Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

giilllaangAvatar border
TS
giilllaang
Gara-gara Sering Kehilangan 5 Menit Saja,Aku Jatuh Miskin!
Spoiler for Sebelumnya Cek No Repost:




Sudah kucita-citakan sejak kecil sebelumnya,bahwa impianku nanti ketika masa remajaku tiba akan aku buat diriku sebahagia mungkin.Bayangan sederhananya misalnya,aku bebas bermain dengan cowokku kemana saja,dulu aku yakini di masa puberku kelak aku bisa berpikir dewasa,dapat memilih mana yang benar dan mana yang terlarang.Dengan begitu kupikir aku tak akan punya masalah dengan orang tuaku dan bermasalah dengan teman sebaya .Tapi,kenyataannya aku lebih banyak mempunyai masalah pribadi ,kejiwaanku terganggu di masa yang kuimajinasikan semestinya aku hidup sangat bahagia.

Masih terbayang jelas,trauma dan depresi dari masa laluku.Dimana masalahnya adalah sudah menjadi dominan di tengah masyarakat.Pertama,aku tumbuh di tengah keluarga yang broken home.Kedua,aku menjadi siswi berkemampuan lambat dalam menerima pelajaran yang dijadikan sorotan guru dan temanku.Ketiga,aku mempunyai masalah besar dengan mantan pacarku.Keempat,aku belum mampu melanjutkan pendidikanku setelah SMA,sedangkan aku tak mempunyai ketrampilan apa-apa untuk bekal sebelum menikah dan menjadi seorang ibu nanti.Dan sekarang di usia ke-23 tahun ini aku merasa bahwa aku seorang yang miskin jiwa dan harta.

Lalu,apa yang aku lakukan untuk merespon keadaan ini?

Aku mencoba untuk menerima semuanya yang telah terjadi dengan lapang dada.Jiwaku kupusatkan untuk tidak tergiur akan keindahan dunia.Aku memilih untuk mengenal tentang siapa diriku yang sebenarnya lebih dalam lagi.Kutemukan sumber kekuatan ada dari-Nya.Sekalipun saat ini aku berada jauh dengan orang tua,aku bersyukur bisa mengenal wajah dan nama kedua orang tuaku.Kusadari sesuatu yang tak tergantikan dan berharga itu keutuhan fisikku yang normal.Dan!Keyakinan bahwa aku punya potensi yang harus dikembangkan akhirnya lahir dari hatiku.Barangkali inilah yang namanya kebahagiaan sejati,yang lebih mudah dikiaskan suatu sikap menerima apa yang ada,bukan apa yang kita harapkan ada berbanding terbalik dengan kenyataan.

Nah,dari sedikit cerita diatas tentangku itu .Semuanya adalah alasan aku mau menjadi BMI(Buruh Migran Indonesia) yang berada di Hongkong.Aku tiba di sini tepatnya tanggal 26 April 2013.Terhitung sudah satu tahun lebih tiga bulan tinggal dan bekerja di negeri ini.Aku kebetulan mendapat pekerjaan menjaga dua anak yang berumur empat dan tiga tahun ,awalnya.Sekarang mereka sudah berumur lima dan empat tahun.Dalam perenungan keseharianku tak lepas untuk memperhatikan kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tuanya.Yang mana mereka mendidik anak-anaknya dengan sebuah kedisiplinan yang tinggi,adanya motivasi untuk merangsang kemauan belajar sejak usia dini,mulai dari cara memberi hadiah jika nurut sampai menghukum anaknya jika bandel.Keluarga yang kutempati,rupanya keluarga yang harmonis sehingga berpengaruh baik dengan kestabilan emosi anaknya.Perhatian terhadap kebutuhan anaknya diperhatikannya dengan sangat teliti.

Pelajaran yang dapat kupetik dari fakta ini adalah tentang kedisiplinan diri sejak kecil berpengaruh terhadap perkembangan mental di usia seusiaku saat ini.Pekerjaanku mengurus mereka membawaku pada dunia kedisiplinan,yang mana disiplin itu identik dengan soal waktu.Bagaimana tidak,seandainya saja aku telat lima menit mengantar sekolah,anak-anak asuhku bisa telat masuk sekolah karena ketinggalan bis sekolah.Pada waktu-waktu tertentu juga sama,aku harus melakukan pekerjaan tepat waktu.Jika tidak,maka yang terjadi adalah pekerjaan menumpuk.

Rasanya seperti merugi setelah mengetahui bahwa betapa pentingnya ”waktu” itu dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat,selebihnya untuk meningkatkan kualitas diri.Padahal sejak kecil aku dididik dengan latar belakang didikan yang ala kadarnya yang sangat jauh berbeda dari pendidikan yang ditanamkan Negara Hongkong.Kukatakan sejak dari kecil aku sering mensia-siakan waktuku habis dengan hal yang tak berguna.Seperti lebih banyak bermain daripada belajar,kalau sedang ada masalah lebih sering melamun dan mengisolasikan diri.Menunda-nunda pekerjaan.Mungkin sudah menjadi kebiasaan pola hidup seadanya dan biasa-biasa saja,menjadikanku kurang peka terhadap waktu.

Aku miskin…

Miskin pakai banget,kronologi sepanjang hidup pada sebuah waktuku kunyatakan amburadul tidak karuan.Bagaimana bisa aku mendapatkan penghasilan dari otak yang kosong ini sebab dulu aku pelajar yang malas?Silsilah keluargaku bukan dari orang yang berkecukupan.

Tapi,biarlah.Sering kehilangan waktu ,yang juga kunyatakan sering kehilangan lima menit itu berhenti mulai dari detik ini saja.Dan tidak untuk waktu kedepannya lagi.Cukup jelas si kaya dan si miskin perbedaannya terletak bagaimana cara mereka mengatur dan memanfaatkan waktunya.Dalam Islam,salat lima waktu salah satu patokan berdisiplin.Ya,disiplin tentang waktu.Dari kerasnya hidup yang aku alami,tak lupa kumasih menyematkan semangat di dada.Optimis terhadap masa depanku nanti,kupercaya ilmu dapat dipeoleh dari mana saja,ketrampilan juga dapat dipelajari,syaratnya tekun dan ada kemauan belajar.Sekuat dan semampu do’a yang kupanjatkan,kini aku bahagia sebab aku paham betapa berharganya sebuah waktu itu untuk tidak disalah gunakan.
0
1.3K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan