- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
(INSPIRATIF)6 kisah cinta dan kehidupan yg menguras air mata!


TS
loveastria
(INSPIRATIF)6 kisah cinta dan kehidupan yg menguras air mata!
ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

Cintailah orang-orang yang mengasihi Anda, selama
Anda masih memiliki waktu untuk melakukannya.Karena, terkadang perhatian yang mereka berikan kepada Anda, terlewatkan begitu saja dengan berbagai rutinitas yang Anda jalani. Semoga 6 Kisah Cinta Dan Kehidupan yang Menguras Air Mata ini menjadikan kita lebih peka dan perduli untuk mengasihi sesama.

Hati siapa yang tidak tersentuh melihat seorang pria menarik becak di siang hari yang panas sambil menggendong bayi? Hal ini benar-benar terjadi di
India. Pria ini mengasuh bayinya karena sang istri meninggal setelah melahirkan dan tidak ada yang ersedia merawat sang bayi. Dilansir Dailymail , nama
pria ini adalah Bablu Jatav 38 tahun. Dia dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama Damini setelah menikah selama 15 tahun dengan istrinya, Shanti. Pak Bablu mengatakan bahwa dia sangat senang diberkati seorang putri, tetapi dia menyimpan
kesedihan mendalam karena sang istri meninggal sesaat setelah melahirkan.
"Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan di rumah sakit pada tanggal 20 September," ujar pak
Bablu. "Sejak saat itu, belum ada seorang pun yang mau merawat putri saya, sehingga saya yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak,"
lanjutnya.Pekerjaan pak Bablu sehari-hari adalah penarik becak di kota Bharatpur. Dia tidak memiliki saudara
yang bisa merawat bayinya, sehingga jalan satu-satunya adalah merawat sang putri sambil bekerja.
Pak Bablu menggendong bayinya dengan kain yang dililitkan di leher. Hal ini terpaksa dia lakukan,
bahkan di tengah hari yang sangat panas.Kondisi ini memang memprihatinkan, terutama bagi
Damini yang masih sangat kecil. Panasnya matahari dan kondisi jalanan membuatnya harus dilarikan di
rumah sakit Jaipur beberapa waktu yang lalu. Sang bayi mengalami septikemia, anemia dan dehidrasi
akut. Untungnya, kondisi sang bayi membaik setelah dirawat. Berita ini dengan cepat menyebar di India,
sehingga banyak tawaran bantuan yang diterima olehpak Bablu.
Besar kemungkinan bahwa pemerintah India setempat sedang memproses cara untuk membantu merawat sang bayi. Semoga bantuan segera datang,
sehingga bayi perempuan ini mendapat perawatan yang lebih baik. Ladies, jangan remehkan cinta
seorang ayah. Sudahkah Anda berterima kasih pada
beliau?

Seorang gadis di China dipaksa untuk meninggalkan pacarnya, jika pria itu tidak bisa berjalan lagi dalam
kurun waktu tiga tahun. Orang tua Yang Nan mengizinkan gadis 23 tahun itu tinggal bersama kekasihnya, Yan Hongbo, dengan syarat pria itu
harus bisa berjalan lagi dalam waktu tiga tahun. Jika tidak, Nan harus kembali tinggal bersama orang
tuanya dan memutuskan hubungannya dengan Hongbo, yang kini hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.
Nan telah memohon kepada orang tuanya, agar dia diberi lebih banyak waktu, karena kondisi Hongbo
yang hampir tidak memiliki harapan lagi untuk bisa berjalan. "Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tahu dia bisa disembuhkan, tapi kami
tidak punya uang untuk biaya berobat. Kami bahkan tidak punya cukup uang untuk kebutuhan makan sehari-hari. Kami perlu keajaiban," kata Nan kepada
China Daily. Meski Hongbo sangat mencintai Nan, dia ingin
kekasihnya mendengarkan perintah orang tuanya dan segera meninggalkannya. Dia juga sangat tahu
bahwa hubungannya dengan Nan sama sekali tidak memiliki masa depan. "Nan memiliki masa depan yang cerah, sementara saya tetap tidak bisa
berjalan," ungkap Hongbo. Hongbo, 27, kini menderita kelumpuhan dari pinggang hingga kaki,
setelah mengalami kecelakaan motor yang mengerikan pada tahun 2009. Ketika itu, Nan dan Hongbo belum menjadi sepasang kekasih, namun
hanya bersahabat.Kecelakaan tragis itu terjadi ketika Hongbo, yang
dulunya bekerja sebagai mekanik mobil, itu mengendarai sepeda motornya di tengah hujan deras di jalan sekitar pegunungan. Dia kemudian tergelincir
dari tebing dan jatuh dari ketinggian lebih dari 100 meter ke bebatuan di bawahnya. Namun, kecelakaan
itu bukan lah satu-satunya cobaan yang harus dihadapi oleh Hongbo. Setelah kecelakaan itu, orang tuanya terlibat pertengkaran dan tanpa diduga,
ayahnya memukul ibunya hingga tewas. Ayah Hongbo pun akhirnya harus meringkuk di penjara,dan meninggalkannya sendirian.Ketika Nan membaca tentang cerita Hongbo di
koran, dia langsung pergi untuk mengunjunginya.Merasa kasihan pada penderitaan yang dialami
sahabat baiknya, Nan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan merawat Hongbo. Kedekatan itu pun akhirnya membuat benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Nan kemudian menelepon orang
tuanya untuk memberitahu mereka tentang hal itu,namun orang tua Nan tidak setuju dengan keputusan
yang telah diambil oleh putri mereka. Hongbo kini berharap bahwa ayahnya bisa dibebaskan dari penjara untuk merawatnya, sehingga dia tidak perlu
merepotkan Nan lagi.

Banyak orang yang tega membuang bayi yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi
lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Anda, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan
semua orang. Nama wanita ini adalah Lou Xiaoying,usianya saat ini 88 tahun. Pekerjaannya adalah pemulung sampah, suami Lou Xiaoying telah
meninggal 17 tahun yang lalu.
Keadaan hidup yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972. Walaupun usianya sudah
menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou
Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya yang sangat kecil
untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou
Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar,"
kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi yang ditemukan dan dirawat Lou
Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga yang lebih
mampu. "Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar
Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup yang berharga, mereka seharusnya
mendapat kasih sayang dan cinta.
Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang yang menaruh simpati pada kisah ini Seseorang yang simpatik
terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah,sekolah, dan masyarakat China yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. “Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan
anak-anak dari kematian dan kondisi yang lebih parah,” ungkapnya.
Kisah nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang
pemulung sampah yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas. Jadilah manusia yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi
atau kesempatan. Hati mulia yang akan menuntun Anda.

Banyak penduduk kota yang mengeluhkan ketepatan waktu dan kenyamanan pada moda transportasi
umum, yang biasa mereka tumpangi ketika hendak pergi sekolah atau bekerja. Namun, mereka sering
lupa bahwa sebenarnya mereka sangat beruntung karena dapat bepergian dengan berbagai jenis moda transportasi umum yang tersedia di daerah perkotaan. Beberapa anak yang tinggal di pinggiran kota atau pedesaan menghabiskan waktu berjam-
jam dengan berjalan kaki, beberapa bahkan harus menyeberangi gunung atau sungai hanya untuksampai ke sekolah.Di suatu tempat di kota Yibin, Provinsi Szechuan,China, seorang nenek berusia 66 tahun berjalan sejauh empat kilometer - 2 km sekali jalan - setiap
harinya untuk mengantar cucunya yang cacat ke sekolah. Tanpa lelah, dia menggendong cucunya sembari menyusuri jalan setapak di sekitar
pegunungan. Dan, mereka tidak pernah terlambat ke sekolah!
Fang Qiu Mei, yang kini berusia 14 tahun itu, lahir dengan kondisi kaki yang tidak normal, yang membuatnya merasa sakit saat berdiri. Fang bahkan
hanya mampu berdiri selama beberapa menit dengan bantuan kruk. Karena kondisinya, dia memiliki kesulitan berjalan, dan selalu membutuhkan bantuan untuk bergerak. Seperti dikutip dari ETtoday, ketika Fang baru berusia dua tahun, ayahnya meninggalkan
rumah, dan ibunya menikah lagi. Fang kemudian diserahkan kepada kakek-neneknya untuk dirawat.Sayangnya, nasib malang seperti tidak ingin pergi
dari kehidupannya. Kakeknya yang sudah tua dan sakit-sakitan, membuat Fang dan kakeknya sangat tergantung pada neneknya. Jam masuk sekolah Fang adalah pukul 08.30. Agar tidak terlambat, nenek biasanya bangun pukul 05.00 dan kemudian mempersiapkan semua yang dibutuhkan Fang dan
dirinya selama perjalanan. Nenek meninggalkan rumah bersama Fang tepat pukul 07.00.Demi bisa melihat cucunya menuntut ilmu seperti
anak sebayanya, nenek rela menggendong Fang selama hampir satu setengah jam. Dia bahkan harus
menempuh rute sejauh sekitar dua kilometer untuk sampai ke sekolah Fang. Berjalan kaki sejauh 4 km di
jalan-jalan pegunungan yang tidak rata tentu akan menjadi tugas yang sangat melelahkan, bahkan bagi seorang pemuda yang sehat sekalipun. Apalagi jika itu harus dilakukan oleh seorang nenek yang sudah berusia 66 tahun. Belum lagi, dia juga harus menggendong Fang, yang beratnya sekitar 40 kg, dan belum termasuk berat tas sekolah gadis itu.Sang nenek rupanya telah melakukan rutinitas itu
selama lima tahun terakhir, sehingga jika dihitung dia telah menempuh perjalanan sejauh lebih dari 4000
km. Sebab kondisi tubuh nenek yang tak lagi bugar,dia dan Fang akan berhenti untuk beristirahat setidaknya lima kali selama perjalanan. Dan, mereka
selalu mengambil rute yang sama untuk kembali ke rumah. Kebesaran cintanya pada cucu semata wayangnya diungkapkan sang nenek dengan
mengatakan bahwa dia selalu merasa khawatir dengan masa depan Fang, karena dia dan kakek
sudah tua.Nenek bahkan mengaku sering terbangun di tengah
malam karena mimpi buruk yang terus berulang. Di mimpinya, sang nenek melihat Fang tergelincir ke
dalam sebuah genangan air berlumpur dalam perjalanan ke sekolah dan dia mencoba untuk menarik cucunya, tetapi Fang tidak dapat meraih
tangannya. Fang bukannya tidak tahu bahwa perjalanan tersebut tentu sangat melelahkan bagi neneknya yang sudah tua. Untuk itu, dia mencoba
untuk menahan berat badannya dengan dua kruk bambu yang dibuat oleh neneknya. Kruk itu akan
menahan tubuhnya saat sang nenek mulai merasa kelelahan.Untuk membayar perjuangan neneknya, Fang berjanji untuk belajar lebih keras, agar upaya neneknya tidak sia-sia.Untungnya, setelah kisah mereka
dipublikasikan ke media, pemerintah setempat telah memindahkan keluarga tersebut ke sebuah rumah yang berada di dekat sekolah Fang. Mereka juga
menyiapkan sebuah kursi roda untuk Fang, sehingga dia bisa lebih leluasa bergerak, tanpa harus terus
bergantung pada neneknya. Pemerintah juga telah meminta lembaga medis lokal untuk melihat apakah
ada harapan untuk Fang bisa berjalan lagi.

Mengharukan, itu satu kata yang pas
menggambarkan pasangan suami istri di China ini.Dalam empat tahun terakhir mereka menjalani hidup dengan biaya kurang dari 5 yuan (sekitar Rp 10.000)
per hari demi membeli rumah. Dalam wawancara dengan stasiun televisi CCTV seperti dikutip AsiaOne,
Rabu (11/2/2014), kedua pasangan ini bercerita tentang bagaimana mereka bisa bertemu. Keduanya merupakan buruh pabrik di daerah Baoding. Si wanita Hao Ranran, berasal dari Hebei, sedangkan si pria Qiu Guoying, berasal dari Mongolia. Keduanya jatuh
hati setelah Hao terkesan akan sifat Qiu yang jujur dan pekerja keras.
Sayangnya, keluarga Hao tidak merestui hubungan keduanya karena Qui dianggap terlalu miskin.
Sampai suatu hari Qui mencurahkan semua perasaannya terhadap Hao dan berniat bekerja sekeras mungkin demi membahagiakan calon istrinya
itu. "Sejak saat itu, saya tahu saya tidak akan meninggalkan dia," kata Hao dalam wawancara
tersebut.Keduanya pun sepakat untuk menikah. Karena tidak
punya uang untuk menikah, mereka pun terpaksa meminjam gaun pengantin yang dipakai untuk
pernikahan. Meski tak punya banyak uang, Qui tetap bertekad menafkahi dan memberinya istrinya rumah
yang layak. Ia bersumpah akan membelikan rumah tak peduli ia harus bekerja banting tulang Sang istri pun menyambut niat baik Qui dan ikut
berjanji tidak akan jajan, makan di luar maupun pergi berlibur. Setelah menyisihkan uang untuk bayar
sewa, tabungan, dan lain-lain, dua sejoli ini hanya punya sisa uang sekitar 5 yuan saja untuk bertahan hidup. Qiu pun bekerja keras tanpa henti, sementara Hao berhemat habis-habisan mengatur uang rumah tangga. Tak jarang Hao harus meminta sayuran bekas yang tidak laku dari supermarket setempat
supaya menghemat uang. Dana yang dibutuhkan untuk uang muka rumah mereka itu sekitar 100.000
yuan (Rp 200 juta), dan mereka bisa menabung sekitar 3.500 yuan (Rp 7 juta) tiap bulan.Setelah empat tahun lebih akhirnya dana untuk uang
muka rumah terkumpul juga. Tapi ceritanya tak berhenti sampai di situ, rumah baru tidak bisa
langsung ditempati dan harus ada sedikit perombakan. Qui memutuskan untuk melakukan renovasi sendiri demi menghemat uang. Bahkan saat
pindahan pun pasangan ini meminta bantuan dari teman-temannya untuk mengangkut perabotan ke dalam rumah. Hati Qui tersentuh atas ketabahan sang istri yang mau melalui suka duka bersama. Qui pun berniat memberikannya hadiah, yaitu foto-foto
mereka berdua sejak pertama kali bertemu yang disusun dalam beberapa bingkai kecil.Setiap fotonya ia sertakan kata-kata yang menyentuh hati istrinya. Qui juga meminta maaf kepada istrinya karena harus menunggu lama sebelum ia bisa membelikan rumah. Kunci rumah
tersebut Qui serahkan kepada istrinya dalam amplop merah berbentuk hati. Sampai saat ini Qui dan Hao sudah bisa menjalani hidup bahagia bersama di
dalam rumah hasil perjuangan keras mereka berdua.

Hidup terlalu keras untuk bocah perempuan selembut Siti Aisyah Pulungan (8). Lebih dari setahun, ia tinggal nomaden di becak bersama ayahnya yang sakit. Dari satu tempat ke tempat lainnya di Medan Sumatera Utara. Mengharukan! Sejak usia setahun,Aisyah berpisah dengan ibunya. Maka itu, sehari-hari, ia hanya bersama ayahnya, Muhammad Nawawi Pulungan (56), yang sakit komplikasi paru tiga tahun belakangan. Uang habis untuk biaya pengobatan.Satu-satunya barang berharga hanya becak yang dibeli dengan cara mengangsur. Aisyah ditemui detikcom di trotoar depan Masjid Raya Al Mashun,Jalan Sisingamangaraja, Medan.Tampak jelas, dalam kondisi sulit, ia tidak menyerah.Ia terus merawat sang ayah yang layuh didera penyakit. Pagi hingga siang, ia menjaga sang ayah dan mengayuh becak dari satu tempat ke tempat lain. Jika malam tiba, mereka transit di teras rumah warga untuk tidur.
Berdasarkan usia, seharusnya Aisyah sudah berada di kelas 2-3 sekolah dasar. Sayang, urutan hidupnya
tidak sesederhana itu. Ia terpaksa drop out dari sekolah karena uang habis untuk pengobatan ayahnya. Jika diberi kesempatan, Aisyah ingin sekolah lagi. Tapi apa daya, kondisi tidak
memungkinkan. Sepanjang hari, ia hanya merawat sang ayah. Sekolah yang digembar-gemborkan gratis,
menjadi barang mahal baginya.
Tidak mudah hidup di jalanan. Aisyah dan ayahnya kadang diusir saat 'transit' di teras rumah warga atau Masjid Raya Medan.Mungkin karena keduanya dianggap gelandangan,
hidup di becak dari satu tempat ke tempat lainnya.Aisyah sering memanfaatkan Masjid Raya sebagai
'transit' pada pagi hingga sore. Dia akan membasuh ayahnya yang terkulai. Penjaga masjid memakluminya, tapi kadang ia diusir jika di masjid
ada tamu penting.Ayah Aisyah, Nawawi, bukan tukang becak. Juga bukan pengangguran. Dulu ia bekerja sebagai sopir mobil boks. Ketika penyakit mendera tiga tahun lalu,otomatis ia tak bisa bekerja. Bahkan kondisinya kian mengkhawatirkan. Tabungan habis untuk biaya
pengobatan. Untuk mengontrak rumah pun tidak bisa. Akhirnya ia hidup di becak bersama anak semata wayangnya. Di becak itu, perlengkapan hidup dibawa ke mana-mana. Mulai dari ember, selimut,pakaian, dan lain sebagainya.Aisyah mengaku bukan pengemis. Tapi kadang ia
menerima sumbangan saat mengayuh becak. Ada beberapa pengendara mobil atau motor yang memberinya uang. Dari situlah, bocah dan ayahnya ini menyambung hidup. Kisah mengharukan Aisyah dan ayahnya didengar banyak orang, termasuk
Pemkot Medan. Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mendatangi tempat 'parkir' Aisyah di depan Dhea Salon, Jalan Sisingamaraja. Ia meminta ayah dan
anak yang beralamat di Sei Putih Barat Kecamatan Medan Petisah itu dirawat.
Malam itu, ambulans datang dan membawa keduanya ke RSU Pirngadi Medan. Dzulmi juga
menjanjikan akan menyekolahkan Aisyah. Detik ini,mungkin kehidupan Aisyah dan ayahnya akan lebih
baik. Tapi jelas, mereka tak mudah menghapus kisah sedihnya beberapa tahun terakhir: hidup di atas
becak, tidur di jalanan, pernah diusir, dan berharap belas kasihan orang. Selama itu, ke mana orang-
orang yang kini peduli?
disaat kita mengeluh dengan kehidupan yg kita jalani,trnyata msh ada yg lebih susah dan mereka ttp optimis



Spoiler for No repost:

Cintailah orang-orang yang mengasihi Anda, selama
Anda masih memiliki waktu untuk melakukannya.Karena, terkadang perhatian yang mereka berikan kepada Anda, terlewatkan begitu saja dengan berbagai rutinitas yang Anda jalani. Semoga 6 Kisah Cinta Dan Kehidupan yang Menguras Air Mata ini menjadikan kita lebih peka dan perduli untuk mengasihi sesama.
Spoiler for 1.Pria yang mengayuh Becak sambil Mengasuh Bayinya:

Hati siapa yang tidak tersentuh melihat seorang pria menarik becak di siang hari yang panas sambil menggendong bayi? Hal ini benar-benar terjadi di
India. Pria ini mengasuh bayinya karena sang istri meninggal setelah melahirkan dan tidak ada yang ersedia merawat sang bayi. Dilansir Dailymail , nama
pria ini adalah Bablu Jatav 38 tahun. Dia dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama Damini setelah menikah selama 15 tahun dengan istrinya, Shanti. Pak Bablu mengatakan bahwa dia sangat senang diberkati seorang putri, tetapi dia menyimpan
kesedihan mendalam karena sang istri meninggal sesaat setelah melahirkan.
"Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan di rumah sakit pada tanggal 20 September," ujar pak
Bablu. "Sejak saat itu, belum ada seorang pun yang mau merawat putri saya, sehingga saya yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak,"
lanjutnya.Pekerjaan pak Bablu sehari-hari adalah penarik becak di kota Bharatpur. Dia tidak memiliki saudara
yang bisa merawat bayinya, sehingga jalan satu-satunya adalah merawat sang putri sambil bekerja.
Pak Bablu menggendong bayinya dengan kain yang dililitkan di leher. Hal ini terpaksa dia lakukan,
bahkan di tengah hari yang sangat panas.Kondisi ini memang memprihatinkan, terutama bagi
Damini yang masih sangat kecil. Panasnya matahari dan kondisi jalanan membuatnya harus dilarikan di
rumah sakit Jaipur beberapa waktu yang lalu. Sang bayi mengalami septikemia, anemia dan dehidrasi
akut. Untungnya, kondisi sang bayi membaik setelah dirawat. Berita ini dengan cepat menyebar di India,
sehingga banyak tawaran bantuan yang diterima olehpak Bablu.
Besar kemungkinan bahwa pemerintah India setempat sedang memproses cara untuk membantu merawat sang bayi. Semoga bantuan segera datang,
sehingga bayi perempuan ini mendapat perawatan yang lebih baik. Ladies, jangan remehkan cinta
seorang ayah. Sudahkah Anda berterima kasih pada
beliau?
Spoiler for 2.Gadis yang merawat Tunangan lumpuh selama 3 tahun:

Seorang gadis di China dipaksa untuk meninggalkan pacarnya, jika pria itu tidak bisa berjalan lagi dalam
kurun waktu tiga tahun. Orang tua Yang Nan mengizinkan gadis 23 tahun itu tinggal bersama kekasihnya, Yan Hongbo, dengan syarat pria itu
harus bisa berjalan lagi dalam waktu tiga tahun. Jika tidak, Nan harus kembali tinggal bersama orang
tuanya dan memutuskan hubungannya dengan Hongbo, yang kini hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.
Nan telah memohon kepada orang tuanya, agar dia diberi lebih banyak waktu, karena kondisi Hongbo
yang hampir tidak memiliki harapan lagi untuk bisa berjalan. "Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tahu dia bisa disembuhkan, tapi kami
tidak punya uang untuk biaya berobat. Kami bahkan tidak punya cukup uang untuk kebutuhan makan sehari-hari. Kami perlu keajaiban," kata Nan kepada
China Daily. Meski Hongbo sangat mencintai Nan, dia ingin
kekasihnya mendengarkan perintah orang tuanya dan segera meninggalkannya. Dia juga sangat tahu
bahwa hubungannya dengan Nan sama sekali tidak memiliki masa depan. "Nan memiliki masa depan yang cerah, sementara saya tetap tidak bisa
berjalan," ungkap Hongbo. Hongbo, 27, kini menderita kelumpuhan dari pinggang hingga kaki,
setelah mengalami kecelakaan motor yang mengerikan pada tahun 2009. Ketika itu, Nan dan Hongbo belum menjadi sepasang kekasih, namun
hanya bersahabat.Kecelakaan tragis itu terjadi ketika Hongbo, yang
dulunya bekerja sebagai mekanik mobil, itu mengendarai sepeda motornya di tengah hujan deras di jalan sekitar pegunungan. Dia kemudian tergelincir
dari tebing dan jatuh dari ketinggian lebih dari 100 meter ke bebatuan di bawahnya. Namun, kecelakaan
itu bukan lah satu-satunya cobaan yang harus dihadapi oleh Hongbo. Setelah kecelakaan itu, orang tuanya terlibat pertengkaran dan tanpa diduga,
ayahnya memukul ibunya hingga tewas. Ayah Hongbo pun akhirnya harus meringkuk di penjara,dan meninggalkannya sendirian.Ketika Nan membaca tentang cerita Hongbo di
koran, dia langsung pergi untuk mengunjunginya.Merasa kasihan pada penderitaan yang dialami
sahabat baiknya, Nan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan merawat Hongbo. Kedekatan itu pun akhirnya membuat benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Nan kemudian menelepon orang
tuanya untuk memberitahu mereka tentang hal itu,namun orang tua Nan tidak setuju dengan keputusan
yang telah diambil oleh putri mereka. Hongbo kini berharap bahwa ayahnya bisa dibebaskan dari penjara untuk merawatnya, sehingga dia tidak perlu
merepotkan Nan lagi.
Spoiler for 3.Hati emas seorang Pemulung yang mengadopsi 30 Bayi Terlantar:

Banyak orang yang tega membuang bayi yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi
lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Anda, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan
semua orang. Nama wanita ini adalah Lou Xiaoying,usianya saat ini 88 tahun. Pekerjaannya adalah pemulung sampah, suami Lou Xiaoying telah
meninggal 17 tahun yang lalu.
Keadaan hidup yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972. Walaupun usianya sudah
menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou
Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya yang sangat kecil
untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou
Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar,"
kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi yang ditemukan dan dirawat Lou
Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga yang lebih
mampu. "Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar
Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup yang berharga, mereka seharusnya
mendapat kasih sayang dan cinta.
Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang yang menaruh simpati pada kisah ini Seseorang yang simpatik
terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah,sekolah, dan masyarakat China yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. “Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan
anak-anak dari kematian dan kondisi yang lebih parah,” ungkapnya.
Kisah nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang
pemulung sampah yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas. Jadilah manusia yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi
atau kesempatan. Hati mulia yang akan menuntun Anda.
Spoiler for 4.Demi Sekolah, Nenek 66 tahun gendong cucu sejauh 4 km:

Banyak penduduk kota yang mengeluhkan ketepatan waktu dan kenyamanan pada moda transportasi
umum, yang biasa mereka tumpangi ketika hendak pergi sekolah atau bekerja. Namun, mereka sering
lupa bahwa sebenarnya mereka sangat beruntung karena dapat bepergian dengan berbagai jenis moda transportasi umum yang tersedia di daerah perkotaan. Beberapa anak yang tinggal di pinggiran kota atau pedesaan menghabiskan waktu berjam-
jam dengan berjalan kaki, beberapa bahkan harus menyeberangi gunung atau sungai hanya untuksampai ke sekolah.Di suatu tempat di kota Yibin, Provinsi Szechuan,China, seorang nenek berusia 66 tahun berjalan sejauh empat kilometer - 2 km sekali jalan - setiap
harinya untuk mengantar cucunya yang cacat ke sekolah. Tanpa lelah, dia menggendong cucunya sembari menyusuri jalan setapak di sekitar
pegunungan. Dan, mereka tidak pernah terlambat ke sekolah!
Fang Qiu Mei, yang kini berusia 14 tahun itu, lahir dengan kondisi kaki yang tidak normal, yang membuatnya merasa sakit saat berdiri. Fang bahkan
hanya mampu berdiri selama beberapa menit dengan bantuan kruk. Karena kondisinya, dia memiliki kesulitan berjalan, dan selalu membutuhkan bantuan untuk bergerak. Seperti dikutip dari ETtoday, ketika Fang baru berusia dua tahun, ayahnya meninggalkan
rumah, dan ibunya menikah lagi. Fang kemudian diserahkan kepada kakek-neneknya untuk dirawat.Sayangnya, nasib malang seperti tidak ingin pergi
dari kehidupannya. Kakeknya yang sudah tua dan sakit-sakitan, membuat Fang dan kakeknya sangat tergantung pada neneknya. Jam masuk sekolah Fang adalah pukul 08.30. Agar tidak terlambat, nenek biasanya bangun pukul 05.00 dan kemudian mempersiapkan semua yang dibutuhkan Fang dan
dirinya selama perjalanan. Nenek meninggalkan rumah bersama Fang tepat pukul 07.00.Demi bisa melihat cucunya menuntut ilmu seperti
anak sebayanya, nenek rela menggendong Fang selama hampir satu setengah jam. Dia bahkan harus
menempuh rute sejauh sekitar dua kilometer untuk sampai ke sekolah Fang. Berjalan kaki sejauh 4 km di
jalan-jalan pegunungan yang tidak rata tentu akan menjadi tugas yang sangat melelahkan, bahkan bagi seorang pemuda yang sehat sekalipun. Apalagi jika itu harus dilakukan oleh seorang nenek yang sudah berusia 66 tahun. Belum lagi, dia juga harus menggendong Fang, yang beratnya sekitar 40 kg, dan belum termasuk berat tas sekolah gadis itu.Sang nenek rupanya telah melakukan rutinitas itu
selama lima tahun terakhir, sehingga jika dihitung dia telah menempuh perjalanan sejauh lebih dari 4000
km. Sebab kondisi tubuh nenek yang tak lagi bugar,dia dan Fang akan berhenti untuk beristirahat setidaknya lima kali selama perjalanan. Dan, mereka
selalu mengambil rute yang sama untuk kembali ke rumah. Kebesaran cintanya pada cucu semata wayangnya diungkapkan sang nenek dengan
mengatakan bahwa dia selalu merasa khawatir dengan masa depan Fang, karena dia dan kakek
sudah tua.Nenek bahkan mengaku sering terbangun di tengah
malam karena mimpi buruk yang terus berulang. Di mimpinya, sang nenek melihat Fang tergelincir ke
dalam sebuah genangan air berlumpur dalam perjalanan ke sekolah dan dia mencoba untuk menarik cucunya, tetapi Fang tidak dapat meraih
tangannya. Fang bukannya tidak tahu bahwa perjalanan tersebut tentu sangat melelahkan bagi neneknya yang sudah tua. Untuk itu, dia mencoba
untuk menahan berat badannya dengan dua kruk bambu yang dibuat oleh neneknya. Kruk itu akan
menahan tubuhnya saat sang nenek mulai merasa kelelahan.Untuk membayar perjuangan neneknya, Fang berjanji untuk belajar lebih keras, agar upaya neneknya tidak sia-sia.Untungnya, setelah kisah mereka
dipublikasikan ke media, pemerintah setempat telah memindahkan keluarga tersebut ke sebuah rumah yang berada di dekat sekolah Fang. Mereka juga
menyiapkan sebuah kursi roda untuk Fang, sehingga dia bisa lebih leluasa bergerak, tanpa harus terus
bergantung pada neneknya. Pemerintah juga telah meminta lembaga medis lokal untuk melihat apakah
ada harapan untuk Fang bisa berjalan lagi.
Spoiler for 5.Suami Istri Ini Rela Hidup 10 Ribu/Hari Demi Beli Rumah:

Mengharukan, itu satu kata yang pas
menggambarkan pasangan suami istri di China ini.Dalam empat tahun terakhir mereka menjalani hidup dengan biaya kurang dari 5 yuan (sekitar Rp 10.000)
per hari demi membeli rumah. Dalam wawancara dengan stasiun televisi CCTV seperti dikutip AsiaOne,
Rabu (11/2/2014), kedua pasangan ini bercerita tentang bagaimana mereka bisa bertemu. Keduanya merupakan buruh pabrik di daerah Baoding. Si wanita Hao Ranran, berasal dari Hebei, sedangkan si pria Qiu Guoying, berasal dari Mongolia. Keduanya jatuh
hati setelah Hao terkesan akan sifat Qiu yang jujur dan pekerja keras.
Sayangnya, keluarga Hao tidak merestui hubungan keduanya karena Qui dianggap terlalu miskin.
Sampai suatu hari Qui mencurahkan semua perasaannya terhadap Hao dan berniat bekerja sekeras mungkin demi membahagiakan calon istrinya
itu. "Sejak saat itu, saya tahu saya tidak akan meninggalkan dia," kata Hao dalam wawancara
tersebut.Keduanya pun sepakat untuk menikah. Karena tidak
punya uang untuk menikah, mereka pun terpaksa meminjam gaun pengantin yang dipakai untuk
pernikahan. Meski tak punya banyak uang, Qui tetap bertekad menafkahi dan memberinya istrinya rumah
yang layak. Ia bersumpah akan membelikan rumah tak peduli ia harus bekerja banting tulang Sang istri pun menyambut niat baik Qui dan ikut
berjanji tidak akan jajan, makan di luar maupun pergi berlibur. Setelah menyisihkan uang untuk bayar
sewa, tabungan, dan lain-lain, dua sejoli ini hanya punya sisa uang sekitar 5 yuan saja untuk bertahan hidup. Qiu pun bekerja keras tanpa henti, sementara Hao berhemat habis-habisan mengatur uang rumah tangga. Tak jarang Hao harus meminta sayuran bekas yang tidak laku dari supermarket setempat
supaya menghemat uang. Dana yang dibutuhkan untuk uang muka rumah mereka itu sekitar 100.000
yuan (Rp 200 juta), dan mereka bisa menabung sekitar 3.500 yuan (Rp 7 juta) tiap bulan.Setelah empat tahun lebih akhirnya dana untuk uang
muka rumah terkumpul juga. Tapi ceritanya tak berhenti sampai di situ, rumah baru tidak bisa
langsung ditempati dan harus ada sedikit perombakan. Qui memutuskan untuk melakukan renovasi sendiri demi menghemat uang. Bahkan saat
pindahan pun pasangan ini meminta bantuan dari teman-temannya untuk mengangkut perabotan ke dalam rumah. Hati Qui tersentuh atas ketabahan sang istri yang mau melalui suka duka bersama. Qui pun berniat memberikannya hadiah, yaitu foto-foto
mereka berdua sejak pertama kali bertemu yang disusun dalam beberapa bingkai kecil.Setiap fotonya ia sertakan kata-kata yang menyentuh hati istrinya. Qui juga meminta maaf kepada istrinya karena harus menunggu lama sebelum ia bisa membelikan rumah. Kunci rumah
tersebut Qui serahkan kepada istrinya dalam amplop merah berbentuk hati. Sampai saat ini Qui dan Hao sudah bisa menjalani hidup bahagia bersama di
dalam rumah hasil perjuangan keras mereka berdua.
Spoiler for 6.Kisah Mengharukan Aisyah, Bocah yang merawat Ayahnya di Becak:

Hidup terlalu keras untuk bocah perempuan selembut Siti Aisyah Pulungan (8). Lebih dari setahun, ia tinggal nomaden di becak bersama ayahnya yang sakit. Dari satu tempat ke tempat lainnya di Medan Sumatera Utara. Mengharukan! Sejak usia setahun,Aisyah berpisah dengan ibunya. Maka itu, sehari-hari, ia hanya bersama ayahnya, Muhammad Nawawi Pulungan (56), yang sakit komplikasi paru tiga tahun belakangan. Uang habis untuk biaya pengobatan.Satu-satunya barang berharga hanya becak yang dibeli dengan cara mengangsur. Aisyah ditemui detikcom di trotoar depan Masjid Raya Al Mashun,Jalan Sisingamangaraja, Medan.Tampak jelas, dalam kondisi sulit, ia tidak menyerah.Ia terus merawat sang ayah yang layuh didera penyakit. Pagi hingga siang, ia menjaga sang ayah dan mengayuh becak dari satu tempat ke tempat lain. Jika malam tiba, mereka transit di teras rumah warga untuk tidur.
Berdasarkan usia, seharusnya Aisyah sudah berada di kelas 2-3 sekolah dasar. Sayang, urutan hidupnya
tidak sesederhana itu. Ia terpaksa drop out dari sekolah karena uang habis untuk pengobatan ayahnya. Jika diberi kesempatan, Aisyah ingin sekolah lagi. Tapi apa daya, kondisi tidak
memungkinkan. Sepanjang hari, ia hanya merawat sang ayah. Sekolah yang digembar-gemborkan gratis,
menjadi barang mahal baginya.
Tidak mudah hidup di jalanan. Aisyah dan ayahnya kadang diusir saat 'transit' di teras rumah warga atau Masjid Raya Medan.Mungkin karena keduanya dianggap gelandangan,
hidup di becak dari satu tempat ke tempat lainnya.Aisyah sering memanfaatkan Masjid Raya sebagai
'transit' pada pagi hingga sore. Dia akan membasuh ayahnya yang terkulai. Penjaga masjid memakluminya, tapi kadang ia diusir jika di masjid
ada tamu penting.Ayah Aisyah, Nawawi, bukan tukang becak. Juga bukan pengangguran. Dulu ia bekerja sebagai sopir mobil boks. Ketika penyakit mendera tiga tahun lalu,otomatis ia tak bisa bekerja. Bahkan kondisinya kian mengkhawatirkan. Tabungan habis untuk biaya
pengobatan. Untuk mengontrak rumah pun tidak bisa. Akhirnya ia hidup di becak bersama anak semata wayangnya. Di becak itu, perlengkapan hidup dibawa ke mana-mana. Mulai dari ember, selimut,pakaian, dan lain sebagainya.Aisyah mengaku bukan pengemis. Tapi kadang ia
menerima sumbangan saat mengayuh becak. Ada beberapa pengendara mobil atau motor yang memberinya uang. Dari situlah, bocah dan ayahnya ini menyambung hidup. Kisah mengharukan Aisyah dan ayahnya didengar banyak orang, termasuk
Pemkot Medan. Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mendatangi tempat 'parkir' Aisyah di depan Dhea Salon, Jalan Sisingamaraja. Ia meminta ayah dan
anak yang beralamat di Sei Putih Barat Kecamatan Medan Petisah itu dirawat.
Malam itu, ambulans datang dan membawa keduanya ke RSU Pirngadi Medan. Dzulmi juga
menjanjikan akan menyekolahkan Aisyah. Detik ini,mungkin kehidupan Aisyah dan ayahnya akan lebih
baik. Tapi jelas, mereka tak mudah menghapus kisah sedihnya beberapa tahun terakhir: hidup di atas
becak, tidur di jalanan, pernah diusir, dan berharap belas kasihan orang. Selama itu, ke mana orang-
orang yang kini peduli?
Spoiler for Buka:
mohon maaf kalo ane
gan sekedar info aja,kalo kurang berkenan monggo di pindah

disaat kita mengeluh dengan kehidupan yg kita jalani,trnyata msh ada yg lebih susah dan mereka ttp optimis

Spoiler for sumber:
[URL]www.anehdankonyol.com/2014/06/6-kisah-cinta-dan-kehidupan-yang.html?m=1[/URL]
Spoiler for buka:
KALO BERKENAN BISA KASIH

Spoiler for buka:
TIDAK MENERIMA

Spoiler for Bonus:
Jangan Lupa Komeng gan Sama Rate nya

TERIMAKASIH
Spoiler for Thread yang lain:
Tentang game minesweeper
Wisata goa pangkep
Lima Negara yg perekonomian nya buruk
10 fakta tentang mata
Wisata goa pangkep
Lima Negara yg perekonomian nya buruk
10 fakta tentang mata


Diubah oleh loveastria 26-06-2014 16:56
0
3.7K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan