Selama Juni 2014, utang pemerintah Indonesia naik sekitar Rp 46 triliun. Hingga akhir Juni 2014, utang pemerintah tersebut mencapai Rp 2.507,52 triliun.

Secara rasio terhadap PDB total di 2013, utang pemerintah Indonesia berada di level 25,5% hingga Juni 2014.

Namun, jumlah utang pemerintah dengan denominasi dolar AS hingga Juni 2014 mencapai US$ 209,5 miliar, turun dibandingkan posisi Mei 2014 yang US$ 211,99 miliar. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS membuat jumlah utang pemerintah dalam rupiah naik.

Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Senin (21/7/2014).

Utang pemerintah di Juni 2014 tersebut terdiri dari pinjaman Rp 696,35 triliun, naik dibandingkan Mei 2014 yang mencapai Rp 681,21 triliun. Kemudian berupa surat berharga Rp 1.811,17 triliun, naik dibandingkan posisi Mei 2014 yang mencapai Rp 1.780,15 triliun.

Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 9.804 triliun, maka rasio utang Indonesia hingga Juni 2014 sebesar 25,5%.

Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga Juni 2014 adalah:

Bilateral: Rp 372,66 triliun
Multilateral: Rp 278,27 triliun
Komersial: Rp 42,7 triliun
Supplier: Rp 241 miliar
Pinjaman dalam negeri: Rp 2,41 triliun


Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:

Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
Tahun 2013: Rp 2.371,39 triliun (28,7%)
Juni 2014: Rp 2.507,52 triliun (25,5%)

sumber