Persahabatan merupakan bagian dari kehidupan kita. Berbagi kesedihan pada sahabat, dapat mengurangi kesedihan. Berbagi kebahagiaan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.

Orang bijak bilang bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat yang terdekat kita adalah keluarga kita. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban kita, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan.

Dalam persahabatan kita belajar menghindari hal-hal yang tidak kita setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang disepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.

Kunci utama dalam pertemanan adalah saling percaya. Di saat sahabat kita percaya dan mau cerita hal pribadinya, maka sebagai sahabat yang baik kita harus menjaga rahasia itu.
Kalau sudah membuat janji harus ditepati, jangan diingkari. Karena sekali ingkar, kita akan sulit mendapatkan kepercayaan teman kita.

Ga perlu membicarakan hal-hal terlalu sensitif dengan sahabat yang masih punya banyak masalah, seperti contoh membicarakan tentang kebahagiaan kita, disaat teman kita baru aja putus. Dan juga satu hal yang perlu dihindari adalah masalah finansial atau keuangan. Memang sih kalau sudah dekat banget ga masalah kalau dimintai tolong tentang materi. Tapi kan ga semua sifat orang itu sama.

Kalau kita punya sahabat lawan jenis, kita juga harus berteman dengan pacar sahabat kita. Jangan malah menyembunyikan pertemanan kita di belakang dia, malah-malah nanti salah paham lagi, kan bisa berabe.

Keseimbangan, maksudnya kita ga dibenarkan kalau membicarakan tentang diri kita sendiri dan kepentingan sendiri. Kita juga harus belajar menjadi sahabat sekaligus pendengan yang baik buat teman kita. Karena banyak orang yang menganggap kalau menceritakan diri sendiri itu membosankan.

Cara terakhir ini cukup simpel dan mudah dilakukan, tapi dampaknya sangat berpengaruh banget. Kalau ada salah satu sahabat kita yang sedang bercerita ke kita, kita wajib memberikan tanggapan ke dia. Ga perlu panjang-panjang kok, cukup "iya..iyaa", "terus gimana?", dan lain-lain. Tanggapan singkat itu membuktikan kalau cerita sahabat kita itu sedang kita perhatikan dan kita simak.