Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

trafalgal92Avatar border
TS
trafalgal92
BERKOMUNIKASI TANPA TERLACAK

“TES… satu, dua, tiga… satu, dua, tiga…
dikopi,” ucap Sri Yuniardi, peneliti
alat komunikasi militer dari PT LEN
Industri. Ia tengah mempraktikkan
bagaimana cara kerja produk inovasi
Manpack Alkom FISCOR-100. Alat
komunikasi militer buatan PT LEN
Industri (Persero) itu merupakan salah
satu inovasi unggulan PT LEN yang
pernah memperoleh penghargaan
Anugerah Rintisan Teknologi Industri
2009 dari pemerintah. Manpack Alkom
FISCOR-100 dikembangkan sejak 2001
oleh PT LEN Industri. Nama ‘100’
diambil dari peringatan Hari
Kebangkitan Nasional ke-100 pada
2008. Tujuannya untuk membangkitkan
industri berbasis teknologi dalam
negeri.
Bermula dari keinginan TNI untuk
mengembangkan dan memproduksi alat
komunikasi militer buatan dalam
negeri. Pada periode 2001-2003,
Puslitbang TNI bekerja sama dengan PT
LEN Industri dalam program RUK
Kementerian Riset dan Teknologi
untuk mengembangkan alat komunikasi
radio antisadap dan anti-jamming.
Alat komunikasi militer memiliki fungsi
sangat strategis karena membantu
keberhasilan operasi militer dan
membantu komunikasi pasukan yang
berada di lapangan dengan unit-unit
lainnya di tempat berbeda. Hasilnya?
Para periset PT LEN Industri berhasil
menciptakan prototipe alat komunikasi
VHF FH dengan kecepatan hopping
1 hope/sec. Kemudian pada 2007 PT
LEN Industri berhasil melakukan
rancang bangun mandiri alat
komunikasi Manpack HF Spread
Spectrum Frequency Hopping,
dengan kecepatan hopping 5 hope/sec.
Alat tersebut terus disempurnakan
hingga 2008 agar kecepatan hopping
bisa mencapai 5, 10, 20, dan 50 hope/
sec dan random hop speed yang tidak
dimiliki alat komunikasi militer lainnya.
ANTI SADAP
Di kelas HF inilah alat komunikasi
FISCOR-100 menjadi yang tercepat.
Manpack Alkom FISCOR-100 beroperasi
pada rentang frekuensi 2 Mhz hingga 3
Mhz dengan 256 channel, dan
kebutuhan pasokan tenaga 12 Vdc-24
Vdc. Peralatan ini bisa digunakan untuk
komunikasi pada level peleton hingga
batalion.
Menurut Sri Yuniardi, alat komunikasi
militer berupa radio memang harus
bebas jamming dan tidak bisa disadap.
Karena itu, frekuensi yang diambil ialah
frekuensi yang tidak dipakai. “Radio
militer bekerja di trek 2 Mhz sampai 3
Mhz. Bisa juga sekelas 7 Mhz. Di dunia
militer, para ahli frekuensi radio akan
mengambil gelombang radio yang
kosong. Ini bedanya dengan radio
komersial. Setiap kali on air,
radio komersial akan didengar banyak
orang, sedangkan di militer tidak,”
terangnya. Frekuensi radio ini menjadi
jantung pada alat komunikasi
FISCOR-100.
Dua perusahaan asing
dari Australia dan Prancis pernah
bekerja sama dengan PT LEN Industri
untuk pengembangan alat komunikasi
militer ini. Namun, kemudian PT LEN
Industri mengembangkan alat
komunikasi sendiri dengan
mengombinasikan keunggulan teknologi
alat komunikasi produksi kedua negara
mitra tersebut.
Para periset banyak belajar dari
pengalaman kedua negera dalam
mengembangkan alat komunikasi
militer. “Kami belajar membuat alat-
alat komunikasi militer dengan Q-Mac
Australia dan Thales Prancis. Thales
merupakan industri komunikasi
terbesar di dunia saat ini. Dan yang
paling rumit ialah masalah frekuensi.
Ahli frekuensi di Indonesia minim. Mau
tidak mau, kita semua harus belajar
masalah frekuensi dan enkripsi,” ungkap
Yuniardi.
Dengan kombinasi ini tentunya produk
PT LEN Industri jauh lebih unggul.
Teknologi tersebut memiliki kandungan
lokal 85%, sedangkan untuk komponen
handset, elektronik, dan konektor masih
diimpor. Komponen dalam negeri
dengan sistem komunikasi yang
dirancang secara khusus sangat
menguntungkan bagi TNI. Sebab,
sistem komunikasi buatan luar negeri
belum tentu aman karena akan
dirancang untuk kepentingan negara
pembuat. Untuk itu, sistem keamanan
dalam komunikasi dirancang khusus
dan hanya pemakaianya yang tahu.
Alat tersebut bisa didesain sesuai
keinginan.
Pembuktian antisadap ini diperlihatkan
saat uji coba. Ketika alat tersebut
dipakai berkomunikasi, di frekuensi
biasa hanya terdengar suara
gelombang radio tanpa ada suara.
Kadang bunyinya agak bising, tapi
tanpa ada yang bercakap-cakap.
Padahal di balik itu sedang terjadi
komunikasi antarpemakai. Hal tersebut
menunjukkan alat komunikasi itu telah
dilengkapi comsee sehingga tidak
muncul percakapan di udara layaknya
penyiar radio. Suara yang keluar dari
percakapan antarpihak di
lapangan telah dienkripsi sehingga
mempersulit orang atau pihak musuh
melakukan penyadapan.
“Intinya suara dikacaukan,” ujar
Yuniardi. Sebetulnya komunikasi bisa
bocor ke sipil atau pihak musuh
apabila kunci frekuensinya sama. Untuk
mencegah kebocoran informasi,
perlindungan atau keamanan
komunikasi harus ditangani oleh tiap
negara. Termasuk saluran telepon
presiden, lembaga-lembaga strategis,
dan agen rahasia di negara-negara
maju telah dienkripsi dengan kode-
kode khusus. Oleh karena itu,
bila produk komunikasi militer masih
mengandalkan impor, dikhawatirkan
rahasia negara bisa bocor ke negara
lain lewat penyadapan alat komunikasi.
Uji coba alat komunikasi tersebut
sudah dilakukan dari Bandung ke
Surabaya dengan jarak 400 km. Dalam
uji coba itu terbukti radio komunikasi
militer ini aman dari penyadapan dan
jamming. Kecanggihan alat tersebut
diganjar penghargaan Upakarti, Desain
Terbaik, dan Kreasi Prima. Peralatan
berbentuk kotak berwarna hijau
tentara ini memiliki berat 5 kg dengan
baterai yang tahan dipasang selama 24
jam. Baterai yang dipakai bisa diisi
ulang dengan memakai energi solar
cell. Satu amphere solar cell bisa
mengisi baterai selama 1 jam.PT LEN
Industri kini sedang melakukan
perbaikan- perbaikan, terutama untuk
berat radio dan antene. Menurut
Yuniardi, saat ini bobot radio masih
terlalu berat. “Kalau bisa, di bawah 5
kg, yakni dengan cara mengurangi
konsumsi daya baterai. Kemudian
antenanya juga kurang efisien.” Antena
HF yang menggunakan frekuensi rendah
membutuhkan antena panjang
untuk bisa menerima frekuensi yang
bagus. PT LEN Industri saat ini sedang
mengembangkan Manpack FISCOR-100
dari sistem analog menuju digital.
Risetnya sudah dimulai sekarang ini.
Sumber : Kemenristek
.
ada yang punya picknya
0
3.2K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan