IrwanryuAvatar border
TS
Irwanryu
Nasib mu VIVA group sungguh malang
Terseret Kepentikan Politik, Saham VIVA Terus Tergelincir Sejak Pilpres

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan saham PT Visi Media Asia (VIVA) milik grup Bakrie menunjukkan trend menurun sejak periode pemilihan presiden dimulai. Awalnya, penurunan saham VIVA disebabkan media yang dinaungi emiten tersebut menyiarkan program hitung cepat atau quick count pemilu oleh stasiun televisi yang berada di bawah kendalinya, TV One.

Menurut analis Trust Securities Reza Priyambada, menurunnya saham VIVA tersebut bukan karena kinerja perseroan yang buruk. Reza mengungkapkan, sentimen pasar terkait politik yang menjadi biang keladi menukiknya saham VIVA. "Turun lebih karena sentimen politik. Bukan karena kinerjanya yang turun," kata Reza kepada Kompas.com, Rabu (23/7/2014).

Sentimen yang membuat pergerakan saham VIVA kurang menguntungkan tersebut, ujar Reza, lebih disebabkan penanyangan program hitung cepat yang menurut pasar agak "berbeda" dibandingkan yang lainnya. Sehingga, respon pasar bisa saja tidak terlalu positif.

"Ekspektasi tayangan yang berbeda sendiri membuat audiens bisa berkurang. Sehingga, pendapatan bagi perusahaan juga berkurang," jelas dia.

Lalu, kapan saham VIVA akan kembali terdongkrak naik? Reza mengungkapkan, saham perseroan tersebut tidak akan langsung naik secara instan saat hasil pemilihan presiden diumumkan. Ada proses menuju kenaikan tersebut, setidaknya setelah pemerintahan baru terbentuk dan situasi politik telah mulai kondusif.

"Turun dulu. Kan sudah sesuai ekspektasi siapa presidennya. Setelah itu konsolidasi dulu. Kemudian Oktober sampai Desember bisa ada waktu untuk window dressing," jelas Reza.

Meski demikian, Reza memandang pada dasarnya penurunan saham VIVA tidak terlalu tajam. Selain itu, performa saham VIVA juga dinilainya lebih baik bila dibandingkan emiten sejenis, misalnya MNCN. Sehingga, penurunan saham VIVA menurut dia tidak terlalu mengkhawatirkan.

Pada paruh pertama perdagangan siang ini, saham VIVA melorot sebesar 1,45 persenmenjadi Rp 204 per lembar saham. Hal ini berbeda dengan pergerakan IHSG yang menguat pada periode perdagangan tersebut. Namun pada penutupan pasar, saham emiten ini ditutup menguat tipis sebesar 0,97 persen di level Rp 209 per saham.

Sebelum pilpres, tepatnya pada 8 Juli, saham VIVA ditutup di Rp 268 per saham. Namun setelah tanggal itu, saham emiten ini terus tertekan.

sumur: http://bisniskeuangan.kompas.com/rea....Sejak.Pilpres

Ini akibatnya kehilangan banyak audience sekarang belum lagi ijin penyiaran TV one mau dicabut. Andai TV one gak beda sendiri pas quick count kemarin gak mungkin sampe hari ini makin anjlok.
0
1.5K
7
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan