- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
KAWALPEMILU.ORG DIKATAKAN TIDAK NETRAL DAN INI KLARIFIKASINYA


TS
pinangwikandaru
KAWALPEMILU.ORG DIKATAKAN TIDAK NETRAL DAN INI KLARIFIKASINYA
Harap dibaca dulu pada paragraf pertama, biar thread ini bukan hanya untuk mencemooh kubu no 1 dan kubu no 2.
Tolong komentar kaskuser untuk one liner dihilangkan baca secara penuh. Pahami secara teliti, baru komentar. Komentar jangan cuma bilang setuju komentar one liner yang diperkenankan hanya bentuk sundul gan, komentar harus berbobot antara setuju dan tidak. Ketika pernyataan setuju harus disertai argumentasi yang kuat syukur syukur sumber yang bisa dijadikan pijakan. Komentar kaskuser yang tidak setuju silahkan dengan argumentasi dan sumber yang kuat. Jika komentar hanya oneliner dan hanya berbuat onar mengejek salah satu kubu, sangat disarankan untuk salvo bata
SALVO BATA DIHALALKAN DISARANKAN UNTUK pembuat ONAR
[B]Oke, objektif kita membahas netralitas kawalpemilu.org. Jadi sangat jelas yang berselisih pendapat antara kawalpemilu.org dengan Indrawarta Wardhana. Posisi kawalpemilu.org dan Indrawarta Wardhana adalah sama-sama Netizen. Jadi saat ini masih bisa kita katakan kedua belah pihak netral dan bukan berafiliasi dengan salah satu kubu.
Posisinya dimana Indrawarta Wardhana meragukan kawalpemilu.org netralitasnya. Jadi disini kita bahas tentang netralitas kawalpemilu.org dan apakah kuat argumen dari Indrawarta Wardhana untuk mengatakan kawalpemilu.org
]Kronologi kicauan salah satu facebooker yang meragukan kawal pemilu netral
http://kitapks.com/?%2Fbaca%2F74%2FM...agian1%29.html
Isi tanpa harus klik link,
Beberapa waktu yang lalu saya dikirimi pesan di WA oleh teman di jakarta. Teman saya itu memberitahu bila ingin melihat hasil real count pilpres 2014 secara detail cukup klik [url=http://www.kawalpemilu.org,]www.kawalpemilu.org,[/url] kata teman saya di website tersebut sangat lengkap data, termasuk screen shot hasil pemilu C1 yang di download dari website resmi KPU.
Akhirnya saya coba membuka website www.kawalpemilu.orgini, hasilnya.. aneh?. Sebuah website dengan aplikasi JQUERY canggih namun tanpa css atau atau tampilan yang menarik. Web yang katanya bersifat independen dan dikerjakan sampai 700 orang relawan (sumber : facebook KawalPemilu) ini selesai di-input dalam waktu 5 hari selesai hingga 99% tiap propinsi.
Sangat hebat, itu kata saya bahkan lengkap dengan data error yang katanya sudah terverifikasi dengan baik. Saya mencoba mengklik pada kabupaten, kecamatan, kelurahan dan TPS. Rupanya sang developer web mencoba untuk tidak merender data secara URL biasa, tapi menggunakan teknologi AJAX.
Sebelum itu, saya mau lihatkan dulu kapan dan punya siapa nih web. Hasil cek di [url=http://www.who.is,]www.who.is,[/url] didapatkan bahwa web www.kawalpemilu.org hadir didunia pada tanggal 11 Juli 2014. server di di dreamhost.com
Dan ini milik.. Ops tunggu dulu, sang pemilik domain enggan memberikan datanya.
Registrant Contact Information:
Name: Private Registrant
Organization: A Happy DreamHost Customer
City: Brea
State: CA
Zip: 92821
Country: US
Phone: +1.7147064182
Email: Email Masking Image@dreamhost.com
pemilik rupanya memilih opsi hidden register domain. Jadi kita hanya bisa melihat non register contact di who.is.
Dengan jumlah TPS sebanyak 472.672 yang ada diseluruh Indonesia, sungguh hal yang sangat luar biasa dikerjakan dalam waktu singkat apalagi mengerjakan dalam waktu lima hari. Coba kita bagi 472.672 tps /700 orang = 672,2457 artinya setiap orang mengerjakan 672 tps.
Anda bayangkan bahwa dengan koneksi internet yang tidak stabil di web, apalagi website yang kadang-kadang lama loadingnya. Kalau saja untuk menginput 1 tps butuh waktu sekitar 5 menit, 675 tps x 5 menit = 3376 menit /60 menit = 56 jam. Artinya butuh waktu lebih dari 2 hari 8 jam.
Anehnya, saya mencoba menjadi relawan input. Dasarnya sih semua bisa input, tidak peduli siapa pilihan presiden kita. Ada link ke facebook ke https://www.facebook.com/pages/Kawal...2601258341836. Tempat saya bisa suka dan bisa daftar katanya. Cuma yang paling anehnya lagi.. 14 Juli baru bergabung di facebook. Waduh. bukannya butuh waktu 2 hari 8 jam tiap orang untuk menginput? hari ini saja baru tanggal 15 Juli 2014 jam 23.00 WIB.
Akhirnya saya memilih pending untuk like nih facebook. Setelah dipantengin nih facebook, rupanya yang punya adalah ..
Adalah Ainun Najib sosok utama yang menginisiasi website tersebut. Ainun kini masih menempuh studi di Nanyang Technological University dan berdomisili di Singapura. (METROTVNEWS.com).
Hebat sekali lagi, Ainun Najib tinggal di Singapura. Cuma dapat darimana relawan 700 orang secepat kilat dengan spesifikasi yang luar biasa? kapan melatihnya ? dimana inputnya? bisa orang tidak tidur 2 hari 8 jam? input seabrek itu.. Pastinya orang hebat dan jago website semua nih.
" Ainun juga menekankan kepada 700 relawan yang sejauh ini sudah bergabung untuk melakukan entry data, bahwa kawalpemilu.org independen. "Relawan kita itu ada yang dukung Jokowi, ada yang Prabowo, ada juga yang netral. Itu tidak bisa kita lepaskan," kata putra Gresik, Jawa Timur itu. "
Jadi kembali ke awal, siapa fundingnya nih? Hari gini gratisan input? masak sih? 2 hari 8 jam bergadang tidak tidur tidak ngapa-ngapain? Orang butuh THR juga lah..
Andai saja berbayar inputnya. Mungkin butuh uang sebesar Rp. 1000/input x 472.672 tps = Rp. 472.672.000 (Empat Ratus Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah). Belum servernya.. Banyak yah..
Dan ini yang paling aneh..
Website ini ada akses lansung ke server KPU ?. Tunggu dulu, saya coba cek website http://pilpres2014.kpu.go.id/. Lansung cek ke unduhan per TPS. Tidak ada subdomain http://scanc1.kpu.go.id/ . Yang ada cuma link seperti ini : http://pilpres2014.kpu.go.id/c1.php?...&kel_id=17381.
Pertanyaan paling besar adalah darimana para programmer mendapatkan domain http://scanc1.kpu.go.id/ apalagi mendapatkan file viewp.php . Url tersebut berguna untuk meload secara otomatis menggunakan skrip AJAX tampilan gambar C1 tanpa mendownload dahulu gambar C1. Apakah KPU tahu ini? ..
bersambung...
https://www.facebook.com/notes/kawal...f_t=note_reply
langsung saja tanpa klik,
Karena semakin banyaknya tudingan miring terhadap KawalPemilu.org. Kami memutuskan untuk ANGKAT BICARA, memaparkan analisa para pakar IT.
PhD. Ruli Manurung:
* Dosen di Fakultas Ilmu Komputer UI.
* Lulusan S3 dari School of Informatics, University of Edinburgh, UK.
----------------------------------
UPDATE: sepertinya server kitapks.com saat ini kewalahan dengan traffic-nya, sehingga koneksinya jadi byarpet. Ini jadi buah simalakama untuk admin: content-nya dikritik, tapi jadi high traffic :-) Untuk yang tertarik, ada cache/archive-nya di:
http://web.archive.org/web/201407160...agian1%29.html
----------------------------------
"Di wall saya pagi ini tiba-tiba ada banyak status yang membahas sebuah artikel yang muncul di http://kitapks.com/?/baca/74/Membeda...walPemilu.org-(Bagian1).html pagi ini."
Artikel ini mencoba mendiskreditkan inisiatif crowdsourcing di website http://kawalpemilu.orgyang dimotori oleh mas Ainun Najib. Saya sudah menduga bahwa usaha pendiskreditan (walah, ini kata sah bukan ya? harus panggil mas Ivan Lanin untuk verifikasi...) ini akan muncul terhadap usaha-usaha crowdsourcing data entry form C1, apalagi melihat strategi yang digunakan mas Ainun adalah mengandalkan kelompok relawan pada kelompok yang tertutup.
Mari kita bedah satu per satu tudingan dari pembedahan yang dilakukan Sdr. Indrawata Wardhana (selanjutnya, saya refer sebagai 'penulis', meskipun mungkin lebih tepat saya menggunakan istilah 'pengarang'):
1. Penulis mempermasalahkan bahwa pemilik domain melakukan registrasi terhadap alamat kawalpemilu.org secara private/hidden. Melihat agresifnya tudingan yang dilakukan oleh penulis pada artikel ini, sepertinya bisa dibayangkan mengapa pemilik memutuskan untuk melakukan registrasi secara privat ini. Namun saya rasa siapa identitas di belakang website ini tidak penting. Jangan lihat orangnya. Lihat datanya. Dan seluruh datanya dibeberkan terbuka berdasarkan prinsip Open Data.
2. Penulis mencoba membuat perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan data entry ini, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa adalah suatu kemustahilan bahwa website tersebut, per Selasa malam, 15 Juli, sudah mendekati 400 ribu TPS (dan pada saat tulisan ini dibuat, sudah menembus jumlah tersebut). Ada dua masalah dengan argumentasi ini. Pertama, asumsi yang diambil adalah bahwa entry data untuk 1 TPS adalah 5 menit, dengan alasan "koneksi Internet yang tidak stabil di web, apalagi website yang kadang-kadang lama loadingnya". Asumsi ini meleset sangat jauh dari perkiraan.
Meskipun seorang pejabat publik yang terkenal (dari partai yang didukung penulis artikel ini) pernah mempertanyakan "untuk apa sih Internet cepat?", bahkan dengan infrastruktur internet di Indonesia saat ini, asumsi tersebut jauh terlalu pesimis. Infrastruktur server KPU untuk menyediakan hasil scan form C1 patut diacungi jempol. Meskipun digempur habis-habisan dalam seminggu terakhir, reliabilitas dan kecepatannya tidak pernah mengecewakan, bahkan ketika saya coba akses melalui koneksi GPRS di ponsel saya.
Menurut testimoni beberapa relawan yang mengerjakan data entry, waktu yang sebenarnya dibutuhkan bukannya 5 menit, namun lebih mendekati 5 detik! Tapi okelah, anggaplah asumsi hitungan penulis benar, argumentas ini masih tidak tepat. Mengapa? Menurut penulis, butuh waktu 2 hari 8 jam untuk setiap relawan menyelesaikan porsi pekerjaan mereka masing-masing. Hal ini dibenturkan dengan kenyataan bahwa grup Facebook Kawal Pemilu 2014 baru aktif tanggal 14 Juli, padahal tanggal 15 Juli sudah hampir mencapai 400 ribu TPS.
Pertanyaan saya adalah: terus hubungannya apa? Justru penulis sendiri mengklaim di dalam artikelnya di dua tempat berbeda bahwa relawan kawalpemilu.org bekerja selama 5 hari. Jadi sebenarnya penulis telah mematahkan argumennya sendiri.
3. Penulis mempermasalahkan bahwa http://kawalpemilu.org memiliki "akses langsung" ke server KPU. Saya tidak paham persis apa tujuan penulis mengangkat ini, namun kelihatannya memang ini adalah suatu insinuasi bahwa ada satu kejanggalan dalam pengaksesan data. Memang betul, situs kawalpemilu.org memiliki "akses langsung" ke server KPU. Namun, kita SEMUA juga memiliki akses langsung terhadap server tersebut. Sekali lagi kita patut memberikan apresiasi tertinggi kepada KPU yang telah berkomitmen untuk menjunjung tinggi prinsip transparansi dengan membuka akses terhadap semua data C1.
Mengenai subdomain scanc1.kpu.go.id yang berbeda dengan domain pilpres2014.kpu.go.id, memang sangat lazim sebuah web developer membedakan server untuk menyediakan unduhan konten dalam skala besar. Ketika kita sudah mengetahui alamat URL dari suatu berkas (dan ini tidak perlu peretas tingkat tinggi, cukup klik kanan kok pada file JPG di website KPU), sangat mudah untuk kita mengotomasi proses penelusuran semua hasil scan form C1. Mungkin sebaiknya penulis perlu mengulas sedikit mengenai teori di balik protokol HTTP.
4. Terakhir, dan kelihatannya ini yang paling membuat "rame" di wall saya, penulis meragukan bahwa relawan bekerja secara sukarela. Dikatakan "hari gini gratisan input? masak sih?". Ya, mungkin ini memang merefleksikan pemikiran dan filosofi teman-teman penulis. Pada kenyataannya, strategi crowdsourcing ini sudah diteliti oleh banyak orang, dan ada banyak publikasi ilmiah yang telah membahas bahwa faktor insentif adalah salah satu kunci keberhasilan suatu inisitif crowdsourcing.
Namun, insentif TIDAK HARUS SECARA FINANSIAL. Bahkan, ada riset yang menunjukkan bahwa inisiatif crowdsourcing justru lebih berhasil ketika motivasi relawan *bukan* finansial, namun karena memang ada suatu tujuan yang inheren dimiliki bersama oleh komunitas. Melihat besarnya animo di media sosial tentang usaha untuk mengawal proses penghitungan suara KPU, sebegitu sulitkah untuk membayangkan bahwa ada orang-orang yang memang siap merelakan sedikit waktunya untuk membantu mengerjakan proses ini secara gratis? Kasihan mas Ainun, berkat hitung-hitungan penulis, bisa-bisa dia sekarang bakal ditagih dengan invoice dari relawannya :-)
Segitu dulu. Karena penulis menambahkan keterangan "(Bagian 1)" pada judul artikelnya, dan menjanjikan bahwa ini bersambung, maka usaha bedah terhadap pembedahan penulis akan bersambung juga.
https://www.facebook.com/indrawata
Membedah Keanehan Website KawalPemilu.Org (Bagian1+1/2)
Sebelum membahas lebih detail mengenai keanehan website kawalpemilu.org. Saya ingin menyampaikan banyak sekali masukan di inbox FB, email, maupun komentar di website. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Di bulan Ramadhan ini saya berupaya memberikan sebuah nasihat untuk sahabat baru saya Ainun Najib. Saya harap tulisan ini dapat anda baca dan direnungi, terlepas dari komentar saya tentang website anda.
Saya ingin memberitahu keadaan Indonesia secara ringkas, karena yang saya tahu anda saat ini berada di Singapura, saat ini sebelum dan sesudah pencoblosan. Sebelum pencobolosan presiden kita, SBY sempat mengkhawatirkan keadaan Indonesia sampai-sampai ada istilah SIAGA SATU (http://www.beritasatu.com/nasional/1...tertinggi.html) . Alhamdulillah pada saat pencoblosan tidak terjadi masalah apapun. Tapi tahukan keadaan saat ini sahabat? Negara kita seperti punya DUA PRESIDEN TERPILIH. Meminjam istilah kawan, Presiden versi quick count dan Presiden versi real count.
Anda tahu mengapa? karena beberapa jam setelah pencoblosan ada 11 lembaga survey mengeluarkan hasil quick count. Ada dua kubu : hasil quick count 7 lembaga survey memenangkan pasangan nomor 2 , dan hasil quick count 4 lembaga survey memenangkan pasangan nomor 1. Rakyat bingung, jujur saya sendiri sempat bingung. Semua mengemukakan pendapat dengan baik. Sampai-sampai ada seorang pengamat politik terkenal mengklaim jika beda hasil quick countnya dengan KPU, maka KPU yang salah.
Tahukah selama beberapa hari setelah pencoblosan, semua pembicaraan mengarah ke hasil quick count. Bila anda memilih nomor 1 maka anda tinggal bilang hasil quick count 4 lembaga survey. Bila anda memilih nomor 2 maka anda tinggal bilang hasil quick count 7 lembaga survey. Mulai dari taruhan, hingga ajakan duel pun saya saksikan di depan mata. Belum lagi laporan kawan-kawan, dalam sebuah keluarga terjadi keributan akibat beda pilihan, semua karena hasil quick count yang berbeda.
Bahkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, lembaga survey yang terkenal pernah tantang lembaga survey lainnya bubar bila salah di 22 juli nantinya (http://nasional.kompas.com/read/2014...ck.Count.Salah) . Yang penting di ingat adalah hanya hanya 56 lembaga survey di akui oleh KPU.
Selanjutnya, berlanjut ke media. Masyarakat sampai bingung siapa yang menang. Karena media yang selama ini di nikmatinya menampilkan hasil quick versi yang berbeda. Istilah kawan saya, tergantung medianya Pro siapa.
Tidak selesai di Quick Count, masing-masing timses capres mengeluarkan hasil real count yang berbeda. Bahasa saya adalah ini Komplit bin Komplit masalahnya. Semuanya kembali ke tanggal 22 Juli 2014.
Saya belum mengeluarkan kritik saya terhadap website kawalpemilu.org, mungkin nanti. Saran saya sebaiknya sahabat saya Ainun Najib kembali ke Indonesia, lihat dulu keadaan negeri ini. Saya pribadi secara jujur ingin mengatakan kepada Anda bahwa saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada tanggal 22 Juli dan setelahnya. Pendukung fanatik buta yang tidak bisa menerima keadaan itu lebih berbahaya.
Saat ini website kawalpemilu.org menjadi rujukan beberapa pendukung tertentu. Anda bisa bayangkan bila hasil KPU berbeda dengan hitungan di kawalpemilu.org. Ini Indonesia dengan ratusan etnis dengan ribuan karakter. Sekali lagi pulanglah ke Indonesia, lihat keadaan saat ini.
Saya sangat yakin dengan kemampuan komputasi Anda yang di atas rata-rata. Namun ini bukan lah hitungan matematis atau skrip program . Ini masalah Negara kita tercinta, INDONESIA. Biarkan yang berhak saja mengumumkan yang memperlihatkan HASIL AKHIRNYA . Ada lembaga khusu pemilu kita yang berhak untuk mengumumkannya, yakni KOMISI PEMILIHAN UMUM INDONESIA.
Untuk kebaikan INDONESIA kita Tercinta.. Salam Persatuan..
Indrawata Wardhana
Sahabat baru Anda
muslimmuda@gmail.com
Silahkan berkomentar dengan etika dan dengan argumentasi yang kuat kita nilai secara obyektif perdebatan ini, siapakah pemenangnya? kawalpemilu atau indrawara wardhana
komentar kaskuser yang menyatakan bahwa tanggapan terbaru out of the topic
komentar kaskuser yang memberiikan solusi kepada bung indrawarta
Hasilnya sudah mulai nampak dengan segala argumen banyak Netizen Kaskus juga melihat bahwa Kawalpemilu.org adalah Netral. Dan pendapat yang diutarakan saudara Indrawarta sangat diragukan Kaskuser. Pantauan sampai pukul 22:22 WIB 17-07-2014
Tolong komentar kaskuser untuk one liner dihilangkan baca secara penuh. Pahami secara teliti, baru komentar. Komentar jangan cuma bilang setuju komentar one liner yang diperkenankan hanya bentuk sundul gan, komentar harus berbobot antara setuju dan tidak. Ketika pernyataan setuju harus disertai argumentasi yang kuat syukur syukur sumber yang bisa dijadikan pijakan. Komentar kaskuser yang tidak setuju silahkan dengan argumentasi dan sumber yang kuat. Jika komentar hanya oneliner dan hanya berbuat onar mengejek salah satu kubu, sangat disarankan untuk salvo bata
SALVO BATA DIHALALKAN DISARANKAN UNTUK pembuat ONAR
[B]Oke, objektif kita membahas netralitas kawalpemilu.org. Jadi sangat jelas yang berselisih pendapat antara kawalpemilu.org dengan Indrawarta Wardhana. Posisi kawalpemilu.org dan Indrawarta Wardhana adalah sama-sama Netizen. Jadi saat ini masih bisa kita katakan kedua belah pihak netral dan bukan berafiliasi dengan salah satu kubu.
Posisinya dimana Indrawarta Wardhana meragukan kawalpemilu.org netralitasnya. Jadi disini kita bahas tentang netralitas kawalpemilu.org dan apakah kuat argumen dari Indrawarta Wardhana untuk mengatakan kawalpemilu.org
Spoiler for kronologi pertama:
]Kronologi kicauan salah satu facebooker yang meragukan kawal pemilu netral
http://kitapks.com/?%2Fbaca%2F74%2FM...agian1%29.html
Isi tanpa harus klik link,
Beberapa waktu yang lalu saya dikirimi pesan di WA oleh teman di jakarta. Teman saya itu memberitahu bila ingin melihat hasil real count pilpres 2014 secara detail cukup klik [url=http://www.kawalpemilu.org,]www.kawalpemilu.org,[/url] kata teman saya di website tersebut sangat lengkap data, termasuk screen shot hasil pemilu C1 yang di download dari website resmi KPU.
Akhirnya saya coba membuka website www.kawalpemilu.orgini, hasilnya.. aneh?. Sebuah website dengan aplikasi JQUERY canggih namun tanpa css atau atau tampilan yang menarik. Web yang katanya bersifat independen dan dikerjakan sampai 700 orang relawan (sumber : facebook KawalPemilu) ini selesai di-input dalam waktu 5 hari selesai hingga 99% tiap propinsi.
Sangat hebat, itu kata saya bahkan lengkap dengan data error yang katanya sudah terverifikasi dengan baik. Saya mencoba mengklik pada kabupaten, kecamatan, kelurahan dan TPS. Rupanya sang developer web mencoba untuk tidak merender data secara URL biasa, tapi menggunakan teknologi AJAX.
Sebelum itu, saya mau lihatkan dulu kapan dan punya siapa nih web. Hasil cek di [url=http://www.who.is,]www.who.is,[/url] didapatkan bahwa web www.kawalpemilu.org hadir didunia pada tanggal 11 Juli 2014. server di di dreamhost.com
Dan ini milik.. Ops tunggu dulu, sang pemilik domain enggan memberikan datanya.
Registrant Contact Information:
Name: Private Registrant
Organization: A Happy DreamHost Customer
City: Brea
State: CA
Zip: 92821
Country: US
Phone: +1.7147064182
Email: Email Masking Image@dreamhost.com
pemilik rupanya memilih opsi hidden register domain. Jadi kita hanya bisa melihat non register contact di who.is.
Dengan jumlah TPS sebanyak 472.672 yang ada diseluruh Indonesia, sungguh hal yang sangat luar biasa dikerjakan dalam waktu singkat apalagi mengerjakan dalam waktu lima hari. Coba kita bagi 472.672 tps /700 orang = 672,2457 artinya setiap orang mengerjakan 672 tps.
Anda bayangkan bahwa dengan koneksi internet yang tidak stabil di web, apalagi website yang kadang-kadang lama loadingnya. Kalau saja untuk menginput 1 tps butuh waktu sekitar 5 menit, 675 tps x 5 menit = 3376 menit /60 menit = 56 jam. Artinya butuh waktu lebih dari 2 hari 8 jam.
Anehnya, saya mencoba menjadi relawan input. Dasarnya sih semua bisa input, tidak peduli siapa pilihan presiden kita. Ada link ke facebook ke https://www.facebook.com/pages/Kawal...2601258341836. Tempat saya bisa suka dan bisa daftar katanya. Cuma yang paling anehnya lagi.. 14 Juli baru bergabung di facebook. Waduh. bukannya butuh waktu 2 hari 8 jam tiap orang untuk menginput? hari ini saja baru tanggal 15 Juli 2014 jam 23.00 WIB.
Akhirnya saya memilih pending untuk like nih facebook. Setelah dipantengin nih facebook, rupanya yang punya adalah ..
Adalah Ainun Najib sosok utama yang menginisiasi website tersebut. Ainun kini masih menempuh studi di Nanyang Technological University dan berdomisili di Singapura. (METROTVNEWS.com).
Hebat sekali lagi, Ainun Najib tinggal di Singapura. Cuma dapat darimana relawan 700 orang secepat kilat dengan spesifikasi yang luar biasa? kapan melatihnya ? dimana inputnya? bisa orang tidak tidur 2 hari 8 jam? input seabrek itu.. Pastinya orang hebat dan jago website semua nih.
" Ainun juga menekankan kepada 700 relawan yang sejauh ini sudah bergabung untuk melakukan entry data, bahwa kawalpemilu.org independen. "Relawan kita itu ada yang dukung Jokowi, ada yang Prabowo, ada juga yang netral. Itu tidak bisa kita lepaskan," kata putra Gresik, Jawa Timur itu. "
Jadi kembali ke awal, siapa fundingnya nih? Hari gini gratisan input? masak sih? 2 hari 8 jam bergadang tidak tidur tidak ngapa-ngapain? Orang butuh THR juga lah..
Andai saja berbayar inputnya. Mungkin butuh uang sebesar Rp. 1000/input x 472.672 tps = Rp. 472.672.000 (Empat Ratus Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah). Belum servernya.. Banyak yah..
Dan ini yang paling aneh..
Website ini ada akses lansung ke server KPU ?. Tunggu dulu, saya coba cek website http://pilpres2014.kpu.go.id/. Lansung cek ke unduhan per TPS. Tidak ada subdomain http://scanc1.kpu.go.id/ . Yang ada cuma link seperti ini : http://pilpres2014.kpu.go.id/c1.php?...&kel_id=17381.
Pertanyaan paling besar adalah darimana para programmer mendapatkan domain http://scanc1.kpu.go.id/ apalagi mendapatkan file viewp.php . Url tersebut berguna untuk meload secara otomatis menggunakan skrip AJAX tampilan gambar C1 tanpa mendownload dahulu gambar C1. Apakah KPU tahu ini? ..
bersambung...
Spoiler for klarifikasi dari kawal pemilu:
https://www.facebook.com/notes/kawal...f_t=note_reply
langsung saja tanpa klik,
Karena semakin banyaknya tudingan miring terhadap KawalPemilu.org. Kami memutuskan untuk ANGKAT BICARA, memaparkan analisa para pakar IT.
PhD. Ruli Manurung:
* Dosen di Fakultas Ilmu Komputer UI.
* Lulusan S3 dari School of Informatics, University of Edinburgh, UK.
----------------------------------
UPDATE: sepertinya server kitapks.com saat ini kewalahan dengan traffic-nya, sehingga koneksinya jadi byarpet. Ini jadi buah simalakama untuk admin: content-nya dikritik, tapi jadi high traffic :-) Untuk yang tertarik, ada cache/archive-nya di:
http://web.archive.org/web/201407160...agian1%29.html
----------------------------------
"Di wall saya pagi ini tiba-tiba ada banyak status yang membahas sebuah artikel yang muncul di http://kitapks.com/?/baca/74/Membeda...walPemilu.org-(Bagian1).html pagi ini."
Artikel ini mencoba mendiskreditkan inisiatif crowdsourcing di website http://kawalpemilu.orgyang dimotori oleh mas Ainun Najib. Saya sudah menduga bahwa usaha pendiskreditan (walah, ini kata sah bukan ya? harus panggil mas Ivan Lanin untuk verifikasi...) ini akan muncul terhadap usaha-usaha crowdsourcing data entry form C1, apalagi melihat strategi yang digunakan mas Ainun adalah mengandalkan kelompok relawan pada kelompok yang tertutup.
Mari kita bedah satu per satu tudingan dari pembedahan yang dilakukan Sdr. Indrawata Wardhana (selanjutnya, saya refer sebagai 'penulis', meskipun mungkin lebih tepat saya menggunakan istilah 'pengarang'):
1. Penulis mempermasalahkan bahwa pemilik domain melakukan registrasi terhadap alamat kawalpemilu.org secara private/hidden. Melihat agresifnya tudingan yang dilakukan oleh penulis pada artikel ini, sepertinya bisa dibayangkan mengapa pemilik memutuskan untuk melakukan registrasi secara privat ini. Namun saya rasa siapa identitas di belakang website ini tidak penting. Jangan lihat orangnya. Lihat datanya. Dan seluruh datanya dibeberkan terbuka berdasarkan prinsip Open Data.
2. Penulis mencoba membuat perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan data entry ini, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa adalah suatu kemustahilan bahwa website tersebut, per Selasa malam, 15 Juli, sudah mendekati 400 ribu TPS (dan pada saat tulisan ini dibuat, sudah menembus jumlah tersebut). Ada dua masalah dengan argumentasi ini. Pertama, asumsi yang diambil adalah bahwa entry data untuk 1 TPS adalah 5 menit, dengan alasan "koneksi Internet yang tidak stabil di web, apalagi website yang kadang-kadang lama loadingnya". Asumsi ini meleset sangat jauh dari perkiraan.
Meskipun seorang pejabat publik yang terkenal (dari partai yang didukung penulis artikel ini) pernah mempertanyakan "untuk apa sih Internet cepat?", bahkan dengan infrastruktur internet di Indonesia saat ini, asumsi tersebut jauh terlalu pesimis. Infrastruktur server KPU untuk menyediakan hasil scan form C1 patut diacungi jempol. Meskipun digempur habis-habisan dalam seminggu terakhir, reliabilitas dan kecepatannya tidak pernah mengecewakan, bahkan ketika saya coba akses melalui koneksi GPRS di ponsel saya.
Menurut testimoni beberapa relawan yang mengerjakan data entry, waktu yang sebenarnya dibutuhkan bukannya 5 menit, namun lebih mendekati 5 detik! Tapi okelah, anggaplah asumsi hitungan penulis benar, argumentas ini masih tidak tepat. Mengapa? Menurut penulis, butuh waktu 2 hari 8 jam untuk setiap relawan menyelesaikan porsi pekerjaan mereka masing-masing. Hal ini dibenturkan dengan kenyataan bahwa grup Facebook Kawal Pemilu 2014 baru aktif tanggal 14 Juli, padahal tanggal 15 Juli sudah hampir mencapai 400 ribu TPS.
Pertanyaan saya adalah: terus hubungannya apa? Justru penulis sendiri mengklaim di dalam artikelnya di dua tempat berbeda bahwa relawan kawalpemilu.org bekerja selama 5 hari. Jadi sebenarnya penulis telah mematahkan argumennya sendiri.
3. Penulis mempermasalahkan bahwa http://kawalpemilu.org memiliki "akses langsung" ke server KPU. Saya tidak paham persis apa tujuan penulis mengangkat ini, namun kelihatannya memang ini adalah suatu insinuasi bahwa ada satu kejanggalan dalam pengaksesan data. Memang betul, situs kawalpemilu.org memiliki "akses langsung" ke server KPU. Namun, kita SEMUA juga memiliki akses langsung terhadap server tersebut. Sekali lagi kita patut memberikan apresiasi tertinggi kepada KPU yang telah berkomitmen untuk menjunjung tinggi prinsip transparansi dengan membuka akses terhadap semua data C1.
Mengenai subdomain scanc1.kpu.go.id yang berbeda dengan domain pilpres2014.kpu.go.id, memang sangat lazim sebuah web developer membedakan server untuk menyediakan unduhan konten dalam skala besar. Ketika kita sudah mengetahui alamat URL dari suatu berkas (dan ini tidak perlu peretas tingkat tinggi, cukup klik kanan kok pada file JPG di website KPU), sangat mudah untuk kita mengotomasi proses penelusuran semua hasil scan form C1. Mungkin sebaiknya penulis perlu mengulas sedikit mengenai teori di balik protokol HTTP.
4. Terakhir, dan kelihatannya ini yang paling membuat "rame" di wall saya, penulis meragukan bahwa relawan bekerja secara sukarela. Dikatakan "hari gini gratisan input? masak sih?". Ya, mungkin ini memang merefleksikan pemikiran dan filosofi teman-teman penulis. Pada kenyataannya, strategi crowdsourcing ini sudah diteliti oleh banyak orang, dan ada banyak publikasi ilmiah yang telah membahas bahwa faktor insentif adalah salah satu kunci keberhasilan suatu inisitif crowdsourcing.
Namun, insentif TIDAK HARUS SECARA FINANSIAL. Bahkan, ada riset yang menunjukkan bahwa inisiatif crowdsourcing justru lebih berhasil ketika motivasi relawan *bukan* finansial, namun karena memang ada suatu tujuan yang inheren dimiliki bersama oleh komunitas. Melihat besarnya animo di media sosial tentang usaha untuk mengawal proses penghitungan suara KPU, sebegitu sulitkah untuk membayangkan bahwa ada orang-orang yang memang siap merelakan sedikit waktunya untuk membantu mengerjakan proses ini secara gratis? Kasihan mas Ainun, berkat hitung-hitungan penulis, bisa-bisa dia sekarang bakal ditagih dengan invoice dari relawannya :-)
Segitu dulu. Karena penulis menambahkan keterangan "(Bagian 1)" pada judul artikelnya, dan menjanjikan bahwa ini bersambung, maka usaha bedah terhadap pembedahan penulis akan bersambung juga.
Spoiler for balasan lagi dari:
https://www.facebook.com/indrawata
Membedah Keanehan Website KawalPemilu.Org (Bagian1+1/2)
Sebelum membahas lebih detail mengenai keanehan website kawalpemilu.org. Saya ingin menyampaikan banyak sekali masukan di inbox FB, email, maupun komentar di website. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Di bulan Ramadhan ini saya berupaya memberikan sebuah nasihat untuk sahabat baru saya Ainun Najib. Saya harap tulisan ini dapat anda baca dan direnungi, terlepas dari komentar saya tentang website anda.
Saya ingin memberitahu keadaan Indonesia secara ringkas, karena yang saya tahu anda saat ini berada di Singapura, saat ini sebelum dan sesudah pencoblosan. Sebelum pencobolosan presiden kita, SBY sempat mengkhawatirkan keadaan Indonesia sampai-sampai ada istilah SIAGA SATU (http://www.beritasatu.com/nasional/1...tertinggi.html) . Alhamdulillah pada saat pencoblosan tidak terjadi masalah apapun. Tapi tahukan keadaan saat ini sahabat? Negara kita seperti punya DUA PRESIDEN TERPILIH. Meminjam istilah kawan, Presiden versi quick count dan Presiden versi real count.
Anda tahu mengapa? karena beberapa jam setelah pencoblosan ada 11 lembaga survey mengeluarkan hasil quick count. Ada dua kubu : hasil quick count 7 lembaga survey memenangkan pasangan nomor 2 , dan hasil quick count 4 lembaga survey memenangkan pasangan nomor 1. Rakyat bingung, jujur saya sendiri sempat bingung. Semua mengemukakan pendapat dengan baik. Sampai-sampai ada seorang pengamat politik terkenal mengklaim jika beda hasil quick countnya dengan KPU, maka KPU yang salah.
Tahukah selama beberapa hari setelah pencoblosan, semua pembicaraan mengarah ke hasil quick count. Bila anda memilih nomor 1 maka anda tinggal bilang hasil quick count 4 lembaga survey. Bila anda memilih nomor 2 maka anda tinggal bilang hasil quick count 7 lembaga survey. Mulai dari taruhan, hingga ajakan duel pun saya saksikan di depan mata. Belum lagi laporan kawan-kawan, dalam sebuah keluarga terjadi keributan akibat beda pilihan, semua karena hasil quick count yang berbeda.
Bahkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, lembaga survey yang terkenal pernah tantang lembaga survey lainnya bubar bila salah di 22 juli nantinya (http://nasional.kompas.com/read/2014...ck.Count.Salah) . Yang penting di ingat adalah hanya hanya 56 lembaga survey di akui oleh KPU.
Selanjutnya, berlanjut ke media. Masyarakat sampai bingung siapa yang menang. Karena media yang selama ini di nikmatinya menampilkan hasil quick versi yang berbeda. Istilah kawan saya, tergantung medianya Pro siapa.
Tidak selesai di Quick Count, masing-masing timses capres mengeluarkan hasil real count yang berbeda. Bahasa saya adalah ini Komplit bin Komplit masalahnya. Semuanya kembali ke tanggal 22 Juli 2014.
Saya belum mengeluarkan kritik saya terhadap website kawalpemilu.org, mungkin nanti. Saran saya sebaiknya sahabat saya Ainun Najib kembali ke Indonesia, lihat dulu keadaan negeri ini. Saya pribadi secara jujur ingin mengatakan kepada Anda bahwa saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada tanggal 22 Juli dan setelahnya. Pendukung fanatik buta yang tidak bisa menerima keadaan itu lebih berbahaya.
Saat ini website kawalpemilu.org menjadi rujukan beberapa pendukung tertentu. Anda bisa bayangkan bila hasil KPU berbeda dengan hitungan di kawalpemilu.org. Ini Indonesia dengan ratusan etnis dengan ribuan karakter. Sekali lagi pulanglah ke Indonesia, lihat keadaan saat ini.
Saya sangat yakin dengan kemampuan komputasi Anda yang di atas rata-rata. Namun ini bukan lah hitungan matematis atau skrip program . Ini masalah Negara kita tercinta, INDONESIA. Biarkan yang berhak saja mengumumkan yang memperlihatkan HASIL AKHIRNYA . Ada lembaga khusu pemilu kita yang berhak untuk mengumumkannya, yakni KOMISI PEMILIHAN UMUM INDONESIA.
Untuk kebaikan INDONESIA kita Tercinta.. Salam Persatuan..
Indrawata Wardhana
Sahabat baru Anda
muslimmuda@gmail.com
Silahkan berkomentar dengan etika dan dengan argumentasi yang kuat kita nilai secara obyektif perdebatan ini, siapakah pemenangnya? kawalpemilu atau indrawara wardhana
Spoiler for komentar kaskuser yang menyatakan oot:
komentar kaskuser yang menyatakan bahwa tanggapan terbaru out of the topic
Quote:
Original Posted By setyo1987►Terus terang saya nggak terlalu mudeng masalah web dst karena bukan keahlian saya. yang saya lihat adalah niat baik anak bangsa yang ingin mengawal pemilu yang bersih dan transparan.
kalo dicermati mengenai tanggapan kedua dari kader PKS tersebut udah mulai OOT, nggak fokus lagi tentang tanggapan pertama, malah sok tahu tentang kondisi bangsa dan ceramahin mas ainun.
so kawal terus kawalpemilu.org
kalo dicermati mengenai tanggapan kedua dari kader PKS tersebut udah mulai OOT, nggak fokus lagi tentang tanggapan pertama, malah sok tahu tentang kondisi bangsa dan ceramahin mas ainun.
so kawal terus kawalpemilu.org
Quote:
Original Posted By goodspell►yg menang yg ga hit and run gan, itu udh diklarifikasi cukup bagus, tapi malah dibalas ga nyambung.
Tujuan situs tsb kan utk mengawal proses rekapitulasi, utk mencegah/mem-backup kpu dari tuduhan melakukan kecurangan.
Kalo smua orang ikut ngitung, kan lebih transparan. Kalo cuma KPU yg boleh ngitung dan yg lain ga boleh crosscheck, ya ngapain KPU buka data C1, DA1, DB1 ke publik.
Tujuan situs tsb kan utk mengawal proses rekapitulasi, utk mencegah/mem-backup kpu dari tuduhan melakukan kecurangan.
Kalo smua orang ikut ngitung, kan lebih transparan. Kalo cuma KPU yg boleh ngitung dan yg lain ga boleh crosscheck, ya ngapain KPU buka data C1, DA1, DB1 ke publik.
komentar kaskuser yang memberiikan solusi kepada bung indrawarta
Quote:
Original Posted By novanakal►Menanggapii dengan pernyataan ini
nih saya jawab :
http://pemilu2014.kpu.go.id/dokumentasi.php
KPU aja udah ngasih tutor nya koq...
ini yg bikin Article di web tersebut, pinter tp nanggung udah ngomong yg aneh2...
belajar dulu sana
Code:
Website ini ada akses lansung ke server KPU ?.
Tunggu dulu, saya coba cek website http://pilpres2014.kpu.go.id/.
Lansung cek ke unduhan per TPS. Tidak ada subdomain
http://scanc1.kpu.go.id/ . Yang ada cuma link seperti ini :
http://pilpres2014.kpu.go.id/c1.php?...&kel_id=17381.
Pertanyaan paling besar adalah darimana para programmer pendapatkan domain
http://scanc1.kpu.go.id/ apalagi mendapatkan file viewp.php .
Url tersebut berguna untuk meload secara otomatis menggunakan skrip AJAX tampilan gambar C1 tanpa mendownload dahulu gambar C1.
Apakah KPU tahu ini? ..
nih saya jawab :
http://pemilu2014.kpu.go.id/dokumentasi.php
KPU aja udah ngasih tutor nya koq...
ini yg bikin Article di web tersebut, pinter tp nanggung udah ngomong yg aneh2...
belajar dulu sana
Hasilnya sudah mulai nampak dengan segala argumen banyak Netizen Kaskus juga melihat bahwa Kawalpemilu.org adalah Netral. Dan pendapat yang diutarakan saudara Indrawarta sangat diragukan Kaskuser. Pantauan sampai pukul 22:22 WIB 17-07-2014
Diubah oleh pinangwikandaru 17-07-2014 15:25


anasabila memberi reputasi
1
14.9K
Kutip
141
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan