Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tragedibangsaAvatar border
TS
tragedibangsa
Grand Strategy vs Grand Strategy
Disini ane mau bahas tentang menariknya strategy ke dua belah kubu dan mau membenarkan bahwa memang Pak Prabowo ini tidak salah dibilang seorang yg jenius strategy. Terserah dah mo bilang ane klonengan jg gpp, toh emank ane baru bikin ID.

Sebelumnya tolong baca sampe akhir, ni bakal panjang. Bacanya pake mata ma pikiran yeh, jgn pake urat. Ini cuman pemikiran ane yg demen nih ma hal2 yg bau strategy.

Sebenernya bingung mau dr mana soalnya ini bener2 grand strategy. Ane putusin aja dah dari pemilihan koalisi partai dari keduabelah pihak walaupun sebenernya jauh dari itu sudah ada grand strategy yg sudah dilakukan cuman kepanjangan ngebahasnya.

- Jokowi : pemilihan koalisi atau tim yg di belakang jokowi sungguh luar biasa, byk orang2 terkenal dan dimata publik tim jokowi ini bener2 tidak ada kecacatan sama sekali.
- Prabowo : pemilihan koalisi tim yg bener2 seperti dua mata pisau, tp terlihat oleh publik sangat jelek dengan banyaknya kasus2 yg menimpa tim prabowo. Tp kenapa disini dibilang seperti dua mata pisau? Nanti akan ane jelasken.

Hasilnya
Penggiringan Opini publik bahwa memang Tim pendukung Jokowi adalah yg terbaik dibanding Pak Prabowo. Dan hal ini bisa menutupi keboborokan partai PDIP. Dan membuat stigma bahwa Kelompok Power Ranger vs Kelompok Gorgom (yg tua pasti tau). Prabowo: mengapa beliau mengambil tim yg memang sudah jelek di mata masyarakat? Seperti yg ane bilang mereka ini diambil memang ada kepentingan pak prabowo, misal saya contohin 2 saja, biar gak kepanjangan. ARB: diambil karena mempunyai stasiun TV guna untuk menyeimbangi Jokowi yang sebagian besar menguasai TV (tanpa terlihat) yg nantinya akan berguna untuk mengcounter strategy yg akan dilakukan nanti. Hatta Rajasa: diambil untuk mengambil suara Demokrat, dan khususnya SBY karena tidak di pungkiri bahwa sosok SBY masih luar biasa di Indonesia ini.

Hal yang terbentuk dari akibat pemilihan koalisi ini: Kebaikan vs Kejahatan.

Strategy Black Campaign media:

- Jokowi : berhubung sudah mengetahui sifat pak prabowo yang emosional dan terkadang suka menjelek2an lawan maka disebarkannyalah black campaign yg menyerang dirinya sendiri sehingga terlihat Kubu Prabowolah yg menyebarkan ini, bahkan ada yg menyamar menjadi panasbung yg rusuh. Jokowi mempunyai Tim cyber yg sangat ampuh untuk ini. Ditambah dengan di angkatnya kasus HAM 98
- Prabwo : Untuk ini prabowo kalah telak karena tidak mempunyai tim cyber yg mumpuni, hanya dibantu oleh relawan pendukung prabowo yang mengetahui ada apa dibalik ini. Dan mengapa prabowo diam saja untuk masalah HAM? Karena masalah HAM ini sangat luar biasa byk kepentingan yg terkait di dalamnya bahkan termasuk negara asing. Jika dibuka pada saat ini maka Prabowo bunuh diri, karena dia belum mempunyai kekuatan apa2 untuk membuka tabir kebenaran di balik ini semua, terkecuali jika dia sudah jadi presiden nanti mungkin akan di buka kasus ini. Coba lihat ada di kubu manakah yg sebenernya terkait HAM juga? Mengapa mereka berkumpul semua di kubu tersebut? Apakah takut jika Prabowo jadi presiden akan terbuka kebenarannya.

Hal yang terbentuk dari ini adalah masyarakat semakin membenci prabowo dan terbentuknya stigma bahwa prabowo adalah seseorang yang menggunakan segala cara untuk menang, dan timbulah pendukung2 Jokowi yang hampir fanatik pembela kebenaran.

Strategy Quick Count :

- Jokowi : Memutarbalikan hasil kemenangan dari quick count yg dibilang kredible untuk menggiring opini masyarakat bahwa jika ternyata KPU salah maka ada permainan “licik” yang dilakukan oleh prabowo. Apalgi masyarakat sudah terstigma keburukan prabowo yg “menggunakan segala cara untuk menang” dan juga sudah jauh2 hari ada slogan “Kami hanya bisa kalah dengan kelicikan” maka dilakukanlah deklarasi kemenangan untuk memperkuat stigma dan slogan yg tadi disebutkan. Jika ada yang bilang Qc yg memenangkan Jokowi track recordnya bagus, betul memang bagus tapi itu pada saat dahulu sebelum ada kepentingan2 dibelakangnya, atau sebelum adanya duel Jokowi & Prabowo(lihat qc metrotv yg menukar gambar capres dan cawapres). Ini politik bung jangan naif, semua yg terjadi pasti ada kepentingan di belakangnya. Coba lihat dengan mata sendiri tanpa kefanatikan yg berlebih pada saat ditayangkan oleh telivisi raut muka jokowi, apakah karena diserobot Mega atau karena jokowi sudah mengetahui hasil quick count? Sudah ada trit yg membahas ini.

- Prabowo : Disinilah peran ARB yg walaupun dimata masyarakat jelek toh berguna bagi prabowo, prabowo sudah membaca dari jauh2 hari. Memang benar lembaga qc yang memenangkan prabowo tidak kredible, tp mengapa tetap di pakai? Dan mengapa Prabowo juga mendeklarasikan kemenangan? Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi penggiringan opini publik dan membuat keadaan semakin ricuh sehingga timbulah keinginan masyarakat untuk menghitung langsung suara di KPU agar masyarakat melihat sendiri hasilnya siapa yg benar2 menang, dan akan ikhlas menerima suara dari KPU.

Yang Terbentuk dari strategy ini adalah penanaman stigma bahwa Prabowo akan menggunakan segala cara untuk mempengaruhi KPU (disini masyarakat sudah tertanam kebencian pada prabowo dan masyarakat sudah fanatik mencintai jokowi). Tp itulah disini teruji strategi prabowo sehingga walaupun sudah terstigma seperti itu di masyarakat tetapi akhirnya masyarakat ingin membuktikan kelicikan prabowo dengan menghitung KPU sendiri.

Ane tau sebenernya percuma ane nulis beginian toh pendukung prabowo di kaskus sangat sedikit dibanding pendukung Jokowi. Bisa dilihat dari komeng2 setelah trit ini. Tp apakah kalian rela demi kefanatikan memecah belah bangsa sendiri? Menimbulkan kerusuhan jika hasil berbeda dari KPU? Tolong bukalah mata kalian. Tapi jika ini yg kalian inginkan ane rela Jokowi menang daripada pecah kesatuan NKRI.

Maaf setelah ini kalo ane gak jawab debat, soalnya percuma ane hanya kaum minoritas yang bodoh di kaskus ini yang tidak jago debat dan akan kembali menjadi SR sejati (a.k.a kabur). Ane hanya Cinta mati NKRI dan tidak mau negara ini kembali di pecah belahkan oleh bangsa lain. Kita yg bertarung, orang asinglah yg tertawa.

Jika suara Jokowi memang menang di KPU ane rela dia jadi presiden toh ane pun suka Jokowi sebelum dia “berubah”, mungkin memang itulah keputusan rakyat. Tapi apakah kalian rela jika Prabowo yg menang? (tentunya kalian rela jika tidak ada kelicikan). Pantau suara KPU, terima apapun hasilnya, jangan terpecah belah. Kita ada satu.


Update Strategy:

-Jokowi: mengeluarkan statemen jangan pakai baju kotak2 pada tanggal 22.
-Prabowo: menurunkan massa buat mengamankan KPU.

Hasil: Setelah mengeluarkan statemen "Kelicikan yang mengalahkan kita" maka sudah pasti pikiran masyarakat bahwa jika ada yg pakai kotak2 maka itu dari kubu prabowo yg akan mengacau, apalagi tidak mungkin kubu no2 mengacau karena sudah banyak di media hitungan memenangkan kubu no.2 maka sudah pasti jika jokowi bener2 menurunkan massa maka yg terkena imbas kubu no.1 (apakah rumour kubu no.1 memenangkan suara bener2 nyata?). Oleh karena itu Prabowo mengerahkan massa karena misalkan terjadi bentrok antara kotak2 vs non kotak2 masyarakat bisa melihat, tidak mungkin sesama kubu 1(kotak2) bertengkar.

Tapi jangan khawatir akan bentrokan ini, masi ada faktor terkuat yaitu pak SBY yg sudah turun tangan untuk menjaga bentrokan yg akan terjadi. khawatirlah kembali pada penggiringan opini dan pembunuhan karakter. Harap buka mata. Kalian menyebut kami buta begitupun kami menyebut kalian buta.
Diubah oleh tragedibangsa 18-07-2014 13:21
0
8.8K
134
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan