- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jangan Pakai Pakaian Bermerek Gan !!! BAHAYA


TS
estilo.com
Jangan Pakai Pakaian Bermerek Gan !!! BAHAYA
Berhubung ane ga suka basa basi, jd langsung aj gan
Quote:
Pernahkah terlintas dibenak kita, bahwa pakaian bermerek yang kita kenakan itu beracun alias mengandung kimia yang dapat menganggu kesehatan kita? Hal inilah yang dipertanyaakan oleh Greenpeace sehingga mereka melakukan penelitian sejak bulan April 2012.
Siapa Itu Greenpeace?
Pakaian Bermerek BeracunGreenpeace adalah sebuah organisasi yang dikenal untuk tindakan melindungi lingkungan dan gerakan anti-nuklir. Tidak hanya berhenti disana, gerakan organisasi ini juga meliputi perlindungan hutan terutama hutan hujan dan laut. Baru-baru ini, organisasi ini mulai meneliti tentang pakaian karena pakaian adalah sesuatu yang sering kita kenakan, apalagi beberapa dari kita sangat suka pakaian bermerek. Bahkan organisasi ini pernah melakukan Kampaye Detox pada bulan Juli 2011 untuk memerangi pencemaran air oleh industri. Dengan adanya kampaye ini, dunia menemukan bahwa salah satu manufaktur tekstil brand global melakukan pencemaran air di Cina.
Pakaian Bermerek Mengandung Racun
Berdasarkan artikel di Times New York, Greenpeace pada bulan April membeli sebanyak 141 pakaian dari 20 merek fashion internasional di 29 negara. Pakaian-pakaian ini setidaknya diproduksi oleh 18 negara yang berbeda. Setelah membelinya, Greenpeace mulai mengujinya. Dalam pengujian ini, mereka menemukan
4 pakaian mengandung beberapa bahan yang dapat memicu kanker.
89 pakaian (69% dari 141 pakaian yang diuji) mengandung nonylphenol ethoxylat (NPEs) yang sudah dibatasi pengunaannya di Uni Eropa karena berbahaya bagi keselamatan manusia dan lingkungan
Dai pengujian tersebut Greenpeace mengeluarkan daftar merek yang memiliki bahan pakaian yang beracun dan yang aman. Pakain bermerek yang termasuk aman adalah H&M, G-Star Raw dan Levi.
Metode Pengujian Greenpeace
Memang penelitian Greenpeace berbeda dengan yang lain karena mereka melihat dari berbagai segi baik sebagai bahan dasar pembuatan pakaian, peralatan yang digunakan atau sebagai residu yang tersisa dari proses manufaktur. Metode pengujian yang digunakan Greenpeace:
Semua pakaian bermerek yang dijadikan sampel diuji konsentrasi NPEs
Pakaian yang diwarnai ditest apakah mengandung carcinogenic amines yang biasanya terkandung pada zat-zat perwarna kain. Carcinogenic amines dianggap berbahaya bagi manusia dan lingkungan
31 pakaian yang menggunakan plastisol print diuji apakah mereka mengandung Phthalates. Phthalates dapat ditemukan pada bahan yang digunakan untuk memprint gambar ke pakaian. U.S sudah melarang pengunaan zat ini pada mainan anak serta pakaian karena dapat menyebabkan kanker dan ganguan pada sistem endokrin (sistem kontrol kelenjar yang bertugas meghasilkan hormon)
63 pakaian dianalisa meggunakan non quantitative chemical screening untuk memeriksa apakah ada bahan kimia lain yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Semoga artikel Pakaian Bermerek Beracun ini menyadarkan kita bahwa merek itu tidak begitu penting karena malahan ada beberapa merek pakaian terkenal mengandung racun.
Artikel ini diterjemahkan dan disadur dari Times oleh –hm-
Siapa Itu Greenpeace?
Pakaian Bermerek BeracunGreenpeace adalah sebuah organisasi yang dikenal untuk tindakan melindungi lingkungan dan gerakan anti-nuklir. Tidak hanya berhenti disana, gerakan organisasi ini juga meliputi perlindungan hutan terutama hutan hujan dan laut. Baru-baru ini, organisasi ini mulai meneliti tentang pakaian karena pakaian adalah sesuatu yang sering kita kenakan, apalagi beberapa dari kita sangat suka pakaian bermerek. Bahkan organisasi ini pernah melakukan Kampaye Detox pada bulan Juli 2011 untuk memerangi pencemaran air oleh industri. Dengan adanya kampaye ini, dunia menemukan bahwa salah satu manufaktur tekstil brand global melakukan pencemaran air di Cina.
Pakaian Bermerek Mengandung Racun
Berdasarkan artikel di Times New York, Greenpeace pada bulan April membeli sebanyak 141 pakaian dari 20 merek fashion internasional di 29 negara. Pakaian-pakaian ini setidaknya diproduksi oleh 18 negara yang berbeda. Setelah membelinya, Greenpeace mulai mengujinya. Dalam pengujian ini, mereka menemukan
4 pakaian mengandung beberapa bahan yang dapat memicu kanker.
89 pakaian (69% dari 141 pakaian yang diuji) mengandung nonylphenol ethoxylat (NPEs) yang sudah dibatasi pengunaannya di Uni Eropa karena berbahaya bagi keselamatan manusia dan lingkungan
Dai pengujian tersebut Greenpeace mengeluarkan daftar merek yang memiliki bahan pakaian yang beracun dan yang aman. Pakain bermerek yang termasuk aman adalah H&M, G-Star Raw dan Levi.
Metode Pengujian Greenpeace
Memang penelitian Greenpeace berbeda dengan yang lain karena mereka melihat dari berbagai segi baik sebagai bahan dasar pembuatan pakaian, peralatan yang digunakan atau sebagai residu yang tersisa dari proses manufaktur. Metode pengujian yang digunakan Greenpeace:
Semua pakaian bermerek yang dijadikan sampel diuji konsentrasi NPEs
Pakaian yang diwarnai ditest apakah mengandung carcinogenic amines yang biasanya terkandung pada zat-zat perwarna kain. Carcinogenic amines dianggap berbahaya bagi manusia dan lingkungan
31 pakaian yang menggunakan plastisol print diuji apakah mereka mengandung Phthalates. Phthalates dapat ditemukan pada bahan yang digunakan untuk memprint gambar ke pakaian. U.S sudah melarang pengunaan zat ini pada mainan anak serta pakaian karena dapat menyebabkan kanker dan ganguan pada sistem endokrin (sistem kontrol kelenjar yang bertugas meghasilkan hormon)
63 pakaian dianalisa meggunakan non quantitative chemical screening untuk memeriksa apakah ada bahan kimia lain yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Semoga artikel Pakaian Bermerek Beracun ini menyadarkan kita bahwa merek itu tidak begitu penting karena malahan ada beberapa merek pakaian terkenal mengandung racun.
Artikel ini diterjemahkan dan disadur dari Times oleh –hm-
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah merek pakaian ternama mengandung bahan kimia berbahaya bagi lingkungan. Hal ini terungkap dalam laporan investigasi terbaru Greenpeace bertajuk "Benang Beracun - Merek Fashion Ternama Terjahit Dengannya".
Investigasi Greenpeace dilakukan dengan mengambil sampel produk pakaian ternama yang beredar di 27 negara, termasuk Indonesia. Sejumlah 141 produk pakaian dikoleksi dari toko-toko resmi penjual produk tersebut selama bulan April 2012 dan diteliti di laboratorium Greenpeace di Inggris.
Hasil investigasi terbaru menemukan bahwa 20 pakaian merek ternama mengandung bahan beracun yang bisa mengganggu hormon dan menyebabkan kanker. Dari 141 produk, 89 diantaranya mengandung bahan beracun. Salah satu merek yang mengandung bahan beracun adalah Zara.
"Beberapa produk Zara yang diuji, hasilnya positif mengandung zat yang akan terurai membentuk bahan kimia penyebab kanker atau gangguan hormon," kata Martin Hijsik, Koordinator Kampanye Detox Greenpeace International.
Dari penelitian Greenpeace, salah satu produk Zara mengandung NPEs (Etoksilat polifenol) dengan konsentrasi tertinggi, mencapai 1000 ppm. Sementara, dua produk Zara lainnya memiliki kandungan pewarna azo.
Hilda Meutia, Koordinator Water Patrol Greenpeace Indonesia menjelaskan, NPEs adalah senyawa surfaktan yang pada hewan dan manusia dapat menggangu hormon. Pewarna azo akan melepaskan amines yang bisa menyebabkan kanker.
"Gangguan hormon dan kanker tidak muncul segera tetapi dalam jangka panjang. Bahan dapat masuk lewat rantai makanan," kata Hilda dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/11/2012). Bahan bisa masuk ke lingkungan saat pembuangan limbah ataupun saat produk dicuci.
Selain Zara, produk lain yang juga mengandung bahan beracun adalah Metersbonwe, Levi's, C & A, Mango, Calvin Klein, Jack & Jones dan Marks & Spencer.NPEs dan pewarna azo juga ada dalam produk itu, ditambah phthalates, senyawa untuk fleksibilitas dan keawetan yang bersifat karsinogenik.
Produk dari C & A, Levi's, Marks & Spencer, Mango, Jack & Jones dan Metersbonwe adalah yang mengadung konsentrasi NPEs tertinggi. Sementara, phthalates dijumpai pada produk Tommy Hilfiger, Armani dan Victoria's Secret.
Berdasarkan laporan itu, Ahmad Ashov, Jurukampanye Air Bebas Racun Greenpeace Indonesia mengatakan, "Greenpeace menuntut merek fashion untuk berkomitmen terhadap nol pembuangan terhadap bahan kimia berbahaya pada tahun 2020."
Ia menambahkan, Greenpeace juga menuntun para pemasok produk untuk mengungkapkan semua bahan kimia beracun yang dilepaskan dari fasilitas yang dimiliki kepada masyarakat di lokasi pencemaran air.
Investigasi Greenpeace dilakukan dengan mengambil sampel produk pakaian ternama yang beredar di 27 negara, termasuk Indonesia. Sejumlah 141 produk pakaian dikoleksi dari toko-toko resmi penjual produk tersebut selama bulan April 2012 dan diteliti di laboratorium Greenpeace di Inggris.
Hasil investigasi terbaru menemukan bahwa 20 pakaian merek ternama mengandung bahan beracun yang bisa mengganggu hormon dan menyebabkan kanker. Dari 141 produk, 89 diantaranya mengandung bahan beracun. Salah satu merek yang mengandung bahan beracun adalah Zara.
"Beberapa produk Zara yang diuji, hasilnya positif mengandung zat yang akan terurai membentuk bahan kimia penyebab kanker atau gangguan hormon," kata Martin Hijsik, Koordinator Kampanye Detox Greenpeace International.
Dari penelitian Greenpeace, salah satu produk Zara mengandung NPEs (Etoksilat polifenol) dengan konsentrasi tertinggi, mencapai 1000 ppm. Sementara, dua produk Zara lainnya memiliki kandungan pewarna azo.
Hilda Meutia, Koordinator Water Patrol Greenpeace Indonesia menjelaskan, NPEs adalah senyawa surfaktan yang pada hewan dan manusia dapat menggangu hormon. Pewarna azo akan melepaskan amines yang bisa menyebabkan kanker.
"Gangguan hormon dan kanker tidak muncul segera tetapi dalam jangka panjang. Bahan dapat masuk lewat rantai makanan," kata Hilda dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/11/2012). Bahan bisa masuk ke lingkungan saat pembuangan limbah ataupun saat produk dicuci.
Selain Zara, produk lain yang juga mengandung bahan beracun adalah Metersbonwe, Levi's, C & A, Mango, Calvin Klein, Jack & Jones dan Marks & Spencer.NPEs dan pewarna azo juga ada dalam produk itu, ditambah phthalates, senyawa untuk fleksibilitas dan keawetan yang bersifat karsinogenik.
Produk dari C & A, Levi's, Marks & Spencer, Mango, Jack & Jones dan Metersbonwe adalah yang mengadung konsentrasi NPEs tertinggi. Sementara, phthalates dijumpai pada produk Tommy Hilfiger, Armani dan Victoria's Secret.
Berdasarkan laporan itu, Ahmad Ashov, Jurukampanye Air Bebas Racun Greenpeace Indonesia mengatakan, "Greenpeace menuntut merek fashion untuk berkomitmen terhadap nol pembuangan terhadap bahan kimia berbahaya pada tahun 2020."
Ia menambahkan, Greenpeace juga menuntun para pemasok produk untuk mengungkapkan semua bahan kimia beracun yang dilepaskan dari fasilitas yang dimiliki kepada masyarakat di lokasi pencemaran air.
Diubah oleh estilo.com 22-07-2014 16:54
0
3.4K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan