hallo agan/sist kaskuser semua golongan yang bijak dan budiman! hari Selasa tanggal 22 Juli, nih. menurut agan/sist ada yang spesial gak? mungkin buat sebagian kaskuser terutama yang udah punya hak pilih tanggal 22 Juli ini cukup dinanti nanti ya mirip kalo buka puasa jam 5.40 tapi agan/wati duduk didepan jam 5.30, berasa lama banget. oke gak usah basa basi, thread ini hanya opini TS, TS tidak minta ditimpuk apa apa, cukup komentar agar thread ini tidak tenggelam dan bisa dibaca kaskuser budiman ataupun ababil labil lebay. aduh, check it out!
Spoiler for pertama:
TS punya pertanyaan buat agan/sist. apa sih gan/sist untungnya ribut capres/cawapres?
maksud TS gini, TS tau kalo masih anak anak, nyatanya TS masih SMK dan belum punya hak pilih. tapi kenapa sih harus memperdebatkan apa yang seharusnya tidak kita ributkan? debat capres/cawapres sudah ada, trus agan/sist yang jadi penonton kenapa harus marah marah?
Spoiler for kedua:
kita lihat, sejak gonjang ganjing pen-capres/cawapresan Bapak Prabowo-Hatta dan Bapak Jokowi-Kalla, kenapa yang tadinya berteman jadi bermusuhan? kenapa? menguntungkan buat agan/sist?
Spoiler for ketiga:
kita lihat lagi, sejak debut mereka ramai bahkan tukang tarik becak-pun yang awam hal politik dengan kita tau sendiri yang mungkin (maaf) pendidikannya tidak terlalu tinggi-pun ikut berbicara dan ambil keputusan. tapi sama dengan keterangan awal, hal itu membuat mereka yang pro dan kontra salah satu capres/cawapres bermusuhan. apa masalah mereka dengan capres/cawapres?
Spoiler for keempat:
ini koreksi untuk ABG awam seperti TS ya gan/sist, TS bukan pro Prabowo, bukan juga pro Jokowi. lihat di jejaring Facebookatau Twitter misalnya, banyak ABG yang mempermasalahkan tragedi 1998, padahal ABG yang belum punya hak pilih itu jika dihitung belum berumur 17 tahun dan tentunya jika belum berumur 17 tahun dia sama sekali tidak mengenal tragedi 1998, walaupun misal tau mungkin hanya dari Google, kan? itu tulisan? karangan? opini? berbukti-kah? umur masih dibawah 17 tahun mungkin-kah dia pakar politik?
Spoiler for kelima:
tidak perlu jadi pakar politik dadakan. ya, manusia yang biasa dikenal dengan "musiman" karena hal yang booming. misal dengan pemilu/pilpres ini mendadak jadi pakar dari capres/cawapres, mengorek kesalahan yang dimiliki kubu lawan. gan/sist, masih ingat don't judge by the cover kan? walaupun dengan mengorek kekurangan kubu lawan kita tau dalamnya bukan hanya kulitnya, tapi apakah agan/sist baik luar dalam?
pahlawan kita bekerja keras bertaruh nyawa demi Indonesia merdeka, sumpah pemuda-nya untuk persatuan Indonesia, keringat dan darahnya demi senyum dan tawa penerus bangsa atas kemerdekaan yang membanggakan. tapi kenapa penerus bangsa dengan mudahnya terpecah belah. baru saja pemilu/pilpres debat dimana mana, mau jadi apa Indonesia? jadi apa guna perjuangan pahlawan?
Spoiler for kedelapan:
TS memang anak kecil, TS awam, tapi TS risik dengan keadaan yang seperti ini. media online saling tuduh, teman TS saling hujat, tetangga yang sedang ngobrol-pun ikut debat, buka kaskus masih saja dijenuhkan suasana debat antar TS. buat apa?
Spoiler for kesembilan:
yang TS ingin, siapapun yang jadi presiden dan wakilnya, jangan lupakan sila ketiga. dan apapun hasilnya, jangan sekali kali melupakan sejarah
Spoiler for kesepuluh:
demikian opini TS yang sepertinya cukup melegakan karena dapat dibagikan. mohon maaf untuk pihak yang bersangkutan, FYI TS masih 16 tahun jadi belum punya hak pilih. dan kalau mau dibilang sok tau atau sok memberi nasehat ke orang tua ya sekali lagi TS mohon maaf. TS minta komentar, saran, kritik, dan tanggapan agar wawasan kita tambah luas.