- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jadi Operator BUK / SA11 / SA17 (SAM Rudal) ? #pray4MH17


TS
jme
Jadi Operator BUK / SA11 / SA17 (SAM Rudal) ? #pray4MH17
Hi agan / agan wati
mudah-mudahan gak

Sebelumnya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban, semoga ditempatkan disisiNYA diberi kemuliaan dan keluarga yang ditinggalkan diberi penghiburan dan ketabahan.
THREAD ini bukan untuk mengangkat luka para keluarga yang ditinggalkan, namun mudah-mudahan menjadi ilmu pengetahuan buat yang membacanya 

Tragedi MH17
Malaysian Airlines Flight 17 (MH17 / MAS17)

MH17 adalah penerbangan reguler internasional terjadwal milik airliner Malaysia yang dijadwalkan melakukan penerbangan dari Amsterdam, Belanda (AMS) menuju ke Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) dengan menggunakan pesawat jenis Boeing 777-200ER dengan nomor registrasi 9M-MRD.
MH17 diketahui lost contact dan jatuh di wilayah timur Ukraina pada tanggal 17 Juli 2014 pukul 1415 GMT (actual site : Near Hrabove, Donetsk Oblast, Ukraine - 48°7′56″N 38°39′19″E).
Kemudian dilaporkan bahwa keseluruhan penumpang dan awak pesawat berjumlah 298 orang diketahui meninggal

Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyatakan bahwa pesawat ditembak jatuh oleh Peluru Kendali - Rudal darat ke udara / surface to air missile (SAM) berjenis SA11 / SA17 atau di Rusia lebih dikenal dengan BUK.
sumber : wikipedia.org
Cara Kerja SAM
S
Sebelumnya buat para suhu yg jam terbangnya lebih banyak mohon CMIIW 


Missile atau Peluru Kendali (ind) dapat diartikan sebagai sebuah sistem persenjataan berupa peluru (biasanya memiliki hulu ledak) yang memiliki sistem pengendalian secara khusus. Dengan begitu meski ditembakan dari lokasi yang relatif jauh tingkat akurasi dan presisi tembakan dapat dicapai bahkan kepada sasaran bergerak sekali pun. Surface to Air Missile (SAM) adalah jenis peluru kendali yang ditembakan dari darat kepada sasaran bergerak diudara (biasanya pesawat militer)
untuk menembakan SAM dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu :
1. Survaillance. Yaitu proses sistematis untuk mengamati dan atau mengamati terhadap calon target pada wilayah tertentu. Biasanya digunakan perangkat atau sistem RADAR atau dengan penginderaan baik manual dan satelit.
2. Indentifikasi "Musuh" atau "Calon Musuh" atau "Teman". Seluruh pesawat militer dan sipil pada dasarnya memiliki transponder untuk mengidentifikasikan dirinya kepada radar dan sistem penginderaan lainnya. Shingga sistem penginderaan akan melakukan semacam identifikasi terhadap pesawat yang diamati/diawasi, apabila signal yang dikirim pesawat tersebut adalah milik penerbangan sipil atau dari pesawat militer milik sendiri maka tidak akan ada aksi yang diambil alias dianggap "Teman". Apabila tidak ada signal balikan yang dikirimkan maka pesawat dianggap sebagai "Calon Musuh", yang dapat berubah dalam waktu cepat menjadi "Musuh" berdasarkan profile yang dikenali (misal cara terbang, ketinggian dan lain-lain). Dalam kondisi perang dan high alert dibutuhkan seorang analis yang baik dan terlatih secara psikologis dan teknis untuk mengenali pesawat musuh, bisa-bisa pesawat "Teman" yang tertembak, atau malah "Musuh" yang tidak dikenali.
3. Pre-Launch. Petugas Bagian Senjata (pada sistem berawak satu orang, hal ini bisa dilakukan oleh orang yang sama) memilih dan menyiapkan peluru kendali yang sesuai berdasarkan jarak jelajah dan ketinggian target. Pada proses pre-launch biasanya dilakukan proses "local system test" untuk memastikan operasional peluru kendali. Jika sistem SAM ditempatkan pada fasilitas atau instalasi tertentu maka ada kalanya peluru kendali harus ditempatkan pada "tabung peluncuran" secara manual.
4. Launch. Operator menekan tombol "Tembak/Launch" kemudian seketika peluru kendali diluncurkan dari permukaan (darat/laut) menuju sasaran diudara.


5. Tracking & MidCourse. Setelah missile diluncurkan sistem peluncur didarat terus mengamati dan mengawasi target diudara, khususnya menyangkut, lokasi, arah dan kecepatan. seluruh informasi ini ditransmisikan dari sistem peluncur di permukaan (baik pusat kontrol, kendaraan, maupun kapal laut) kepada missile yang sedang mengudara. Dengan demikian missile mampu menyesuaikan arah, ketinggian dan kecepatannya kepada target.
6. Homing. Dalam jarak tertentu dari target untuk alasan presisi dan keamanan, maka beberapa missile dirancang untuk tidak menggunakan lagi informasi dari permukaan melainkan menggunakan radar yang ada padanya untuk mencari dan menetapkan target. Sehingga panduan sistem peluncur tidak lagi digunakan.
7. Intercept (Target Destruction). Setelah dekat maka Sistem Infra Red (IR) yang ada pada missile secara otomatis menentukan posisi dan tingkat efektifitas ledakan sehingga daya ledak dianggap maksimal, untuk kemudian mendetonasi ledakan, dan "BOOM" target meledak. Pada beberapa kasus sistem IR tidak berhasil menentukan dan atau mendetonasi, sehingga. tidak terjadi ledakan meskipun peluru kendali sampai ke tujuan, ini disebut "MISSES", meski demikian hulu ledak tetap berbahaya. Jadi biasanya ledakan terjadi SETELAH peluru menembus lapisan terluar target, jika di setting ledakan terjadi SAAT menyentuh lapisan terluar maka efek ledakan tidak akan maksimal. Lihat gambar berikut :

Bekerja pada SA11/SA17 atau lebih dikenal BUK
Sebenernya udah banyak yang bahas tentang BUK jadi secara teknis tidak membahas masalah spesifikasi teknis dan kemampuan BUK, jika agan tertarik dengan BUK refer ke thread agan embolisasiatau agan cybertron1987 atau agan ahmshop09

Gambar dan video diatas menunjukkan isi dari sistem peluncur BUK, TELAR (Transporter Erector Launcher And Radar), yg dispekulasikan menjadi penyebab utama jatuhnya MH17.
Sebagai recap, BUK adalah sistem peluru kendali anti pesawat dengan jarak jangkau dan ketinggian menengah,jarak maksimum adalah 13 NauticalMile dan ketinggian maksimum 39.000 kaki ( info : MH17 terbang di ketinggian 33.000 kaki, sedangkan otoritas udara menyatakan wilayah udara Ukraina diatas 32.000 kaki adalah aman untuk dilalui pesawat komersial). Sebagaimana layaknya peluru kendali maka BUK menggunakan sistem tracking, homing dan identification via Radar. Missile menggunakan acuan berdasarkan informasi yang dikirimkan dari TELAR untuk mengarahkan dirinya kepada target spesifik.
Namun jika melihat kondisi TELAR dalam video dan gambar tersebut maka adalah suatu kesulitan untuk membedakan mana pesawat "Teman" atau pesawat "Musuh". Pada dasarnya operator hanya akan melihat pesawat sebagai dot yang blips pada radar mereka (gambar berikut).

Akan tetapi pada era soviet sistem BUK telah dikembangkan dengan sistem IFF (Indentify Friends and Foe) sehingga sistem dengan sangat konvensional bisa membedakan antara pesawat sipil dengan pesawat militer teman dan lawan. Sedemikian sehingga operator yang DILATIH dengan baik akan mampu membedakan mana pesawat "Teman" mana pesawat "Musuh".
Sayangnya dalam kondisi high alert dan dalam tekanan perang biasanya missing signal atau miss identification kerap terjadi, kerusakan alat atau perangkat dan kesalahan interpretasi terhadap data yang minim berujung pada kesalahan analisa terhadap apa yang dihadapi. Sehingga kemungkinan salah sasaran sangat dimungkinkan.
BTW Kalau mo ngerasain jadi operator SAM ada lho simulatornya, jadi kaskuser bisa liat betapa susahnya proses meluncurkan misil, jadi hanya orang2 terlatih dan terpilih yang bisa jadi operator.
Spekulasi dan Pelajaran jika benar Penembakan oleh BUK terhadap pesawat sipil

Pada dasarnya rute yang dipilih MH17 adalah benar dalam hal ini mengambil jarak terpendek (berupa kurva melingkar sesuai bentuk bumi) dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi penerbangan. Ditambah lagi tidak ada pembatasan dan larangan terbang di jalur yang ditentukan (Airway L980) baik dari Federasi Penerbangan maupun dari EuroControl, akan tetapi sebelumnya pemerintah Rusia dan Ukraina menyatakan pembatasan wilayah udara dibawa 32000 kaki. Sedangkan MH17 terbang di ketinggian 33000 kaki, sehingga secara legal maka MH17 terbang pada wilayah yag "aman".
Sebenarnya tidak hanya MH17 saja yang melewati jalur tersebut tercatat dalam waktu Reguler Terjadwal maka terdapat KLM flight 809 dan Thai Airways flight 931 yang juga melewati rute tersebut. Bahkan dalam laporan yang belum dapat dikonfirmasi pada saat MH17 ditembak, terdapat dua pesawat komersial Singapore Airlines SQ351 (B777) dan Air India AI113 (B787) yang berada disekitarnya.

Seperti disebutkan tekanan masa perang dan masa damai amat sangat berbeda bagi seorang prajurit dengan doktrinasi perang. Maka prinsip kill or to be kill akan sangat menentukan. Kejadian Iran Air Flight 655 (kalo sempet diceritain di thread laen), memberi pelajaran bahwa minimnya data intelijen dan tekanan psikologis pada saat perang dapat menimbulkan korban yang tidak seharusnya.
Spekulasi jatuh karena ditembak sangat dimungkinkan karena berdasarkan sebaran puing 6 mil persegi menyimpulkan bahwa pesawat pecah (meledak) diudara.
Spekulasi salah sasaran sangat dimungkinkan karena pada dasarnya rute yang dialalui adalah wilayah konflik dimana dalam waktu lima hari sebelum kejadian MH17, 2 pesawat milik Ukraina di tembak jatuh.

Mengesampingkan teori desepsi dan intelijen serta konspirasi politik internasional yang kotor. Maka hal ini merupakan pelajaran :
1. Bahwa PERANG SELALU BERUJUNG PADA KORBAN YANG TIDAK SEHARUSNYA
2. Bahwa pelatihan operasional dan psikologis terhadap senjata untuk perang merupakan hal yang wajib, jangan sampai salah sasaran.
3. Keselamatan dan Nyawa Manusia bukan Resiko Yang Dapat Diterima, pertimbangan cost effectiveness dan eficiency Tidak Seharusnya Mempertaruhkan nyawa Manusia. Berbicara tentang nyawa maka Tidak Ada Kesalahan yang dapat di TOLERANSI.
Demikian, Semoga Bermanfaat.
Sekali lagi mohon maaf bila tidak berkenan. Dan menyampaikan perasaan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarga korban yang ditinggalkan

Best Regards,
*sumber :
wikipedia, newyork times, the avionist, mikalac.
mudah-mudahan gak









Tragedi MH17
Spoiler for MH17:
Malaysian Airlines Flight 17 (MH17 / MAS17)

MH17 adalah penerbangan reguler internasional terjadwal milik airliner Malaysia yang dijadwalkan melakukan penerbangan dari Amsterdam, Belanda (AMS) menuju ke Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) dengan menggunakan pesawat jenis Boeing 777-200ER dengan nomor registrasi 9M-MRD.
MH17 diketahui lost contact dan jatuh di wilayah timur Ukraina pada tanggal 17 Juli 2014 pukul 1415 GMT (actual site : Near Hrabove, Donetsk Oblast, Ukraine - 48°7′56″N 38°39′19″E).
Kemudian dilaporkan bahwa keseluruhan penumpang dan awak pesawat berjumlah 298 orang diketahui meninggal



Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyatakan bahwa pesawat ditembak jatuh oleh Peluru Kendali - Rudal darat ke udara / surface to air missile (SAM) berjenis SA11 / SA17 atau di Rusia lebih dikenal dengan BUK.
sumber : wikipedia.org
Cara Kerja SAM
Spoiler for SAM:
S




Missile atau Peluru Kendali (ind) dapat diartikan sebagai sebuah sistem persenjataan berupa peluru (biasanya memiliki hulu ledak) yang memiliki sistem pengendalian secara khusus. Dengan begitu meski ditembakan dari lokasi yang relatif jauh tingkat akurasi dan presisi tembakan dapat dicapai bahkan kepada sasaran bergerak sekali pun. Surface to Air Missile (SAM) adalah jenis peluru kendali yang ditembakan dari darat kepada sasaran bergerak diudara (biasanya pesawat militer)
untuk menembakan SAM dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu :
1. Survaillance. Yaitu proses sistematis untuk mengamati dan atau mengamati terhadap calon target pada wilayah tertentu. Biasanya digunakan perangkat atau sistem RADAR atau dengan penginderaan baik manual dan satelit.
2. Indentifikasi "Musuh" atau "Calon Musuh" atau "Teman". Seluruh pesawat militer dan sipil pada dasarnya memiliki transponder untuk mengidentifikasikan dirinya kepada radar dan sistem penginderaan lainnya. Shingga sistem penginderaan akan melakukan semacam identifikasi terhadap pesawat yang diamati/diawasi, apabila signal yang dikirim pesawat tersebut adalah milik penerbangan sipil atau dari pesawat militer milik sendiri maka tidak akan ada aksi yang diambil alias dianggap "Teman". Apabila tidak ada signal balikan yang dikirimkan maka pesawat dianggap sebagai "Calon Musuh", yang dapat berubah dalam waktu cepat menjadi "Musuh" berdasarkan profile yang dikenali (misal cara terbang, ketinggian dan lain-lain). Dalam kondisi perang dan high alert dibutuhkan seorang analis yang baik dan terlatih secara psikologis dan teknis untuk mengenali pesawat musuh, bisa-bisa pesawat "Teman" yang tertembak, atau malah "Musuh" yang tidak dikenali.
3. Pre-Launch. Petugas Bagian Senjata (pada sistem berawak satu orang, hal ini bisa dilakukan oleh orang yang sama) memilih dan menyiapkan peluru kendali yang sesuai berdasarkan jarak jelajah dan ketinggian target. Pada proses pre-launch biasanya dilakukan proses "local system test" untuk memastikan operasional peluru kendali. Jika sistem SAM ditempatkan pada fasilitas atau instalasi tertentu maka ada kalanya peluru kendali harus ditempatkan pada "tabung peluncuran" secara manual.
4. Launch. Operator menekan tombol "Tembak/Launch" kemudian seketika peluru kendali diluncurkan dari permukaan (darat/laut) menuju sasaran diudara.


5. Tracking & MidCourse. Setelah missile diluncurkan sistem peluncur didarat terus mengamati dan mengawasi target diudara, khususnya menyangkut, lokasi, arah dan kecepatan. seluruh informasi ini ditransmisikan dari sistem peluncur di permukaan (baik pusat kontrol, kendaraan, maupun kapal laut) kepada missile yang sedang mengudara. Dengan demikian missile mampu menyesuaikan arah, ketinggian dan kecepatannya kepada target.
6. Homing. Dalam jarak tertentu dari target untuk alasan presisi dan keamanan, maka beberapa missile dirancang untuk tidak menggunakan lagi informasi dari permukaan melainkan menggunakan radar yang ada padanya untuk mencari dan menetapkan target. Sehingga panduan sistem peluncur tidak lagi digunakan.
7. Intercept (Target Destruction). Setelah dekat maka Sistem Infra Red (IR) yang ada pada missile secara otomatis menentukan posisi dan tingkat efektifitas ledakan sehingga daya ledak dianggap maksimal, untuk kemudian mendetonasi ledakan, dan "BOOM" target meledak. Pada beberapa kasus sistem IR tidak berhasil menentukan dan atau mendetonasi, sehingga. tidak terjadi ledakan meskipun peluru kendali sampai ke tujuan, ini disebut "MISSES", meski demikian hulu ledak tetap berbahaya. Jadi biasanya ledakan terjadi SETELAH peluru menembus lapisan terluar target, jika di setting ledakan terjadi SAAT menyentuh lapisan terluar maka efek ledakan tidak akan maksimal. Lihat gambar berikut :



Bekerja pada SA11/SA17 atau lebih dikenal BUK
Spoiler for BUK:
Sebenernya udah banyak yang bahas tentang BUK jadi secara teknis tidak membahas masalah spesifikasi teknis dan kemampuan BUK, jika agan tertarik dengan BUK refer ke thread agan embolisasiatau agan cybertron1987 atau agan ahmshop09


Gambar dan video diatas menunjukkan isi dari sistem peluncur BUK, TELAR (Transporter Erector Launcher And Radar), yg dispekulasikan menjadi penyebab utama jatuhnya MH17.
Sebagai recap, BUK adalah sistem peluru kendali anti pesawat dengan jarak jangkau dan ketinggian menengah,jarak maksimum adalah 13 NauticalMile dan ketinggian maksimum 39.000 kaki ( info : MH17 terbang di ketinggian 33.000 kaki, sedangkan otoritas udara menyatakan wilayah udara Ukraina diatas 32.000 kaki adalah aman untuk dilalui pesawat komersial). Sebagaimana layaknya peluru kendali maka BUK menggunakan sistem tracking, homing dan identification via Radar. Missile menggunakan acuan berdasarkan informasi yang dikirimkan dari TELAR untuk mengarahkan dirinya kepada target spesifik.
Namun jika melihat kondisi TELAR dalam video dan gambar tersebut maka adalah suatu kesulitan untuk membedakan mana pesawat "Teman" atau pesawat "Musuh". Pada dasarnya operator hanya akan melihat pesawat sebagai dot yang blips pada radar mereka (gambar berikut).

Akan tetapi pada era soviet sistem BUK telah dikembangkan dengan sistem IFF (Indentify Friends and Foe) sehingga sistem dengan sangat konvensional bisa membedakan antara pesawat sipil dengan pesawat militer teman dan lawan. Sedemikian sehingga operator yang DILATIH dengan baik akan mampu membedakan mana pesawat "Teman" mana pesawat "Musuh".
Sayangnya dalam kondisi high alert dan dalam tekanan perang biasanya missing signal atau miss identification kerap terjadi, kerusakan alat atau perangkat dan kesalahan interpretasi terhadap data yang minim berujung pada kesalahan analisa terhadap apa yang dihadapi. Sehingga kemungkinan salah sasaran sangat dimungkinkan.
BTW Kalau mo ngerasain jadi operator SAM ada lho simulatornya, jadi kaskuser bisa liat betapa susahnya proses meluncurkan misil, jadi hanya orang2 terlatih dan terpilih yang bisa jadi operator.
Spoiler for SAM_Simulator:
Spekulasi dan Pelajaran jika benar Penembakan oleh BUK terhadap pesawat sipil
Spoiler for Analisa :

Pada dasarnya rute yang dipilih MH17 adalah benar dalam hal ini mengambil jarak terpendek (berupa kurva melingkar sesuai bentuk bumi) dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi penerbangan. Ditambah lagi tidak ada pembatasan dan larangan terbang di jalur yang ditentukan (Airway L980) baik dari Federasi Penerbangan maupun dari EuroControl, akan tetapi sebelumnya pemerintah Rusia dan Ukraina menyatakan pembatasan wilayah udara dibawa 32000 kaki. Sedangkan MH17 terbang di ketinggian 33000 kaki, sehingga secara legal maka MH17 terbang pada wilayah yag "aman".
Sebenarnya tidak hanya MH17 saja yang melewati jalur tersebut tercatat dalam waktu Reguler Terjadwal maka terdapat KLM flight 809 dan Thai Airways flight 931 yang juga melewati rute tersebut. Bahkan dalam laporan yang belum dapat dikonfirmasi pada saat MH17 ditembak, terdapat dua pesawat komersial Singapore Airlines SQ351 (B777) dan Air India AI113 (B787) yang berada disekitarnya.

Seperti disebutkan tekanan masa perang dan masa damai amat sangat berbeda bagi seorang prajurit dengan doktrinasi perang. Maka prinsip kill or to be kill akan sangat menentukan. Kejadian Iran Air Flight 655 (kalo sempet diceritain di thread laen), memberi pelajaran bahwa minimnya data intelijen dan tekanan psikologis pada saat perang dapat menimbulkan korban yang tidak seharusnya.
Spekulasi jatuh karena ditembak sangat dimungkinkan karena berdasarkan sebaran puing 6 mil persegi menyimpulkan bahwa pesawat pecah (meledak) diudara.
Spekulasi salah sasaran sangat dimungkinkan karena pada dasarnya rute yang dialalui adalah wilayah konflik dimana dalam waktu lima hari sebelum kejadian MH17, 2 pesawat milik Ukraina di tembak jatuh.

Mengesampingkan teori desepsi dan intelijen serta konspirasi politik internasional yang kotor. Maka hal ini merupakan pelajaran :
1. Bahwa PERANG SELALU BERUJUNG PADA KORBAN YANG TIDAK SEHARUSNYA
2. Bahwa pelatihan operasional dan psikologis terhadap senjata untuk perang merupakan hal yang wajib, jangan sampai salah sasaran.
3. Keselamatan dan Nyawa Manusia bukan Resiko Yang Dapat Diterima, pertimbangan cost effectiveness dan eficiency Tidak Seharusnya Mempertaruhkan nyawa Manusia. Berbicara tentang nyawa maka Tidak Ada Kesalahan yang dapat di TOLERANSI.
Demikian, Semoga Bermanfaat.
Sekali lagi mohon maaf bila tidak berkenan. Dan menyampaikan perasaan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarga korban yang ditinggalkan

Best Regards,
*sumber :
wikipedia, newyork times, the avionist, mikalac.
0
3.6K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan