Puluhan orang mengungsi dan dua rumah rusak berat akibat peristiwa tanah bergerak di Kampung Cihonje, Desa/Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad, 13 Juli 2014.
"Tanah bergerak juga menyebabkan tanah ambles sekitar dua meter di lokasi kejadian," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, saat dihubungi, Senin, 14 Juli 2014.
Data yang berhasil dihimpun Tempo: dua rumah rusak berat, dua rusak sedang, empat rusak ringan, dan tujuh belas terancam rusak. Akibat peristiwa itu, 94 warga setempat mengungsi. Untungnya, tak ada korban jiwa.
Menurut Kundang, warga yang mengungsi ke rumah kerabatnya, tanah bergerak mulai terjadi pada Selasa, 8 Juli 2014. Saat itu, muncul retakan tanah di pemukiman warga. Retakan tanah terus merembet hingga ke arah perumahan warga. "Hari Kamis warga diungsikan," ujarnya.
Sejak Kamis pekan lalu hingga kemarin, hujan terus mengguyur kampung ini. Kundang memprediksi air hujan dapat menyebabkan tanah semakin labil dan memperparah pergerakan tanah.
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang tim dari Badan Geologi untuk meneliti tanah di lokasi pergerakan tanah. "Penelitian akan menentukan apakah tanah di sana layak dihuni atau tidak," katanya.
Bupati Uu meminta masyarakat korban tanah bergerak mengikuti petunjuk dari hasil penelitian Badan Geologi. Kasus tanah bergerak terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, yakni di Kecamatan Cikatomas, Cigalontang, Taraju, dan Salawu. Warga di lokasi tanah bergerak di sejumlah kecamatan tersebut telah direlokasi ke tempat aman.
SUMBER