- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Demokrasi Jujur: Coblosan, Saksi TPS, up-load KPU, 'quick count' & 'kawalpemilu.org'


TS
shopishields
Demokrasi Jujur: Coblosan, Saksi TPS, up-load KPU, 'quick count' & 'kawalpemilu.org'
Orang INDONESIA Berhasil Menemukan Caranya Sendiri untuk Menciptakan Sistem Pemilu/Pilpres yang paling Jujur dan Transparan di Dunia.
Pemilu dan Pilpres di Indonesia tahun 2014 ini, bisa jadi akan menjadi model pemilu di seluruh dunia, bahkanmungkin di negeri maju seperti AS, karena dinilai paling fair, transparan dan accountable.
Partisipasi Publik dalam Mengawal Pemilu Harus Terus Dirawat
Kamis, 17 Juli 2014 | 21:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Anies Baswedan, mengapresiasi kerja relawan pemantau pemilu pasca-pemungutan suara, 9 Juli 2014. Sejumlah situs independen yang menayangkan hasil perhitungan real count, menurut Anies, menunjukkan keterlibatan aktif masyarakat untuk memantau hasil Pemilu Presiden 2014. Hal ini sebuah fenomena yang harus terus dirawat.
"Terobosan baik dalam pemilu dan demokrasi kita adalah masyarakat mengawasi pemilu secara aktif," ujar Anies, melalui keterangan tertulis, Kamis (17/7/2014).
Salah satu situs yang disebut Anies adalah kawalpemilu.org. Anies mengatakan, situs ini memperlihatkan peran generasi muda untuk terlibat aktif dalam demokrasi.
"Situs ini dibuat dan dirawat oleh anak muda dengan partisipasi aktif masyarakat dalam pelaporan data penghitungan suara," tambah dia.
Anies menilai, partisipasi publik dalam demokrasi seperti yang dilakukan situs kawalpemilu.org harus terus dirawat. Situs tersebut dibuat oleh juara Olimpiade Matematika, Ainun Najib yang juga lulusan Nanyang Technological University (NTU). Menurut Ainun, situs ini dibuat untuk menyambut ajakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar mengawal proses penghitungan suara.
"Kedua capres juga menyerukan untuk mengawal. Kami lihat datanya tersedia, dan secara teknologi informasi bisa dikerjakan," ujar Ainun.
Ia mengatakan, ada sekitar 700 relawan yang berkontribusi meng-input data. "Ini semua gratis," ujar dia.
http://nasional.kompas.com/read/2014....Terus.Dirawat
Situs-situs Independen yang Lakukan "Real Count" Jadi Pengawal Rekap KPU
Kamis, 17 Juli 2014 | 06:37 WIB

situs [url=http://www.kawalpemilu.org[/I]]www.kawalpemilu.org[/I][/url]
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, menilai munculnya situs-situs yang turut melakukan pemantauan dan penghitungan rekapitulasi suara dalam Pemilu Presiden 2014 menunjukkan tingginya perhatian publik atas pesta demokrasi lima tahunan ini. Salah satunya, laman www.kawalpemilu.org .
Menurut Ade, partisipasi publik ini juga memperlihatkan bahwa masyarakat menginginkan pemilu yang bersih, tanpa kecurangan. Inisiatif ini, menurut dia, bagian dari mengawal demokrasi.
“Itu dahsyat sekali, masyarakat sipil bergerak. Mereka melakukan perhitungan. Itu volunteer, tidak dibiayai siapa pun, tidak berafiliasi oleh partai mana pun,” kata Ade dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Situs-situs yang mengandalkan para relawan itu membuka pintu bagi siapa saja yang ingin terlibat sehingga melibatkan mereka yang merupakan bagian dari relawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hasil rekapitulasi oleh situs seperti kawalpemilu.org, kata Ade, juga bisa menjadi pembanding atas perhitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena data yang digunakan berasal dari scan C1 yang diunggah ke situs KPU. Ia berharap partisipasi publik melalui situs-situs seperti ini akan membuat KPU terpacu dan tidak memberikan peluang untuk "main mata".
“Saya duga kawal pemilu itu bisa lebih cepat mengeluarkan hasil pemilu tahun ini. Karena sekarang sudah 93 persen. Sekarang begini, masing-masing dari mereka melakukan real count, orang kan jadi tidak percaya. Kawal pemilu ini mudah-mudahan bisa menjadi pembanding bagi KPU sehingga KPU tidak bisa main-main dengan hasil pemilu,” kata Ade.
Di situs kawalpemilu.org dinyatakan bahwa data yang dimasukkan berasal dari scan form C1 yang dipublikasi oleh KPU dan didigitalisasi dengan bantuan relawan netizen yang independen. Data tabulasi DA1 berasal dari http://rekapda1.herokuapp.com/ dan tersedia sampai level kabupaten.
http://nasional.kompas.com/read/2014...ampaign=Kpopwp
-------------------------------
[i]Orang Indonesia selalu punya caranya sendiri untuk bisa keluar dari masalah-masalah pelik yang bisa mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa. Kuncinya ternyata hanya satu, berikan mereka rasa aman, damai, dan bebas menyatakan pikiran, idea, dan pendapatnya, serta dibiarkan sebebas-bebasnya mengeluarkan isi uneg-uneg'nya seperti yang saat ini terjadi di berbagai media sosial di negeri ini.

Pemilu dan Pilpres di Indonesia tahun 2014 ini, bisa jadi akan menjadi model pemilu di seluruh dunia, bahkanmungkin di negeri maju seperti AS, karena dinilai paling fair, transparan dan accountable.
- Model coblosan itu, ternyata lebih canggih ketimbang yang model elektronik, karena bukti fisiknya lebih sulit di manipulasi ketimbang yang elektronik yang bisa di intercept di tengah jalan oleh hacker suruhan peserta pemilu yang mau curang atau oleh pihak ketiga yang hendak mengacau pemilu. Sementara kartu suara yang di coblos, sebnarnya juga bisa di manipulasi, tetapi caranya pasti lebih vulgar kalau mau memanipulasinya sehingga gampang ketahuan.
- Keberadaan saksi-saksi di TPS juga ternyata sangat strategis, karena parpol/capres yang beratanding, akan meng-copy dokumen berita acara hasil perhitungan suara langsung di TPS, termasuk menerima salinannya yang asli dan sah serta berlaku di pengadilan Mahkamah Konstitusi kelak kalau ada persengketaan pemilu/pilpres.
- Up-load berita acara penghitungan suara di TPS langsung oleh KPU, adalah sesuatu yang baru dalam sejarah pemilu/pilpres di Indonesia. Cara ini ternyata tanpa sengaja bisa memancing anggota masyarakat untuk mengawal hasil perhitungan suara itu. Lokasi-lokasi dimana terjadi kecurangan dan penggelembungan suara, ternyata bisa langsung diketahui dan dilaporkan anggota masyarakat ke KPU.
- Hasil perhitungan 'quick count' juga merupakan kontrol awal dari hasil perhitungan suara dalam pemilu/pilpres, alat untuk mengontrol dan mencegah terjadinya kecurangan. Terlepas kontroversi ada lembaga survei 'quick count' yang tidak jujur secara ilmiah akibat disogok, cara ni cukup effekif untuk mengontrol perhitungan suara kelak oleh KPU bila ada kecurangan.
- Pengawalan dan Perhitungan perolehan suara oleh anggota masyarakat seperti yang dilakukan 'kawalpemilu.org', adalah model yang sangat menarik dalam pilpres kali ini. Dengan program canggih, anti-hacker, sederhana, model yang dilakukan anggota masyarakat seperti itu adalah sebuah terobosan luar biasa. Di masa depan, jelas model 'kawalpemilu.org' akan banyak sekali bermunculan. Kalau saat ini, memang belum berapa banyak. Nantinya, lembaga seperti 'kawalpemilu.org' juga akan saling bersaing seperti lembaga survei 'quick count' itu, dan bisa jadi hasilnya juga akan beda, meski sumbernya sama dari data C1 KPU misalnya.
- Penyelesaian akhir di MK, adalah solusi terakhir kalau terjadi perbedaan dan ketidak-puasan. Meskipuan Negeri kita sempat dibuat terkaget-kaget sebelumnya oleh kinerja MK yang curang, yaitu ketika Ketua MK ditangkap KPK karena ketahuan memanipulasi dan korupsi persengketaan pilkada, dimana yang menang bisa kalah, dan kalah bisa menang. Untunglah bangsa ini bisa mengatasinya dengan caranya sendiri. Sekarang saya yakin, hakim-hakim di MK, pasti tak akan berani lagi bermain-main dengan amanah yang diembannya, karena pastilah diam-diam sang pengawas seperti KPK itu, terus mengamati dan menguntit mereka kalau ada indikasi kecurangan yang dilakukan oleh hakim konstitusi itu
Partisipasi Publik dalam Mengawal Pemilu Harus Terus Dirawat
Kamis, 17 Juli 2014 | 21:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Anies Baswedan, mengapresiasi kerja relawan pemantau pemilu pasca-pemungutan suara, 9 Juli 2014. Sejumlah situs independen yang menayangkan hasil perhitungan real count, menurut Anies, menunjukkan keterlibatan aktif masyarakat untuk memantau hasil Pemilu Presiden 2014. Hal ini sebuah fenomena yang harus terus dirawat.
"Terobosan baik dalam pemilu dan demokrasi kita adalah masyarakat mengawasi pemilu secara aktif," ujar Anies, melalui keterangan tertulis, Kamis (17/7/2014).
Salah satu situs yang disebut Anies adalah kawalpemilu.org. Anies mengatakan, situs ini memperlihatkan peran generasi muda untuk terlibat aktif dalam demokrasi.
"Situs ini dibuat dan dirawat oleh anak muda dengan partisipasi aktif masyarakat dalam pelaporan data penghitungan suara," tambah dia.
Anies menilai, partisipasi publik dalam demokrasi seperti yang dilakukan situs kawalpemilu.org harus terus dirawat. Situs tersebut dibuat oleh juara Olimpiade Matematika, Ainun Najib yang juga lulusan Nanyang Technological University (NTU). Menurut Ainun, situs ini dibuat untuk menyambut ajakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar mengawal proses penghitungan suara.
"Kedua capres juga menyerukan untuk mengawal. Kami lihat datanya tersedia, dan secara teknologi informasi bisa dikerjakan," ujar Ainun.
Ia mengatakan, ada sekitar 700 relawan yang berkontribusi meng-input data. "Ini semua gratis," ujar dia.
http://nasional.kompas.com/read/2014....Terus.Dirawat
Situs-situs Independen yang Lakukan "Real Count" Jadi Pengawal Rekap KPU
Kamis, 17 Juli 2014 | 06:37 WIB

situs [url=http://www.kawalpemilu.org[/I]]www.kawalpemilu.org[/I][/url]
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, menilai munculnya situs-situs yang turut melakukan pemantauan dan penghitungan rekapitulasi suara dalam Pemilu Presiden 2014 menunjukkan tingginya perhatian publik atas pesta demokrasi lima tahunan ini. Salah satunya, laman www.kawalpemilu.org .
Menurut Ade, partisipasi publik ini juga memperlihatkan bahwa masyarakat menginginkan pemilu yang bersih, tanpa kecurangan. Inisiatif ini, menurut dia, bagian dari mengawal demokrasi.
“Itu dahsyat sekali, masyarakat sipil bergerak. Mereka melakukan perhitungan. Itu volunteer, tidak dibiayai siapa pun, tidak berafiliasi oleh partai mana pun,” kata Ade dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Situs-situs yang mengandalkan para relawan itu membuka pintu bagi siapa saja yang ingin terlibat sehingga melibatkan mereka yang merupakan bagian dari relawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hasil rekapitulasi oleh situs seperti kawalpemilu.org, kata Ade, juga bisa menjadi pembanding atas perhitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena data yang digunakan berasal dari scan C1 yang diunggah ke situs KPU. Ia berharap partisipasi publik melalui situs-situs seperti ini akan membuat KPU terpacu dan tidak memberikan peluang untuk "main mata".
“Saya duga kawal pemilu itu bisa lebih cepat mengeluarkan hasil pemilu tahun ini. Karena sekarang sudah 93 persen. Sekarang begini, masing-masing dari mereka melakukan real count, orang kan jadi tidak percaya. Kawal pemilu ini mudah-mudahan bisa menjadi pembanding bagi KPU sehingga KPU tidak bisa main-main dengan hasil pemilu,” kata Ade.
Di situs kawalpemilu.org dinyatakan bahwa data yang dimasukkan berasal dari scan form C1 yang dipublikasi oleh KPU dan didigitalisasi dengan bantuan relawan netizen yang independen. Data tabulasi DA1 berasal dari http://rekapda1.herokuapp.com/ dan tersedia sampai level kabupaten.
http://nasional.kompas.com/read/2014...ampaign=Kpopwp
-------------------------------
[i]Orang Indonesia selalu punya caranya sendiri untuk bisa keluar dari masalah-masalah pelik yang bisa mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa. Kuncinya ternyata hanya satu, berikan mereka rasa aman, damai, dan bebas menyatakan pikiran, idea, dan pendapatnya, serta dibiarkan sebebas-bebasnya mengeluarkan isi uneg-uneg'nya seperti yang saat ini terjadi di berbagai media sosial di negeri ini.

Diubah oleh shopishields 18-07-2014 07:05
0
2.3K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan