh partai-partai yang ada di luar pemerintahan bahkan partai yang baru lahir (Nasdem dan Hanura). Jadi secara logika, agak tidak masuk akal bila kubu Jokowi-JK bisa melakukan kecurangan apalagi lawan yang dihadapinya didukung penuh oleh pemerintah yang sedang berkuasa, justru kubu Prabowo-Hatta yang lebih punya power untuk melakukan kecurangan atau pula melindungi diri mereka dari kecurangan.

Jadi menurut Tika Bisono, Prabowo terjebak dalam gelembung informasi yang membuat Prabowo tidak berpikir jernih. Prabowo terjebak dalam dunianya sendiri. Bahayanya, bila Prabowo terus bersikap seperti itu, hal ini bisa mempengaruhi para pendukungnya untuk berpikiran serupa dan jelas hal itu memicu keributan di akar rumput. Lain hal kalau Prabowo menyatakan menerima kekalahan, maka pendukungnya pun akan melakukan hal yang sama. Jadi Tika berharap bahwa kubu Prabowo jangan memaksakan hal yang tidak-tidak demi sebuah kekuasaan, karena ini masalah keutuhan Indonesia sebagai bangsa.


Ane sebagai pendukung Prabowo mengajak agan-agan untuk sama-sama kita berdoa, semoga Bapak Prabowo Subianto bisa menerima kekalahan, dan tidak terjadi apa-apa pada negara Indonesia tercinta kita ini, emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S) salam 3 jari, persatuan Indonesia emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S)

SUMBER
Diubah oleh GarudaMan 25-07-2014 07:18
0
6.7K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan