- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Sesungguhnya tidak ada yang sepenuhnya kalah dan menang...menurut ane


TS
percyjackson29
Sesungguhnya tidak ada yang sepenuhnya kalah dan menang...menurut ane
Tren Jokowi jauh merosot mendekati saat pencoblosan yang sekaligus mengindikasikan bahwa "sihir" sosok pemimpin adi sakti (karakter penokohan) yang sebelumnya cukup kental memendungi NKRI perlahan mulai menipis...
Sosok Megawati, tampaknya adalah contoh cukup memadai untuk melihat betapa asosiasi antar soso-citra masih begitu lekat antar dua karakter yang secara sekilas sesungguhnya jauh berbeda dalam segi kemampuan.

Bayangan seorang Soekarno sebagai sang proklamator sesungguhnya masih sangat lekat di Nusantara - seseorang yang cerdas (satu), benari, namu sekaligus dekat dan dicintai oleh rakyatnya (2).
Atraksi calon1 dan 2 adalah memanifestasikan secara sekaligus sosok sang proklamator.
Naiknya suara Prabowo, yang awalnya tampak sangat remeh jika dibanding calon no 2 yang telah sejak awal cukup mem "bintang" bisa dipahami sebagai titik dimana pikiran rakyat mulai terbuka, dan tidak dengan mudah dipengaruhi oleh aspek2 masa lalu.
Hal ini mengingatkan jaman diman setiap kali sang proklamator berbicara didepan publik....rakyat akan berbondong2 untuk mendengarkan dan menyimak kata-katanya...
Hal tersebut terjadi pada pemilu kali ini....bahwa kharisma saja ternya tidak cukup...calon no 2. pun pada akhirnya melakukan manuver yang cukup impresif pada putaran debat terakhir untuk mengakomodir kemunduran yang sempat terjadi...
KEbangkitan intelektualitas, tanpa bermaksud merendahkan, namun jika ditilik dari perbandingan jumlah kelompok menengah keatas berbanding kelompok menengah di negeri ini....sesungguhnya kemenangan tokoh no. 2 tidaklah bisa disebut fenomental...
Sebab sekilas citra yang dibangkitkan dari aklamasi yang disuarakan adalah sebagai penemong kaum proletar, kelas menengah kebawah...yang bahkan diluar dugaan bisa dikatakan...banyak yang menyeberang, banyak yang mulai kritis akan arti logika dalam setiap debat capres, maupun orasi2 dari para calon.
Untunglah perkembangan tersebut disikapi dengan cukup baik oleh calon 2, terutama pada saat2 terakhir dan dari cara beliau membawa diri mendekati mapun pasca terpilih...
Harap diingat bahwa calon no 1 membawa "ban Hitan" (bukan karate) yang seharunya cukup membuatnya sukar untuk bisa kembali bersinar...atau bahkan seharusnya mudah ditaklukan oleh sosok yang berangkat dari gambaran yang cukup atau bahkan sangat putih dan dicintai banyak kalangan.
Tentu saja kualitas rakyatlah yang terpenting dalam membangkitkan sebuah bangsa,sudah saatnya seorang pemimpin berfungsi sebagai simbol kedaulatan sebuah negara...dan kelak bukan lagi tokoh pengarah massa seperti yang terjadi ..di era2 sebelumnya ...termasuk era sang proklamator Soekarno...
Hanya rakyat yang bisa menjaga diri dari gesekan antar sesama atau memiliki kesadaran serta kemuliaan untuk saling memuliakan lah yang pada akhirnya bisa membangun sebuah bangsa yang besar dengan simbol rambu2 kekuasaan disekeliling mereka yang berfungsi sebagai 'pengingat'...
Menurut ane...Indonesia adalah sebuah negara dengan frekwensi daya tangkap nalar serta keluwesan apresiasi atas sesama yang melesat tercepat saat ini ...
Mulai dari presiden militer, sipil, wanita, buta, yang bisa dilalui secara damai adalah sebuah bukti bahwa evolusi demokrasi di tanah nusantara ini adalah yang tercepat dimuka bumi sementara ini...
Pada akhirnya kelak arti seorang pemimpin tidak lebih dari sebuah simbol atas kedaulatan masyarakat yang bisa membentuk dan mengarahkan karakter mereka menuju sebuah nusantara yang jaya...
Ps. ane males ngecek ulang sebab panjang,...jadi kl ada yg salah2 keti ato salah2 kata...ya ma'ap...
kamu curang...
kamu jahat...

Sosok Megawati, tampaknya adalah contoh cukup memadai untuk melihat betapa asosiasi antar soso-citra masih begitu lekat antar dua karakter yang secara sekilas sesungguhnya jauh berbeda dalam segi kemampuan.

Bayangan seorang Soekarno sebagai sang proklamator sesungguhnya masih sangat lekat di Nusantara - seseorang yang cerdas (satu), benari, namu sekaligus dekat dan dicintai oleh rakyatnya (2).
Atraksi calon1 dan 2 adalah memanifestasikan secara sekaligus sosok sang proklamator.
Naiknya suara Prabowo, yang awalnya tampak sangat remeh jika dibanding calon no 2 yang telah sejak awal cukup mem "bintang" bisa dipahami sebagai titik dimana pikiran rakyat mulai terbuka, dan tidak dengan mudah dipengaruhi oleh aspek2 masa lalu.
Hal ini mengingatkan jaman diman setiap kali sang proklamator berbicara didepan publik....rakyat akan berbondong2 untuk mendengarkan dan menyimak kata-katanya...
Hal tersebut terjadi pada pemilu kali ini....bahwa kharisma saja ternya tidak cukup...calon no 2. pun pada akhirnya melakukan manuver yang cukup impresif pada putaran debat terakhir untuk mengakomodir kemunduran yang sempat terjadi...
KEbangkitan intelektualitas, tanpa bermaksud merendahkan, namun jika ditilik dari perbandingan jumlah kelompok menengah keatas berbanding kelompok menengah di negeri ini....sesungguhnya kemenangan tokoh no. 2 tidaklah bisa disebut fenomental...
Sebab sekilas citra yang dibangkitkan dari aklamasi yang disuarakan adalah sebagai penemong kaum proletar, kelas menengah kebawah...yang bahkan diluar dugaan bisa dikatakan...banyak yang menyeberang, banyak yang mulai kritis akan arti logika dalam setiap debat capres, maupun orasi2 dari para calon.
Untunglah perkembangan tersebut disikapi dengan cukup baik oleh calon 2, terutama pada saat2 terakhir dan dari cara beliau membawa diri mendekati mapun pasca terpilih...
Harap diingat bahwa calon no 1 membawa "ban Hitan" (bukan karate) yang seharunya cukup membuatnya sukar untuk bisa kembali bersinar...atau bahkan seharusnya mudah ditaklukan oleh sosok yang berangkat dari gambaran yang cukup atau bahkan sangat putih dan dicintai banyak kalangan.
Tentu saja kualitas rakyatlah yang terpenting dalam membangkitkan sebuah bangsa,sudah saatnya seorang pemimpin berfungsi sebagai simbol kedaulatan sebuah negara...dan kelak bukan lagi tokoh pengarah massa seperti yang terjadi ..di era2 sebelumnya ...termasuk era sang proklamator Soekarno...
Hanya rakyat yang bisa menjaga diri dari gesekan antar sesama atau memiliki kesadaran serta kemuliaan untuk saling memuliakan lah yang pada akhirnya bisa membangun sebuah bangsa yang besar dengan simbol rambu2 kekuasaan disekeliling mereka yang berfungsi sebagai 'pengingat'...
Menurut ane...Indonesia adalah sebuah negara dengan frekwensi daya tangkap nalar serta keluwesan apresiasi atas sesama yang melesat tercepat saat ini ...
Mulai dari presiden militer, sipil, wanita, buta, yang bisa dilalui secara damai adalah sebuah bukti bahwa evolusi demokrasi di tanah nusantara ini adalah yang tercepat dimuka bumi sementara ini...
Pada akhirnya kelak arti seorang pemimpin tidak lebih dari sebuah simbol atas kedaulatan masyarakat yang bisa membentuk dan mengarahkan karakter mereka menuju sebuah nusantara yang jaya...
Ps. ane males ngecek ulang sebab panjang,...jadi kl ada yg salah2 keti ato salah2 kata...ya ma'ap...
kamu curang...
kamu jahat...

Diubah oleh percyjackson29 24-07-2014 03:16
0
1.8K
20
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan