- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gaza Dibombadir, Kemana Negara-negara Arab?


TS
ngaskusmulu
Gaza Dibombadir, Kemana Negara-negara Arab?
Quote:
Negara-negara Arab hingga saat ini masih tetap tidak mau menyerang negara Israel, meskipun Israel melakukan kekejaman yang luar biasa kepada rakyat Palestina. Sebut saja negara yang berada di kanan kiri Palestina seperti Turki, Arab Saudi, Mesir, mereka tidak pernah berani melanggar kedaulatan (baca: perang) terhadap negeri yahudi ini.
Apa yang dilakukan negara-negara arab? Semua hanya bisa mengecam tanpa bisa berbuat apa-apa. Lihat saja Mesir, di saat penduduk Palestina hendak menyelamatkan diri melalui perbatasan Mesir-Gaza, malah aparat keamanan Mesir dengan pasukan anti huru-haranya menghalau mereka dan menutup perbatasan.
Apa sebabnya?
Yang pertama dan menjadi sebab utama, adalah dikarenakan kekhawatiran jika sekutu Israel yakni Amerika marah terhadap negaranya. Mereka meyakini bahwa jika Amerika marah terhadap negaranya, maka negara mereka akan diboikot, diinvansi, atau bahkan diserang dengan nuklir, yang mana itu semua mengancam keselamatan diri mereka.
Coba kita buka pikiran kita. Kenapa Tank-tank Israel bisa berjalan, pesawat-pesawat tempur Israel bisa terbang, dan roket-roket Israel bisa meluncur? Itu karena minyak dari negara-negara Arab. Tanpa minyak, tank, pesawat tempur, dan roket Israel takkan bisa berjalan. Israel tidak punya ladang minyak. AS justru kekurangan minyak. Ada pun Arab Saudi, Mesir, Irak, dan negara-negara arab lainnya adalah eksportir minyak dan gas alam terbesar ke Israel. Tanpa minyak dari negara arab, Israel tak akan mampu membantai ummat Islam di Palestina. Padahal Tahun 1970-an negara-negara Arab bisa membuat AS dan Israel mundur dengan embargo minyak. Namun kini, negara-negara Arab dipimpin oleh mereka yang pro atau takut dengan kebijakan Amerika, tak berani melakukan apapun yang dapat merugikan Israel. Bahkan Palestina mengalami krisis energi dan minyak selama berpuluh-puluh tahun, tak seorangpun dari negara tersebut yang berani menyalurkan minyaknya ke Gaza.
Yang kedua, adalah terpecah belahnya kaum muslimin oleh perjanjian Sykes Pycot. Padahal dalam surat Ali ‘Imran ayat 103 Allah melarang ummat Islam bercerai-berai. Saat ini ummat Islam di seluruh dunia terkotak-kotak dalam banyak negara yang tidak jarang satu sama lain saling bermusuhan bahkan perang seperti Iraq, Kuwait, Arab Saudi, Mesir, dan sebagainya.
Padahal ketika ummat Islam bersatu, ummat Islam mampu mengalahkan musuhnya dengan mudah. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ummat Islam mampu menghalau kaum Yahudi serta menundukkan kerajaan Romawi dan Persia. Pada zaman Sultan Salahuddin Al ‘Ayubi, ummat Islam mampu mengalahkan negara-negara Eropa yang bersatu dalam perang merebut Yerusalem.
Negara-negara Islam seperti Mesir, Turki, dan Yordania selain berasaskan sekuler ciptaan Yahudi juga membina hubungan diplomatik dengan Israel. Selama puluhan tahun Presiden Mesir, dari Hosni Mobarak hingga Al Sisi, bahkan menutup perbatasan Gaza-Mesir sehingga rakyat Palestina tidak bisa melarikan diri ke sana. Makanan dan obat-obatan pun tidak bisa masuk hingga sebagian rakyat Gaza ada yang sampai memakan rumput karena lapar.
Dengan terpisah-pisahnya kaum muslimin dan mengakui batas-batas negara yang diciptakan Sykes Pycot, membuat umat muslim antar negara jadi tidak punya rasa persaudaraan Islam. Kaum muslimin bahkan diberi hambatan jika ingin membantu saudara-saudara mereka, seperti peraturan paspor, visa, ekspor impor, bahkan sampai keluar larangan untuk berjihad. Bahkan yang paling parah adalah syubhat, yakni “lebih baik membantu dengan harta, obat-obatan, makanan, diplomasi, negosiasi” daripada mengerahkan aksi militer. Dimana itu semua telah dilakukan sejak 40 tahun, dan tidak pernah berhasil mengatasi kelaparan, krisis minyak, dan membebaskan palestina.
Kaum muslimin disana tidak memiliki tentara, pesawat tempur, dan tank-tank. Yang memiliki itu semua adalah negara, bukan individu. Yang mana mereka (tentara, tank, pesawat tempur) hanya bergerak sesuai instruksi negara. Lalu apa jadinya jika negara-negara arab tersebut disetting sedemikian rupa, agar tunduk terhadap PBB yang diciptakan Yahudi, melalaikan kaum muslimin dengan hiburan-hiburan dan kesibukan duniawi, mengganti ukhuwah islamiyah dengan nasionalisme, dan pemimpin-pemimpin Arab yang pro palestina dikudeta. Maka Israel akan terus berjaya, dan setiap tahun kita hanya bisa menonton Gaza yang dibombardir, setiap tahun kita hanya bisa menggalang dana dan demonstrasi di jalan-jalan.
Maka benarlah perkataan para mujahidin, “Palestina tidak akan pernah bebas, selama negara-negara arab belum ditaklukkan” dan benarlah perkataan sang Al Haq, Rasulullah saat bernubuat.. “sesungguhnya kalian akan memerangi jazirah arab (terlebih dahulu)…………”, kita butuh sebuah umat, sebuah kepemimpinan, yang berani untuk tidak mengakui perjanjian sykes pycot, yang berani untuk melawan jazirah arab, yang berani untuk tidak bernegosiasi dengan Amerika, yang berani melakukan itu semua tanpa takut ancaman nuklir, boikot, dan lain sebagainya, dan hanya takut kepada Allah. Adakah yang seperti itu?
Apa yang dilakukan negara-negara arab? Semua hanya bisa mengecam tanpa bisa berbuat apa-apa. Lihat saja Mesir, di saat penduduk Palestina hendak menyelamatkan diri melalui perbatasan Mesir-Gaza, malah aparat keamanan Mesir dengan pasukan anti huru-haranya menghalau mereka dan menutup perbatasan.
Apa sebabnya?
Yang pertama dan menjadi sebab utama, adalah dikarenakan kekhawatiran jika sekutu Israel yakni Amerika marah terhadap negaranya. Mereka meyakini bahwa jika Amerika marah terhadap negaranya, maka negara mereka akan diboikot, diinvansi, atau bahkan diserang dengan nuklir, yang mana itu semua mengancam keselamatan diri mereka.
Coba kita buka pikiran kita. Kenapa Tank-tank Israel bisa berjalan, pesawat-pesawat tempur Israel bisa terbang, dan roket-roket Israel bisa meluncur? Itu karena minyak dari negara-negara Arab. Tanpa minyak, tank, pesawat tempur, dan roket Israel takkan bisa berjalan. Israel tidak punya ladang minyak. AS justru kekurangan minyak. Ada pun Arab Saudi, Mesir, Irak, dan negara-negara arab lainnya adalah eksportir minyak dan gas alam terbesar ke Israel. Tanpa minyak dari negara arab, Israel tak akan mampu membantai ummat Islam di Palestina. Padahal Tahun 1970-an negara-negara Arab bisa membuat AS dan Israel mundur dengan embargo minyak. Namun kini, negara-negara Arab dipimpin oleh mereka yang pro atau takut dengan kebijakan Amerika, tak berani melakukan apapun yang dapat merugikan Israel. Bahkan Palestina mengalami krisis energi dan minyak selama berpuluh-puluh tahun, tak seorangpun dari negara tersebut yang berani menyalurkan minyaknya ke Gaza.
Spoiler for Jalur Pipa Minyak Negara Arab Menuju Israel:

Spoiler for Jalur Pipa Minyak Negara Arab Menuju Israel:

Spoiler for Jalur Pipa Minyak Negara Arab Menuju Israel:

Yang kedua, adalah terpecah belahnya kaum muslimin oleh perjanjian Sykes Pycot. Padahal dalam surat Ali ‘Imran ayat 103 Allah melarang ummat Islam bercerai-berai. Saat ini ummat Islam di seluruh dunia terkotak-kotak dalam banyak negara yang tidak jarang satu sama lain saling bermusuhan bahkan perang seperti Iraq, Kuwait, Arab Saudi, Mesir, dan sebagainya.
Padahal ketika ummat Islam bersatu, ummat Islam mampu mengalahkan musuhnya dengan mudah. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ummat Islam mampu menghalau kaum Yahudi serta menundukkan kerajaan Romawi dan Persia. Pada zaman Sultan Salahuddin Al ‘Ayubi, ummat Islam mampu mengalahkan negara-negara Eropa yang bersatu dalam perang merebut Yerusalem.
Negara-negara Islam seperti Mesir, Turki, dan Yordania selain berasaskan sekuler ciptaan Yahudi juga membina hubungan diplomatik dengan Israel. Selama puluhan tahun Presiden Mesir, dari Hosni Mobarak hingga Al Sisi, bahkan menutup perbatasan Gaza-Mesir sehingga rakyat Palestina tidak bisa melarikan diri ke sana. Makanan dan obat-obatan pun tidak bisa masuk hingga sebagian rakyat Gaza ada yang sampai memakan rumput karena lapar.
Dengan terpisah-pisahnya kaum muslimin dan mengakui batas-batas negara yang diciptakan Sykes Pycot, membuat umat muslim antar negara jadi tidak punya rasa persaudaraan Islam. Kaum muslimin bahkan diberi hambatan jika ingin membantu saudara-saudara mereka, seperti peraturan paspor, visa, ekspor impor, bahkan sampai keluar larangan untuk berjihad. Bahkan yang paling parah adalah syubhat, yakni “lebih baik membantu dengan harta, obat-obatan, makanan, diplomasi, negosiasi” daripada mengerahkan aksi militer. Dimana itu semua telah dilakukan sejak 40 tahun, dan tidak pernah berhasil mengatasi kelaparan, krisis minyak, dan membebaskan palestina.
Kaum muslimin disana tidak memiliki tentara, pesawat tempur, dan tank-tank. Yang memiliki itu semua adalah negara, bukan individu. Yang mana mereka (tentara, tank, pesawat tempur) hanya bergerak sesuai instruksi negara. Lalu apa jadinya jika negara-negara arab tersebut disetting sedemikian rupa, agar tunduk terhadap PBB yang diciptakan Yahudi, melalaikan kaum muslimin dengan hiburan-hiburan dan kesibukan duniawi, mengganti ukhuwah islamiyah dengan nasionalisme, dan pemimpin-pemimpin Arab yang pro palestina dikudeta. Maka Israel akan terus berjaya, dan setiap tahun kita hanya bisa menonton Gaza yang dibombardir, setiap tahun kita hanya bisa menggalang dana dan demonstrasi di jalan-jalan.
Maka benarlah perkataan para mujahidin, “Palestina tidak akan pernah bebas, selama negara-negara arab belum ditaklukkan” dan benarlah perkataan sang Al Haq, Rasulullah saat bernubuat.. “sesungguhnya kalian akan memerangi jazirah arab (terlebih dahulu)…………”, kita butuh sebuah umat, sebuah kepemimpinan, yang berani untuk tidak mengakui perjanjian sykes pycot, yang berani untuk melawan jazirah arab, yang berani untuk tidak bernegosiasi dengan Amerika, yang berani melakukan itu semua tanpa takut ancaman nuklir, boikot, dan lain sebagainya, dan hanya takut kepada Allah. Adakah yang seperti itu?
Quote:
Menjawab judul trit di atas, bisa ane simpulkan bahwa sekarang ini negara-negara arab dipimpin oleh para penguasa yang mempunyai penyakit ganas yang disebut penyakit wahn.
Apakah penyakit wahn itu? wahn adalah penyakit cinta dunia dan takut mati. Siapa saja yang terjangkit penyakit ini dia akan menjadi pribadi yang lemah dan rusak.
Cinta dunia berarti lebih mementingkan kehidupan dunia dan kenikmatannya daripada kehidupan akhirat dan keabadiannya. Kenikmatan dunia terdiri dari wanita, anak, jabatan, harta, uang, rumah mewah, kendaraan, hewan tunggangan, dagangan, sawah, buah-buahan, keterkenalan dsb. Orang yang sudah terlalu gandrung dengan hal-hal di atas akan berat memandang akhirat. Antara Allah dan dirinya terdapat penutup yang tebal. Sehingga segala perbuatannya sulit untuk bertujuan mencari ridha Allah. Dia berbuat hanya untuk mendapatkan hal-hal nikmat dunia tersebut di atas.
Tak ada penghalang kesuksesan paling besar selain takut mati. Kemerdekaan suatu bangsa adalah hadiah Tuhan yang sangat mahal harganya. Sehingga tidak mungkin bisa mereka peroleh jika mereka pengecut dan takut mati. Tanyakan hal ini kepada para pahlawan jika mereka bisa mendengar. Mereka tidak takut mati. Demi kemerdekaan bangsa ini mereka memandang nyawa mereka tak ubahnya seperti nyawa lalat yang murah. Mereka korbankan nyawa mereka dengan sukarela asalkan negeri ini merdeka. Terima kasihku yang terdalam kepada para pahlawan. Semoga Allah merahmati para pahlawan dan keluarganya. Amin.
Keadaan sekarang ini persis seperti yang disabdakan Nabi Saw.
"Hampir terjadi keadaan yang mana ummat-ummat lain akan mengerumuni kalian bagai orang-orang yang makan mengerumuni makanannya”. Salah seorang sahabat bertanya; “Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?” Nabi menjawab, Bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ghutsa’ (buih kotor yang terbawa air saat banjir). Dan pasti Allah akan mencabut rasa segan yang ada di dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa wahn”. Kata para sahabat, “Wahai Rasulullah, apa Wahn itu? Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati”."
Apakah penyakit wahn itu? wahn adalah penyakit cinta dunia dan takut mati. Siapa saja yang terjangkit penyakit ini dia akan menjadi pribadi yang lemah dan rusak.
Cinta dunia berarti lebih mementingkan kehidupan dunia dan kenikmatannya daripada kehidupan akhirat dan keabadiannya. Kenikmatan dunia terdiri dari wanita, anak, jabatan, harta, uang, rumah mewah, kendaraan, hewan tunggangan, dagangan, sawah, buah-buahan, keterkenalan dsb. Orang yang sudah terlalu gandrung dengan hal-hal di atas akan berat memandang akhirat. Antara Allah dan dirinya terdapat penutup yang tebal. Sehingga segala perbuatannya sulit untuk bertujuan mencari ridha Allah. Dia berbuat hanya untuk mendapatkan hal-hal nikmat dunia tersebut di atas.
Tak ada penghalang kesuksesan paling besar selain takut mati. Kemerdekaan suatu bangsa adalah hadiah Tuhan yang sangat mahal harganya. Sehingga tidak mungkin bisa mereka peroleh jika mereka pengecut dan takut mati. Tanyakan hal ini kepada para pahlawan jika mereka bisa mendengar. Mereka tidak takut mati. Demi kemerdekaan bangsa ini mereka memandang nyawa mereka tak ubahnya seperti nyawa lalat yang murah. Mereka korbankan nyawa mereka dengan sukarela asalkan negeri ini merdeka. Terima kasihku yang terdalam kepada para pahlawan. Semoga Allah merahmati para pahlawan dan keluarganya. Amin.
Keadaan sekarang ini persis seperti yang disabdakan Nabi Saw.
"Hampir terjadi keadaan yang mana ummat-ummat lain akan mengerumuni kalian bagai orang-orang yang makan mengerumuni makanannya”. Salah seorang sahabat bertanya; “Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?” Nabi menjawab, Bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ghutsa’ (buih kotor yang terbawa air saat banjir). Dan pasti Allah akan mencabut rasa segan yang ada di dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa wahn”. Kata para sahabat, “Wahai Rasulullah, apa Wahn itu? Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati”."
0
4.3K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan