- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Klo "Saya Akan", Semua Bisa Bilang..


TS
AstyUlan
Klo "Saya Akan", Semua Bisa Bilang..
kelebihan jokowow sama wowo adalah ucapan sama perbuatan
semua orang bisa bilang "saya akan" ane juga bisa. tapi kerjanya gimana? hahahah
klo jokowow sih udah pernah ada buktinya. cekidot!
JAKARTA —"Sistem ini sudah saya jalankan waktu jadi Wali Kota (Surakarta), waktu jadi Gubernur (DKI Jakarta). Jadi, bukan sesuatu yang belum dikerjakan. Ini sudah dibuktikan. Ini bedanya dengan yang lain. Kalau yang lain kan, 'Saya akan, saya akan, akan, akan'."
Begitulah sindiran calon presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ketika bersilaturahim di Pondok Pesantren Bustanul Ulum, di Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Kamis (12/6/2014).
Saat itu, Jokowi tengah menyosialisasikan rencana programnya bersama Jusuf Kalla jika terpilih dalam Pemilu Presiden 9 Juli nanti, yakni Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Dua program itu sudah dijalankan Jokowi ketika memimpin Kota Solo dan Provinsi DKI Jakarta.
Dalam penjelasannya, Jokowi menyelipkan keluhan warga Jakarta mengenai biaya berobat dan sekolah anak-anak. Ia menceritakan warga miskin di Jakarta yang tidak bisa berobat dan melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi sebelum program itu dijalankan.
Pihak sekolah, kata Jokowi, memang tidak memungut biaya SPP. Namun, tetap saja orangtua sulit menyekolahkan lantaran masih ada biaya untuk buku, seragam, sepatu, dan lainnya. "Itu di Jakarta, apalagi saya bayangkan di daerah," kata Jokowi.
Kompas.com/SABRINA ASRIL Calon presiden Joko Widodo menunjukkan kartu Indonesia Sehat kepada para nelayan di Medan Labuan, Sumatera Utara, Selasa (10/6/2014).
Jokowi bercerita, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar yang diterapkan di Jakarta merupakan bagian dari sistem pencegahan kebocoran anggaran. Pasalnya, dengan sistem tersebut, pengawasan akan mudah.
"Ini kan sistem yang dibangun, kalau yang lain kan akan juga. Akan aja gampang. 'Saya akan, saya akan, akan aja'," sindir Jokowi lagi.
Jika mendengar ucapan "saya akan, saya akan", tentu publik tahu bahwa Jokowi tengah menyindir lawannya, calon presiden Prabowo Subianto, yang tidak mempunyai rekam jejak sebagai kepala daerah atau di pemerintah pusat. Prabowo didampingi Hatta Rajasa yang pernah menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian di periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Pengalaman di pemerintahan itu dimanfaatkan Jokowi dan Kalla selama kampanye. Kalla juga pernah menjabat beberapa posisi menteri dan terakhir menjabat sebagai wakil presiden pada periode pertama pemerintahan SBY.
Ketika debat capres-cawapres pertama, misalnya, Jokowi-JK menyinggung apa yang sudah mereka lakukan ketika di pemerintahan. Misalnya, Jokowi membanggakan penerapan sistem elektronik, seperti sistem e-budgeting, relokasi pedagang kaki lima di Tanah Abang, pembenahan Waduk Pluit, dan lainnya. Adapun Kalla membanggakan penyelesaian konflik di daerah, seperti di Aceh dan Poso.
Tim kampanye hingga para pendukung Jokowi-JK juga "menjual" rekam jejak keduanya, contohnya ketika acara deklarasi Revolusi Harmoni untuk Revolusi Mental di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Rabu (11/6/2014), oleh puluhan artis pendukung Jokowi-JK.
Mantan presenter, Sandrina Malakiano, dalam pidatonya menekankan agar masyarakat tidak salah menilai ketegasan seseorang. Menurut dia, ketegasan perlu dibuktikan dengan tindakan, bukan hanya ucapan.
"Seorang Jokowi sudah membuktikan. Sekalipun tutur katanya santun, tapi sikapnya, kerjanya, hasilnya adalah bentuk ketegasan. Di Solo, di DKI (Jokowi) tidak ada takut, orang salah copot, pindah. Semua yang sudah dilakukan, yang kita dapatkan bukan hanya janji, bukan hanya kampanye, tapi bukti," ucap Sandrina.
"Ada beda yang sangat jelas antara yang mengatakan 'akan' dan mengatakan 'sudah'. Di satu pihak 'akan begini, akan begitu'. Di pihak kita sudah 'melakukan ini, telah melakukan itu'. Jadi, siapa yang sebenarnya 'tegas' dan siapa yang hanya bilang 'akan tegas'?" tanya Sandrina.sumber
Jakarta - Dalam kunjungannya markas Relawan Jokowi Bara JP, Guruh Soekarnoputra menyatakan rakyat harus mendukung Jokowi karena hanya dia yang diyakini bisa memperbaiki keadaan bobrok seperti sekarang ini. Kembalinya era orang-orang yang menamakan diri sebagai penerus Orde Baru, harus dicegah.
"Kedua capres kita sama-sama mengklaim diri sebagai pengikut Bung Karno. Tetapi ada capres yang mengatakan dirinya penerus Soekarno, tetapi nada-nadanya akan menghidupkan jaman Orde Baru," katanya, Kamis (12/6) malam.
Guruh mengatakan, Jokowi yang sederhana dan merakyat, sungguh didambakan masyarakat karena kinerjanya selama ini memuaskan masyarakat.
"Orde Baru itu hanya antek Barat. Kita mau mandiri, kok malah mau kembali ke Orba," ujar Guruh.
Putra Proklamator itu mengutarakan, pemerintahan Jokowi yang akan datang harus berhenti mengelalabui perjuangan Bung Karno. Ia mengatakan, sampai sekarang Bung Karno belum dinobatkan sebagai Bapak Bangsa, padahal Bung Karno sudah berjuang luar biasa.sumber


Quote:
Jokowi: Yang Lain "Saya Akan, Saya Akan, Akan Aja..."
JAKARTA —"Sistem ini sudah saya jalankan waktu jadi Wali Kota (Surakarta), waktu jadi Gubernur (DKI Jakarta). Jadi, bukan sesuatu yang belum dikerjakan. Ini sudah dibuktikan. Ini bedanya dengan yang lain. Kalau yang lain kan, 'Saya akan, saya akan, akan, akan'."
Begitulah sindiran calon presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ketika bersilaturahim di Pondok Pesantren Bustanul Ulum, di Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Kamis (12/6/2014).
Saat itu, Jokowi tengah menyosialisasikan rencana programnya bersama Jusuf Kalla jika terpilih dalam Pemilu Presiden 9 Juli nanti, yakni Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Dua program itu sudah dijalankan Jokowi ketika memimpin Kota Solo dan Provinsi DKI Jakarta.
Dalam penjelasannya, Jokowi menyelipkan keluhan warga Jakarta mengenai biaya berobat dan sekolah anak-anak. Ia menceritakan warga miskin di Jakarta yang tidak bisa berobat dan melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi sebelum program itu dijalankan.
Pihak sekolah, kata Jokowi, memang tidak memungut biaya SPP. Namun, tetap saja orangtua sulit menyekolahkan lantaran masih ada biaya untuk buku, seragam, sepatu, dan lainnya. "Itu di Jakarta, apalagi saya bayangkan di daerah," kata Jokowi.
Kompas.com/SABRINA ASRIL Calon presiden Joko Widodo menunjukkan kartu Indonesia Sehat kepada para nelayan di Medan Labuan, Sumatera Utara, Selasa (10/6/2014).
Jokowi bercerita, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar yang diterapkan di Jakarta merupakan bagian dari sistem pencegahan kebocoran anggaran. Pasalnya, dengan sistem tersebut, pengawasan akan mudah.
"Ini kan sistem yang dibangun, kalau yang lain kan akan juga. Akan aja gampang. 'Saya akan, saya akan, akan aja'," sindir Jokowi lagi.
Jika mendengar ucapan "saya akan, saya akan", tentu publik tahu bahwa Jokowi tengah menyindir lawannya, calon presiden Prabowo Subianto, yang tidak mempunyai rekam jejak sebagai kepala daerah atau di pemerintah pusat. Prabowo didampingi Hatta Rajasa yang pernah menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian di periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Pengalaman di pemerintahan itu dimanfaatkan Jokowi dan Kalla selama kampanye. Kalla juga pernah menjabat beberapa posisi menteri dan terakhir menjabat sebagai wakil presiden pada periode pertama pemerintahan SBY.
Ketika debat capres-cawapres pertama, misalnya, Jokowi-JK menyinggung apa yang sudah mereka lakukan ketika di pemerintahan. Misalnya, Jokowi membanggakan penerapan sistem elektronik, seperti sistem e-budgeting, relokasi pedagang kaki lima di Tanah Abang, pembenahan Waduk Pluit, dan lainnya. Adapun Kalla membanggakan penyelesaian konflik di daerah, seperti di Aceh dan Poso.
Tim kampanye hingga para pendukung Jokowi-JK juga "menjual" rekam jejak keduanya, contohnya ketika acara deklarasi Revolusi Harmoni untuk Revolusi Mental di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Rabu (11/6/2014), oleh puluhan artis pendukung Jokowi-JK.
Mantan presenter, Sandrina Malakiano, dalam pidatonya menekankan agar masyarakat tidak salah menilai ketegasan seseorang. Menurut dia, ketegasan perlu dibuktikan dengan tindakan, bukan hanya ucapan.
"Seorang Jokowi sudah membuktikan. Sekalipun tutur katanya santun, tapi sikapnya, kerjanya, hasilnya adalah bentuk ketegasan. Di Solo, di DKI (Jokowi) tidak ada takut, orang salah copot, pindah. Semua yang sudah dilakukan, yang kita dapatkan bukan hanya janji, bukan hanya kampanye, tapi bukti," ucap Sandrina.
"Ada beda yang sangat jelas antara yang mengatakan 'akan' dan mengatakan 'sudah'. Di satu pihak 'akan begini, akan begitu'. Di pihak kita sudah 'melakukan ini, telah melakukan itu'. Jadi, siapa yang sebenarnya 'tegas' dan siapa yang hanya bilang 'akan tegas'?" tanya Sandrina.
Quote:
Guruh Soekarnoputra: Perbaiki Kondisi Bangsa, Rakyat Harus Dukung Jokowi
Jakarta - Dalam kunjungannya markas Relawan Jokowi Bara JP, Guruh Soekarnoputra menyatakan rakyat harus mendukung Jokowi karena hanya dia yang diyakini bisa memperbaiki keadaan bobrok seperti sekarang ini. Kembalinya era orang-orang yang menamakan diri sebagai penerus Orde Baru, harus dicegah.
"Kedua capres kita sama-sama mengklaim diri sebagai pengikut Bung Karno. Tetapi ada capres yang mengatakan dirinya penerus Soekarno, tetapi nada-nadanya akan menghidupkan jaman Orde Baru," katanya, Kamis (12/6) malam.
Guruh mengatakan, Jokowi yang sederhana dan merakyat, sungguh didambakan masyarakat karena kinerjanya selama ini memuaskan masyarakat.
"Orde Baru itu hanya antek Barat. Kita mau mandiri, kok malah mau kembali ke Orba," ujar Guruh.
Putra Proklamator itu mengutarakan, pemerintahan Jokowi yang akan datang harus berhenti mengelalabui perjuangan Bung Karno. Ia mengatakan, sampai sekarang Bung Karno belum dinobatkan sebagai Bapak Bangsa, padahal Bung Karno sudah berjuang luar biasa.
0
3.4K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan