Di dunia ini mungkin banyak orang yang pintar (berintelektual tinggi), tapi orang yang cerdas adalah orang yang mau terus berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya seperti terus berusaha mencari ilmu dengan rendah hati, terus mengasah kemampuannya dalam melakukan sesuatu, mau memperbaiki sifat-sifatnya dan belajar dari kesalahan-kesalahan/pengalamannya di masa lampau agar tidak mengulanginya lagi sehingga dia menjadi sosok yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. jadi intinya orang yang cerdas adalah bukan orang yang hanya pandai dalam intelektualnya saja tapi juga pintar dalam menjalani kehidupannya.

Lebih bisa dinilai “sukses” seorang tukang kebersihan jalan yang mengembalikan uang yang ditemukannya dijalan kepada pemiliknya (karena menolak mengambil barang yang bukan miliknya), daripada seorang pejabat yang memakan uang rakyatnya.
Lebih bisa dinilai “sukses” seorang pekerja buruh yang bekerja keras dan penuh profesionalitas, daripada pegawai-pegawai dengan jabatan tinggi yang bekerjanya malas-malasan dan tidak bertanggungjawab atas jabatannya.

Kadang kita ingat bersyukur “HANYA” apabila kita mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, seperti mendapat jabatan, mendapatkan banyak uang, mendapatkan barang-barang baru, mendapatkan prestasi yang baik atau pada saat kita bisa berkumpul bersama dengan orang-orang yang kita cintai.
Padahal sebenarnya nikmat terbesar dalam hidup kita sudah kita dapatkan setiap hari, seriap menit bahkan setiap detik, nikmat tersebut adalah nafas kita, detakan jantung kita, karna tanpa itu, apalah artinya harta yang kita punya, apalah arti jabatan , dan ilmu pengetahuan yang kita punya.
Sudahkah kita bersyukur hari ini?

cinta sejatinya adalah hal yang seharusnya membawa kita pada kebaikan, dengan cinta, manusia menjadi mempunyai motivasi untuk lebih semangat dalam hidup, lebih bahagia dan pastinya mau melakukan hal-hal positif bagi sesuatu yang dicintainya itu. Contohnya seseorang apabila mencintai Tuhannya pasti akan selalu mendekatkan diri pada Nya, melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Atau seperti seorang pecinta alam ia akan sangat senang bila melakukan kegiatan yang dilakukan di alam, kegiatan yang bertujuan menjaga kelestarian alam, mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan alam, bukannya menjadi pecinta alam abal-abal yang kadang melakukan kegiatan alam hanya untuk kesenangan sesaaat tanpa memperhatikan kelestarian/kebersihan lingkungan.
Dan dalam hal ini cinta yang paling umum sekarang ini adalah cinta antar remaja dan remaji, entah bagaimana di era modernisasi ini kata cinta bisa digunakan sebagai alas an untuk melakukan suatu keburukan bahkan kadang atas nama cinta, bisa membuat seseorang menjadi saling membenci. Bukankah seharusnya dua orang yang saling mencintai itu saling menjaga, ya, menjaga kehormatannya masing-masing, menjaga perasaannya dan saling memotivasi agar menjadi pribadi yang lebih baik. Contohnya, bila seorang pria mencintai seorang wanita, hendaknya ia memperlkakukan wanita tersebut dengan baik, merubah sifat-sifat buruknya agar bisa menjadi pasangan yang baik bagi wanita tersebut, menjadi punya motivasi untuk semakin giat bekerja dll. So, that is love
Dan jika ada dua insan yang mengaku saling “mencintai” namun mereka malah berbuat sesuatu yang buruk, tidak bisa menjaga kehormatan satu sama lain, bahkan sampai terjadi hamil diluar nikah, well, apakah itu pantas disebut cinta?

ya, kita memang bisa percaya pada orang lain.. tapi satu-satunya orang yang bisa membuat kita yakin adlah diri kita sendiri. Contoh simplenya : misalnya kita sedang mengerjakan tugas kelompok matematika, dan dalam kelompok itu ada salah satu teman yang memang sudah terkenal kepandaiannya dalam berhitung, kemudia saat kita ada kesulitan dalam menghitung dan menanyakan padanya “ 5 x 6 berapa bro?” kemudian ia dengan mudah dan cepat ia menjawab “30”, maka kita pasti langsung percaya dan menuliskan jawaban tersebut karena yang menjawabnya adalah teman yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan berhitungnya. Tapi kadang kita tidak cukup puas dengan jawaban yang dilontarkan teman tsb kemudian mencoba menghitungnya kembali, dan saat kita mendapati bahwa jawabannya adalah benar “30” maka kalian barulah kita yakin akan jawaban tersebut. Orang lain memang bisa membuat kita percaya tapi hanya diri kita sendirilah yang mampu membuat kita yakin.

Sakit hati adalah salah satu reaksi kimia yang dapat tejadi pada tubuh kita, itu artinya, sakit hati juga bisa diatasi oleh zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh kita sendiri...
Otak adalah pusat dari sistem hormonal tubuh, dengan otak, kita bisa membuat sebuah reaksi kimia yang dinamakan endorphin, yaitu zat yang bisa membuat diri kita merasakan kebahagiaan..
Dengan begitu, sebenarnya kita bisa menyembuhkan rasa sakit hati kita sendiri.. Yaitu dengan menggunakan otak kita... At least, orang yang bisa menggunakan otaknya dengan baik, pasti tidak akan membuang2 waktunya hanya untuk merasakan sakit hati berkepanjangan yg sebenarnya jg dibuat oleh diri orang itu sendiri...

gunakanlah otak untuk berfikiran positif dan yg baik2, dengan begitu, keadaan hati juga akan membaik juga...

Be a smart person, so you can avoid bad feelings... and use your brain wisely, so you will be happy