- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Giliran Prabowo Dikirimi 'Surat Cinta'


TS
User telah dihapus
Giliran Prabowo Dikirimi 'Surat Cinta'
SENIN, 14 JULI 2014

TEMPO.CO, Jakarta: Calon presiden Prabowo Subianto pernah mengirim ‘surat cinta’ ke sejumlah guru, nelayan, petani, termasuk wartawan, dan pegawai kantor berita, menjelang pemilihan, 9 Juli 2014. Kini giliran Prabowo yang dikirimi ‘surat cinta’ dari kalangan artis, penulis, sutradara, hingga presenter.
‘Surat cinta’ itu terkumpul dalam situs jejaring sosial Tumblr dengan judul Surat Untuk Pak Bowo. Berikut beberapa kutipan ‘surat cinta’ untuk Prabowo di suratuntukpakbowo.tumblr.com
Produser film, Mira Lesmana
‘Surat cinta’ yang ditulis kakak kandung dari musisi Indra Lesmana ini mengungkapkan kesedihan karena begitu banyak fitnah yang muncul saat kampanye pilpres 2014 ini.
Mira mengungkapkan pilihannya jatuh pada Joko Widodo, capres nomor urut 2. Alasannya, tulis Mira, dia yakin sebesar apapun fitnah yang telah dilontarkan padanya, tiada kebenaran di dalamnya. “Yang pasti saya percaya sudah waktunya Indonesia dipimpin oleh seseorang yang datang dari rakyat biasa, yang bersih dan jujur, serta tidak mempunyai beban masa lalu dan lepas dari keterkaitan rezim Orde Baru.”
Mira juga mengaku sedih atas ucapan Prabowo dalam interview di stasiun televisi BBC, pada 11 Juli 2014, yang menyatakan, “Ia (Joko Widodo) bukan orang yang merakyat, ia mengklaim sebagai orang yang rendah hati tapi saya rasa itu cuma pura-pura…” Mira berharap Prabowo legowo dan menyerahkan kepemimpinan Indonesia kepada Joko Widodo. “Bapak (Prabowo) akan selalu ada untuk membantu mimpi kita menuju Indonesia Hebat.” (Baca: Kampanye Usai, Pendukung Prabowo dan Jokowi Kembali 'Perang' Spanduk)
Happy Salma
“Sumbangsih Bapak besar pada bangsa ini, saya yakin cinta Bapak pada Tanah Air ini tidak diragukan lagi dan karena kecintaanmu jugalah saya yakin. Seorang pemimpin harus lahir dari sebuah proses yang jujur dan adil.”
Presenter, Pandji Pragiwaksono
Pandji menulis bahwa dia sudah mengenal Prabowo sebelum mengenal Jokowi. “Sejak tahun 98, nama Bapak sudah masuk dalam referensi saya. Harus saya akui, tidak dalam pencahayaan yang baik,” tulisnya.
Namun, dia mengaku tak membenci Prabowo karena sudah terbiasa menelaah lebih dulu. Pandji mengaku biasanya setelah mencoba memahami, dia tidak jadi membenci. “Itulah mengapa, saya tidak membenci Bapak. Saya adalah lawan Anda, bisa jadi saya adalah salah satu lawan Anda yang paling keras, tapi lawan bukanlah musuh.”
Pandji berharap apapun hasil suara pilpres nanti, Prabowo dapat menerima dengan baik dan hati terbuka. “Saya tahu banyak orang berkata banyak hal buruk tentang Anda, tapi mungkin ucapan almarhum Ayah saya di akhir usianya bisa jadi pegangan Anda. ‘Reputasi seseorang tidak bergantung kepada apa yang orang katakan, tapi reaksi kamu kepada apa yang orang itu katakan’.”
Penulis, Leila S. Chudori
Leila meminta Prabowo untuk tidak mendengarkan suara apapun di sekelilingnya kecuali suara hatinya. Leila juga meminta Prabowo mengakui hasil hitung cepat enam lembaga yang menyatakan perolehan angka Jokowi-JK berada di atas perolehan angka kubunya. “Saya memohon Anda untuk menjenguk dan menyentuh hati yang paling dalam. Jangan diganggu suara lain; jangan terganggu suara bising; jangan biarkan hati Anda disentuh apapun barang seusapan.”
Menurut Leila, kemenangan Jokowi-JK bukan berarti kekalahan Prabowo. ”Kemenangan mereka adalah kemenangan kita semua. Artinya Anda juga menjadi bagian yang mendirikan tiang demokrasi Indonesia. Kami semua menanti langkah damai dari Anda untuk menjadi seorang negarawan yang sportif yang sekali lagi menyatakan ‘kali ini saya tak akan mendengarkan tim saya. Saya akan mengakui Jokowi-JK yang akan memimpin negeri ini’.” (Baca: Pendukung Prabowo Sepakat Tunggu Hasil KPU)
Sutradara, Joko Anwar
Joko menulis dari sudut pandang sutradara. “Setelah beberapa tahun bekerja, saya memiliki insting yang kuat, kapan seseorang berpura-pura, kapan seseorang berlaku tulus.”
Dia mengaku mengikuti kampanye tahun ini dengan sangat seksama. Dia pun menyimpulkan bahwa Prabowo tulus ketika Prabowo mengatakan Prabowo ingin berbuat sesuatu bagi bangsa. “Saya yakin Bapak tulus ketika Bapak mengatakan Bapak mengubah nasib kami. Tapi Pak, bangsa ini lebih membutuhkan seorang pahlawan ketimbang seorang presiden.”
Dalam suratnya, Joko Anwar pun menulis, bahwa ini adalah kesempatan Prabowo untuk jadi pahlawan, walau bukan berarti harus jadi presiden. “Bapak telah dicintai dan dipilih 48 persen rakyat Indonesia yang memutuskan memilih, relakanlah presiden dipegang oleh yang dipilih 52 persen lainnya,” tulisnya. (Baca: Joko Anwar: Prabowo, Jadilah Pahlawan Kami)
Penulis, Goenawan Mohamad
Penulis dan wartawan ini menuliskan ‘surat cinta’ kepada Prabowo-Hatta, bahwa Tanah Air membutuhkan figur keduanya. Dia menekankan, kemenangan politik penting, tapi kehidupan bangsa yang saling mempercayai jauh lebih penting. Kemenangan politik bersifat sementara, tapi cita-cita untuk kebaikan Indonesia akan terus menggerakkan hidup anak cucu. Kemenangan politik selalu untuk “aku” atau “dia”, tapi Indonesia untuk “kita”. "Saudara Joko Widodo menyebut anda berdua “patriot dan negarawan”. Berjuta-juta rakyat Indonesia berharap demikian. Mari kita hormati hasil pilihan rakyat 2014," tulis Goenawan ini. (Baca juga: Prabowo-Hatta Deklarasi Koalisi Parlemen Hari Ini)
AFRILIA SURYANIS
Source:
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...mi-Surat-Cinta


TEMPO.CO, Jakarta: Calon presiden Prabowo Subianto pernah mengirim ‘surat cinta’ ke sejumlah guru, nelayan, petani, termasuk wartawan, dan pegawai kantor berita, menjelang pemilihan, 9 Juli 2014. Kini giliran Prabowo yang dikirimi ‘surat cinta’ dari kalangan artis, penulis, sutradara, hingga presenter.
‘Surat cinta’ itu terkumpul dalam situs jejaring sosial Tumblr dengan judul Surat Untuk Pak Bowo. Berikut beberapa kutipan ‘surat cinta’ untuk Prabowo di suratuntukpakbowo.tumblr.com
Produser film, Mira Lesmana
‘Surat cinta’ yang ditulis kakak kandung dari musisi Indra Lesmana ini mengungkapkan kesedihan karena begitu banyak fitnah yang muncul saat kampanye pilpres 2014 ini.
Mira mengungkapkan pilihannya jatuh pada Joko Widodo, capres nomor urut 2. Alasannya, tulis Mira, dia yakin sebesar apapun fitnah yang telah dilontarkan padanya, tiada kebenaran di dalamnya. “Yang pasti saya percaya sudah waktunya Indonesia dipimpin oleh seseorang yang datang dari rakyat biasa, yang bersih dan jujur, serta tidak mempunyai beban masa lalu dan lepas dari keterkaitan rezim Orde Baru.”
Mira juga mengaku sedih atas ucapan Prabowo dalam interview di stasiun televisi BBC, pada 11 Juli 2014, yang menyatakan, “Ia (Joko Widodo) bukan orang yang merakyat, ia mengklaim sebagai orang yang rendah hati tapi saya rasa itu cuma pura-pura…” Mira berharap Prabowo legowo dan menyerahkan kepemimpinan Indonesia kepada Joko Widodo. “Bapak (Prabowo) akan selalu ada untuk membantu mimpi kita menuju Indonesia Hebat.” (Baca: Kampanye Usai, Pendukung Prabowo dan Jokowi Kembali 'Perang' Spanduk)
Happy Salma
“Sumbangsih Bapak besar pada bangsa ini, saya yakin cinta Bapak pada Tanah Air ini tidak diragukan lagi dan karena kecintaanmu jugalah saya yakin. Seorang pemimpin harus lahir dari sebuah proses yang jujur dan adil.”
Presenter, Pandji Pragiwaksono
Pandji menulis bahwa dia sudah mengenal Prabowo sebelum mengenal Jokowi. “Sejak tahun 98, nama Bapak sudah masuk dalam referensi saya. Harus saya akui, tidak dalam pencahayaan yang baik,” tulisnya.
Namun, dia mengaku tak membenci Prabowo karena sudah terbiasa menelaah lebih dulu. Pandji mengaku biasanya setelah mencoba memahami, dia tidak jadi membenci. “Itulah mengapa, saya tidak membenci Bapak. Saya adalah lawan Anda, bisa jadi saya adalah salah satu lawan Anda yang paling keras, tapi lawan bukanlah musuh.”
Pandji berharap apapun hasil suara pilpres nanti, Prabowo dapat menerima dengan baik dan hati terbuka. “Saya tahu banyak orang berkata banyak hal buruk tentang Anda, tapi mungkin ucapan almarhum Ayah saya di akhir usianya bisa jadi pegangan Anda. ‘Reputasi seseorang tidak bergantung kepada apa yang orang katakan, tapi reaksi kamu kepada apa yang orang itu katakan’.”
Penulis, Leila S. Chudori
Leila meminta Prabowo untuk tidak mendengarkan suara apapun di sekelilingnya kecuali suara hatinya. Leila juga meminta Prabowo mengakui hasil hitung cepat enam lembaga yang menyatakan perolehan angka Jokowi-JK berada di atas perolehan angka kubunya. “Saya memohon Anda untuk menjenguk dan menyentuh hati yang paling dalam. Jangan diganggu suara lain; jangan terganggu suara bising; jangan biarkan hati Anda disentuh apapun barang seusapan.”
Menurut Leila, kemenangan Jokowi-JK bukan berarti kekalahan Prabowo. ”Kemenangan mereka adalah kemenangan kita semua. Artinya Anda juga menjadi bagian yang mendirikan tiang demokrasi Indonesia. Kami semua menanti langkah damai dari Anda untuk menjadi seorang negarawan yang sportif yang sekali lagi menyatakan ‘kali ini saya tak akan mendengarkan tim saya. Saya akan mengakui Jokowi-JK yang akan memimpin negeri ini’.” (Baca: Pendukung Prabowo Sepakat Tunggu Hasil KPU)
Sutradara, Joko Anwar
Joko menulis dari sudut pandang sutradara. “Setelah beberapa tahun bekerja, saya memiliki insting yang kuat, kapan seseorang berpura-pura, kapan seseorang berlaku tulus.”
Dia mengaku mengikuti kampanye tahun ini dengan sangat seksama. Dia pun menyimpulkan bahwa Prabowo tulus ketika Prabowo mengatakan Prabowo ingin berbuat sesuatu bagi bangsa. “Saya yakin Bapak tulus ketika Bapak mengatakan Bapak mengubah nasib kami. Tapi Pak, bangsa ini lebih membutuhkan seorang pahlawan ketimbang seorang presiden.”
Dalam suratnya, Joko Anwar pun menulis, bahwa ini adalah kesempatan Prabowo untuk jadi pahlawan, walau bukan berarti harus jadi presiden. “Bapak telah dicintai dan dipilih 48 persen rakyat Indonesia yang memutuskan memilih, relakanlah presiden dipegang oleh yang dipilih 52 persen lainnya,” tulisnya. (Baca: Joko Anwar: Prabowo, Jadilah Pahlawan Kami)
Penulis, Goenawan Mohamad
Penulis dan wartawan ini menuliskan ‘surat cinta’ kepada Prabowo-Hatta, bahwa Tanah Air membutuhkan figur keduanya. Dia menekankan, kemenangan politik penting, tapi kehidupan bangsa yang saling mempercayai jauh lebih penting. Kemenangan politik bersifat sementara, tapi cita-cita untuk kebaikan Indonesia akan terus menggerakkan hidup anak cucu. Kemenangan politik selalu untuk “aku” atau “dia”, tapi Indonesia untuk “kita”. "Saudara Joko Widodo menyebut anda berdua “patriot dan negarawan”. Berjuta-juta rakyat Indonesia berharap demikian. Mari kita hormati hasil pilihan rakyat 2014," tulis Goenawan ini. (Baca juga: Prabowo-Hatta Deklarasi Koalisi Parlemen Hari Ini)
AFRILIA SURYANIS
Source:
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...mi-Surat-Cinta



0
1.9K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan