- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sumbang Devisa Rp 14,84 T, Pabrik Tisu Sinar Mas Minta Pembebasan Pajak


TS
zhouxian
Sumbang Devisa Rp 14,84 T, Pabrik Tisu Sinar Mas Minta Pembebasan Pajak
Jakarta- Anak usaha PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) di sektor bubur kertas dan tisu, PT OKI Pulp & Paper Mills (OKI), yang merupakan afiliasi Sinar Mas Grup meminta pemerintah segera menerbitkan pembebasan pajak (tax holiday) menyusul pembangunan pabrik baru yang akan memberikan kontribusi besar terhadap negara.
"Rencananya pemangku kebijakan hari ini (21/7) akan kembali menggelar rapat koordinasi untuk membahas tax holiday di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu), seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Perindustrian (Kemperin), dan pihak lain," kata Direktur Tjiwi Kimia, Suhendra Wiriadinata, usai acara buka puasa bersama Media, di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu malam (20/7).
Oki Pulp & Paper Mills sedang membangun pabrik bubur kertas (pulp) dan tisu berkapasitas produksi 2 juta ton pulp dan 500.000 ton tisu per tahun dengan investasi yang terbilang fantastis yakni Rp 29-30 triliun.
Pabrik yang berlokasi di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan ini akan didanai dari China Development Bank Corporation (CDB) sebesar US$ 1,8 miliar dan sisanya dari internal termasuk dana hasil penerbitan saham baru (rights issue) Tjiwi Kimia beberapa waktu lalu. "Porsi pinjaman sekitar 70 persen dari total nilai proyek," kata Suhendra.
Suhendra mengungkapkan, jika pabrik ini sudah berproduksi optimal, kontribusi Ogan Komering Ilir terhadap devisa nasional diperkirakan mencapai Rp 14,84 triliun per tahun, dengan potensi pajak sebesar Rp 3,79 triliun. Keberadaan pabrik ini juga akan mampu menciptakan lapangan kerja untuk 3.450 orang dan lapangan kerja tidak langsung mencapai 7.000 orang.
"Hasil produksi pabrik mayoritas akan diekspor, dan diperkirakan akan meningkatkan ekspor Sumsel hingga 31,7 persen serta produk domestik bruto (PDB) sekitar 8,7 persen," kata Suhendra.
Melihat besarnya investasi dan kontribusi terhadap negara, Suhendra berharap, pemerintah segera menerbitkan pembebasan pajak penghasilan (PPh) Badan selama 10 tahun atas pembangunan pabrik kertas tisu OKI tersebut.
Menurut Suhendra, pembebasan pajak 10 tahun dinilai masih minim dibandingkan dengan insentif pajak di negara tetangga. Sebut saja Vietnam yang memberikan insentif pajak kepada pabrik Samsung hampir 30 tahun. "Saya berharap, negara Indonesia, bisa memberikan insentif pajak seperti di Vietnam," kata dia.
Managing Director Sinar Mas G. Sulistiyanto pernah mengatakan, nilai lebih dari pabrik tersebut bukan saja terletak pada kapasitas produksinya, melainkan juga pada penggunaan teknologi terkini yang mampu menghemat pemakaian energi, bahan baku serta sumber daya alam secara signifikan.
Sulistiyanto menjelaskan, teknologi perintis yang digunakan antara lain pada boiler, evaporator dan pulp machine yang dapat mengurangi penggunaan batu bara hingga 671.600 ton per tahun. Selain itu, penggunaan kulit kayu pada wood bark gasification dapat menggantikan pemakaian gas alam sebesar 4.725.000 MMBTU per tahun.
Teknologi terkini pada proses wood preparation dan cooking dapat menghemat pemakaian kayu hingga 751.000 green ton per tahun, sementara teknologi dalam proses washing dan bleaching menghemat penggunaan air hingga 38.000.000 meter kubik per tahun.
Penulis: Whisnu Bagus Prasetyo/FMB
http://www.beritasatu.com/ekonomi/19...san-pajak.html
minta dibebaskan gan
"Rencananya pemangku kebijakan hari ini (21/7) akan kembali menggelar rapat koordinasi untuk membahas tax holiday di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu), seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Perindustrian (Kemperin), dan pihak lain," kata Direktur Tjiwi Kimia, Suhendra Wiriadinata, usai acara buka puasa bersama Media, di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu malam (20/7).
Oki Pulp & Paper Mills sedang membangun pabrik bubur kertas (pulp) dan tisu berkapasitas produksi 2 juta ton pulp dan 500.000 ton tisu per tahun dengan investasi yang terbilang fantastis yakni Rp 29-30 triliun.
Pabrik yang berlokasi di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan ini akan didanai dari China Development Bank Corporation (CDB) sebesar US$ 1,8 miliar dan sisanya dari internal termasuk dana hasil penerbitan saham baru (rights issue) Tjiwi Kimia beberapa waktu lalu. "Porsi pinjaman sekitar 70 persen dari total nilai proyek," kata Suhendra.
Suhendra mengungkapkan, jika pabrik ini sudah berproduksi optimal, kontribusi Ogan Komering Ilir terhadap devisa nasional diperkirakan mencapai Rp 14,84 triliun per tahun, dengan potensi pajak sebesar Rp 3,79 triliun. Keberadaan pabrik ini juga akan mampu menciptakan lapangan kerja untuk 3.450 orang dan lapangan kerja tidak langsung mencapai 7.000 orang.
"Hasil produksi pabrik mayoritas akan diekspor, dan diperkirakan akan meningkatkan ekspor Sumsel hingga 31,7 persen serta produk domestik bruto (PDB) sekitar 8,7 persen," kata Suhendra.
Melihat besarnya investasi dan kontribusi terhadap negara, Suhendra berharap, pemerintah segera menerbitkan pembebasan pajak penghasilan (PPh) Badan selama 10 tahun atas pembangunan pabrik kertas tisu OKI tersebut.
Menurut Suhendra, pembebasan pajak 10 tahun dinilai masih minim dibandingkan dengan insentif pajak di negara tetangga. Sebut saja Vietnam yang memberikan insentif pajak kepada pabrik Samsung hampir 30 tahun. "Saya berharap, negara Indonesia, bisa memberikan insentif pajak seperti di Vietnam," kata dia.
Managing Director Sinar Mas G. Sulistiyanto pernah mengatakan, nilai lebih dari pabrik tersebut bukan saja terletak pada kapasitas produksinya, melainkan juga pada penggunaan teknologi terkini yang mampu menghemat pemakaian energi, bahan baku serta sumber daya alam secara signifikan.
Sulistiyanto menjelaskan, teknologi perintis yang digunakan antara lain pada boiler, evaporator dan pulp machine yang dapat mengurangi penggunaan batu bara hingga 671.600 ton per tahun. Selain itu, penggunaan kulit kayu pada wood bark gasification dapat menggantikan pemakaian gas alam sebesar 4.725.000 MMBTU per tahun.
Teknologi terkini pada proses wood preparation dan cooking dapat menghemat pemakaian kayu hingga 751.000 green ton per tahun, sementara teknologi dalam proses washing dan bleaching menghemat penggunaan air hingga 38.000.000 meter kubik per tahun.
Penulis: Whisnu Bagus Prasetyo/FMB
http://www.beritasatu.com/ekonomi/19...san-pajak.html
minta dibebaskan gan

0
2.9K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan