- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menkopolhukam Djoko Suyanto : Jangan Sampai Ahok Marah 22 Juli Nanti


TS
NasiLemak
Menkopolhukam Djoko Suyanto : Jangan Sampai Ahok Marah 22 Juli Nanti
Menkopolhukam: Jangan Sampai Ahok Marah 22 Juli Nanti
"Tidak dilarang. Nanti dilarang dibilang nggak demokratis."
Kamis, 17 Juli 2014, 15:02 Aries Setiawan, Nila Chrisna Yulika

VIVAnews - Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto tidak melarang calon Presiden dan Wakil Presiden untuk membawa massa ke Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014. Asalkan, bisa menjamin tidak melakukan kerusuhan.
"Tidak dilarang. Nanti dilarang dibilang nggak demokratis. Tapi mereka dalam artian timses atau korlap harus mengerti kalau sudah kumpul massa, susah dikontrol," kata Djoko Suyanto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 17 Juli 2014.
Kata dia, jika sampai terjadi kerusuhan maka aparat keamanan tidak akan segan-segan untuk bertindak tegas. "Pokoknya rusuh-rusuh, ditangkap," ujar Djoko.
Menurutnya, pelaksaan Pilpres saat ini sudah bagus. Jangan sampai hanya karena mengumpulkan massa sehingga terjadi kerusuhan. "Kalau sudah bagus jangan diapa-apain, diganggu sekelompok kecil orang," kata dia.
Kata Djoko, termasuk tidak merusak taman kota. Seperti saat pendaftaran capres-cawapres beberapa waktu lalu, taman kota di sekitar Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, rusak akibat terinjak-injak oleh pendukung pasangan calon.
Akibatnya, Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok marah. Ahok menilai ulah parpol dan pendukungnya adalah bukti pembelajaran politik yang buruk. [Baca Taman KPU Rusak, Ahok Hukum Pendukung Jokowi dan Prabowo]
"Jangan sampai Ahok marah lagi. Kemarin pas deklarasi kemarin siapa yang marah? Yang marah kan Ahok, tamannya dirusak. Jadi itu yang harus diperhatikan oleh timses, jangan rusak taman," kata dia.
"Silakan mau unjuk rasa asal jangan melanggar hukum. Simpel saja. Kalau melanggar hukum tidak boleh," Djoko menambahkan.
http://politik.news.viva.co.id/news/...-22-juli-nanti
Cuman bisa Ngakak...
"Tidak dilarang. Nanti dilarang dibilang nggak demokratis."
Kamis, 17 Juli 2014, 15:02 Aries Setiawan, Nila Chrisna Yulika

VIVAnews - Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto tidak melarang calon Presiden dan Wakil Presiden untuk membawa massa ke Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014. Asalkan, bisa menjamin tidak melakukan kerusuhan.
"Tidak dilarang. Nanti dilarang dibilang nggak demokratis. Tapi mereka dalam artian timses atau korlap harus mengerti kalau sudah kumpul massa, susah dikontrol," kata Djoko Suyanto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 17 Juli 2014.
Kata dia, jika sampai terjadi kerusuhan maka aparat keamanan tidak akan segan-segan untuk bertindak tegas. "Pokoknya rusuh-rusuh, ditangkap," ujar Djoko.
Menurutnya, pelaksaan Pilpres saat ini sudah bagus. Jangan sampai hanya karena mengumpulkan massa sehingga terjadi kerusuhan. "Kalau sudah bagus jangan diapa-apain, diganggu sekelompok kecil orang," kata dia.
Kata Djoko, termasuk tidak merusak taman kota. Seperti saat pendaftaran capres-cawapres beberapa waktu lalu, taman kota di sekitar Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, rusak akibat terinjak-injak oleh pendukung pasangan calon.
Akibatnya, Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok marah. Ahok menilai ulah parpol dan pendukungnya adalah bukti pembelajaran politik yang buruk. [Baca Taman KPU Rusak, Ahok Hukum Pendukung Jokowi dan Prabowo]
"Jangan sampai Ahok marah lagi. Kemarin pas deklarasi kemarin siapa yang marah? Yang marah kan Ahok, tamannya dirusak. Jadi itu yang harus diperhatikan oleh timses, jangan rusak taman," kata dia.
"Silakan mau unjuk rasa asal jangan melanggar hukum. Simpel saja. Kalau melanggar hukum tidak boleh," Djoko menambahkan.
http://politik.news.viva.co.id/news/...-22-juli-nanti
Cuman bisa Ngakak...

0
8.9K
71


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan