- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ahli Psikologi Sosial UGM: Prabowo Emosional dan Otoriter


TS
hudaulfah
Ahli Psikologi Sosial UGM: Prabowo Emosional dan Otoriter
Ahli Psikologi Sosial UGM: Prabowo Emosional dan Otoriter


Quote:
Guru besar psikologi sosial dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Koentjoro, menilai calon presiden Prabowo Subianto sebagai sosok yang emosional dan otoriter. Penilaian itu berdasarkan bahasa isyarat tubuh yang diperlihatkan oleh Prabowo selama tampil di hadapan publik.
"Isyarat tubuhnya memperlihatkan Prabowo sebagai seorang commander," ujar Koentjoro saat dihubungi Tempo, Senin, 7 Juli 2014.
Koentjoro menjelaskan hal yang tidak dapat dibantah adalah ketika Prabowo meledak-ledak saat ditanyai mengenai permasalahan hak asasi manusia. Menurut Koentjoro, perilaku seperti itu menunjukkan karakter yang sangat emosional dan seringkali diidentikkan dengan lemahnya pengendalian diri. "Bahasa sederhananya, mudah naik pitam, mudah naik darah," kata Koentjoro.
Sikap otoriter Prabowo, kata Koentjoro, terlihat dari menggambarkan nomor urut satu dengan telunjuk. Secara psikologis telunjuk terkait dengan perintah atau larangan.
Prabowo juga berkali-kali mengacungkan telunjuk dengan gerakan tangan tegas dalam berpidato saat kampanye. Menurut Koentjoro, dengan mengepalkan tangan sebagai simbol angka satu akan lebih menggambarkan semangat dan ketegasan dibandingkan telunjuk yang lebih dimaknai sebagai memerintah.
Koentjoro membandingkannya dengan simbol dua jari membentuk huruf 'V' yang identik dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Simbol semacam itu oleh masyarakat mengidentikkannya dengan tanda damai, peace. Selain itu, simbol dua jari dengan telunjuk dan jari tengah juga diartikan sebagai victory atau kemenangan.
Koentjoro menilai simbol yang digunakan oleh Jokowi lebih nyaman diterima oleh masyarakat. Kesan otoriter juga tidak nampak dari ekspresi dan sikap Jokowi.
Menurut Koentjoro, sosok Jokowi lebih tepat dikatakan sebagai leader. Sedangkan Prabowo adalah commander. Merakyat, blusukan, sederhana, jujur, dan pekerja keras merupakan indikator dari sosok seorang leader.
Adapun simbol yang digunakan oleh Prabowo tidak dapat hilang dari unsur militeristik yang lebih tepat dinilai sebagai commander. Namun Koentjoro menganggapnya wajar karena Prabowo dibesarkan oleh dunia militer, yang perintah komandan, tidak dapat ditentang.
SUMBER
"Isyarat tubuhnya memperlihatkan Prabowo sebagai seorang commander," ujar Koentjoro saat dihubungi Tempo, Senin, 7 Juli 2014.
Koentjoro menjelaskan hal yang tidak dapat dibantah adalah ketika Prabowo meledak-ledak saat ditanyai mengenai permasalahan hak asasi manusia. Menurut Koentjoro, perilaku seperti itu menunjukkan karakter yang sangat emosional dan seringkali diidentikkan dengan lemahnya pengendalian diri. "Bahasa sederhananya, mudah naik pitam, mudah naik darah," kata Koentjoro.
Sikap otoriter Prabowo, kata Koentjoro, terlihat dari menggambarkan nomor urut satu dengan telunjuk. Secara psikologis telunjuk terkait dengan perintah atau larangan.
Prabowo juga berkali-kali mengacungkan telunjuk dengan gerakan tangan tegas dalam berpidato saat kampanye. Menurut Koentjoro, dengan mengepalkan tangan sebagai simbol angka satu akan lebih menggambarkan semangat dan ketegasan dibandingkan telunjuk yang lebih dimaknai sebagai memerintah.
Koentjoro membandingkannya dengan simbol dua jari membentuk huruf 'V' yang identik dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Simbol semacam itu oleh masyarakat mengidentikkannya dengan tanda damai, peace. Selain itu, simbol dua jari dengan telunjuk dan jari tengah juga diartikan sebagai victory atau kemenangan.
Koentjoro menilai simbol yang digunakan oleh Jokowi lebih nyaman diterima oleh masyarakat. Kesan otoriter juga tidak nampak dari ekspresi dan sikap Jokowi.
Menurut Koentjoro, sosok Jokowi lebih tepat dikatakan sebagai leader. Sedangkan Prabowo adalah commander. Merakyat, blusukan, sederhana, jujur, dan pekerja keras merupakan indikator dari sosok seorang leader.
Adapun simbol yang digunakan oleh Prabowo tidak dapat hilang dari unsur militeristik yang lebih tepat dinilai sebagai commander. Namun Koentjoro menganggapnya wajar karena Prabowo dibesarkan oleh dunia militer, yang perintah komandan, tidak dapat ditentang.
SUMBER
0
1.6K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan