edisunarso7Avatar border
TS
edisunarso7
Semua Negara diDunia pakai metode Quick Count, ada yg bisa bantah?
Hampir diseluruh negara bagian didunia ini, sudah menggunakan metode Quick Count sejak lama, bahkan dari pemilu th 2004 - 2009 negara kita sdh membuktikan keakuratan dari metode hasil hitung cepat statistik yg di sbt Quick Count ini, terbukti dg kemenangan presiden sby pd kala itu.

Apa itu metode quick count ?
Metode quick count adalah sebuah cara atau proses perhitungan cepat hasil pemilu dengan menggunakan metode sampling dan kemampuan teknologi komunikasi. Seperti kita ketahui, metode sampling adalah salah satu metode pemilihan sample dalam ilmu statistik dengan metode verifikasi hasil pemilihan umum, yang datanya diperoleh langsung dari sampel di lapangan.

Untuk apa ada quick qount ?
Quick count lahir dari kebutuhan untuk menjaga agar penghitungan suara pemilu atau Pilkada tidak curang. Kalaupun ada kecurangan, diharapkan tidak merubah siapa yang seharusnya menang atau kalah. Quick count menjaga suara pemilih; membantu agar proses pemilu atau Pilkada berlangsung secara jujur dan adil.

Di negara-negara demokrasi yang masih baru ini, seperti di negara kita, kecurangan dalam penghitungan atau tabulasi suara sering terjadi, terutama setelah dari TPS, dan dalam rekapitulasi di PPS (kecamatan), kabupaten, dan provinsi. Dengan adanya quick count dari tingkat TPS, dan kemudian diketahui hasilnya oleh publik, maka kecurangan pasca-TPS dapat dipotong. Quick count kemudian menyediakan data alternatif terhadap hasil penghitungan resmi KPU.

Kalau hasil quick count tidak berbeda secara berarti dengan hasil KPU maka kita akan yakin bahwa penghitungan hasil pemilu atau Pilkada berlangsung secara benar. Tidak ada kecurangan yang berarti. Tapi bila terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil quick count dengan hasil penghitungan KPU maka salah satunya pasti salah. Ini bisa menjadi bahan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menegakan kebenaran dari hasil pemilu atau Pilkada. Penyelenggara quick count dan proses penghitungan oleh KPU harus diperiksa ulang dengan melibatkan ahli dan petugas berwenang.

Guna quick count untuk pemilih dan yang dipilih
Metode quick count ini barangkali lebih familiar di telinga masyarakat dibanding metode lainnya seperti exit polling. Dengan metode ini, partai dan pasangan yang diusung dan terpilih, sudah bisa diprediksi hanya beberapa jam setelah tempat pemungutan suara ditutup. Hasilnya pun tidak pernah meleset.

Hasil quick count memang nyaris presisi karena sampelnya merupakan jumlah suara faktual di TPS. Hal ini berbeda dengan survei sebelum pemungutan suara, yang sampelnya adalah pemilih yang sangat mungkin mengubah pilihan pada saat pencoblosan.

Meski lebih presisi ketimbang survei pra-pemungutan suara, hasil quick count setiap lembaga juga berbeda-beda. Biasanya, paling besar selisihnya 1 persen. Hal ini wajar mengingat quick count hanya mengambil sampel suara di TPS untuk memproyeksi hasil perolehan suara sebenarnya. Di sinilah timbul kesalahan.

Batas kesalahan bisa ditetapkan oleh masing-masing peneliti/lembaga, tergantung dari seberapa banyak sampel TPS yang akan diambil. Semakin banyak sampel TPS yang diambil, semakin kecil margin of error sebuah hasil quick count. Semakin banyak sampel TPS, tentu baik pula untuk meminimalisir kesalahan. Namun semakin banyak sampel juga akan memakan banyak biaya.

Cara kerja metode quick count

Berikut ini cara kerja metode quick count yang umum dilakukan oleh para lembaga survei yang dikutip dari berbagai sumber :
Mempersiapkan perangkat serta sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat ke pusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode quick count ini. Perangkat ini mulai dari komputer untuk meng-input-kan data hingga ponsel untuk mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data.
Pemilihan TPS sebagai tempat pengambilan data. TPS yang di ambil secara acak berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya pemilih seperti tersebar dalam berapa kelurahan, dan sebagainya. Singkatnya, proporsional kalau pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta mewakili karakteristik populasi.
Mempersiapkan relawan untuk mengambil sampel dan meng-input-kannya ke sistem data. Jumlah relawan ini cukup banyak untuk mengambil data dari TPS yang telah dipilih.
Data yang telah didapat akan diolah di pusat data dengan menerapan ilmu stasistik, dari olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa pemenang pemilu.
Diubah oleh edisunarso7 14-07-2014 17:15
0
3.3K
65
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan