- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Serial Nuswantara : Berbanggalah ! Bangsamu Indonesia Yang Unggul diseluruh Dunia
TS
stephang
Serial Nuswantara : Berbanggalah ! Bangsamu Indonesia Yang Unggul diseluruh Dunia
Bukti-bukti bahwa Nuswantara (Baca Nusantara Indonesia) pernah menjadi pusat peradaban dunia. Saya yakin sekalian akan semakin kagum dengan prestasi yang pernah ditorehkan oleh para leluhur kita. Sehingga harapannya adalah bahwa kita tidak lagi minder atau merasa bahwa kita hanyalah bangsa yang kecil dan terus saja mengekor pada bangsa lain di dunia. Melainkan bangkit dengan semangat yang tinggi dan berusaha untuk kembali meraih kejayaan seperti dahulu kala.
A. Misteri arsitektur candi Penataran
Ketika Eropa masih berada di abad kegelapan, ternyata leluhur Nusantara telah berhasil membangun sebuah mahakarya seperti yang bisa dilihat pada Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Penataran. Sebuah karya agung yang sangat rumit dipandang dari keindahan seninya, maupun tingkat kesulitan pembuatannya. Siapa yang bisa menunjukkan ada bangunan di peradaban lain yang lebih indah dengan detail yang rumit di abad itu? Apalagi Nusantara adalah wilayah tersubur di bumi karena ada banyak gunung berapi.
1. Sejarah candi Penataran
Candi Panataran ditemukan pada tahun 1815, tetapi sampai tahun 1850 belum banyak dikenal. Penemunya adalah Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826), Letnan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Inggris yang berkuasa di Negara Indonesia. Raffles bersama-sama dengan Dr.Horsfield seorang ahli Ilmu Alam mengadakan kunjungan ke Candi Panataran, dan hasil kunjunganya dibukukan dalam buku yang berjudul “History of Java” yang terbit dalam dua jilid. Jejak Raffles ini di kemudian hari diikuti oleh para peneliti lain yaitu : J.Crawfurd seorang asisten residen di Yogyakarta, selanjutnya Van Meeteren Brouwer (1828), Junghun (1884), Jonathan Rigg (1848) dan N.W. Hoepermans yang pada tahun 1886 mengadakan inventarisasi di komplek percandian Panataran.
2. Lokasi candi Penataran
Candi Penataran terletak di desa Penataran, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Koordinat GPS : 8° 00’59.06 S 112° 12’34.90″. Lokasinya yang terletak di kaki gunung Kelud, menjadikan area Candi Penataran berhawa sejuk.
3. Keunikan candi Penataran
Candi Penataran adalah kompleks percandian terbesar dan paling terawat di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Candi ini merupakan candi yang kaya dengan berbagai macam corak relief, arca, dan struktur bangunan yang bergaya Hindu. Adanya pahatan Kala (raksasa menyeringai), arca Ganesha (dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu), arca Dwarapala (patung raksasa penjaga pintu gerbang), dan juga relief Ramayana adalah bukti tidak terbantahkan bahwa Candi Penataran adalah candi Hindu.
Prasasti Palah yang terdapat di area Candi Penataran mengabarkan bahwa candi ini mulai dibangun sekitar tahun 1194, pada masa pemerintahan raja Syrenggra yang memerintah kerajaan Kadiri, dan selesai pada masa kerajaan Majapahit. Dengan demikian candi ini melewati masa tiga kerajaan besar Nusantara yaitu Kadiri, Singosari, dan Majapahit. Candi Penataran memegang peranan cukup penting bagi kerajaan-kerajaan tersebut, yaitu sebagai tempat pengangkatan para raja dan tempat untuk upacara pemujaan terhadap Sang Pencipta.
Berbagai kajian oleh para sejarawan terhadap teks-teks kuno, kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca, misalnya, dijelaskan bahwa Candi Penataran sangat dihormati oleh para raja dan petinggi kerajaan besar di Jawa Timur. Candi Penataran pernah menyimpan abu dari raja Rajasa (Ken Arok) pendiri kerajaan Singasari, dan juga abu dari raja Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya) pendiri kerajaan Majapahit. Bahkan konon, menurut legenda rakyat setempat, sumpah sakral Mahapatih Gajah Mada untuk menyatukan seluruh Nusantara dalam kekuasaan Majapahit, yang dikenal dengan nama “Sumpah Palapa”, diucapkan di Candi Penataran.
4. Misteri relief di candi Penataran
Keunikan arsitektur bangunan candi yang ada di Nusanatara, khususnya di pulau Jawa adalah bukti akan kehebatan nenek moyang bangsa Nusantara. Sistem pertanian yang canggih telah ada sejak dahulu kala. Belum lagi ditinjau dari kekayaan hasil tambangnya. Karya agung semacam candi lengkap dengan arca dan reliefnya hanya dapat dihasilkan oleh bangsa dengan kebudayaan yang tinggi. Dan bangsa dengan kebudayaan tinggi sangat mungkin memiliki kekuatan militer yang unggul.
Mari kita perhatikan relief yang terdapat di Candi Penataran ini. Ada sebuah pertempuran antara pasukan yang bisa dianggap berasal dari bangsa Nusantara, dan yang satu lagi adalah pasukan yang berdandan mirip dengan bangsa Amerika, seperti halnya bangsa-bangsa Aztec dan Maya.
Tidak Percaya? Baiklah. Mari bandingkan busana pasukan yang mirip orang Amerika tersebut dengan gaya berbusana orang-orang suku Aztec dan Maya yang berasal dari benua Amerika
Lihat Pohon Kaktus di reliefnya .... mengaggumkan !!
Menyerupai apakah pahatan tersebut? Ya. Menyerupai tanaman kaktus. Bandingkan dengan foto tanaman kaktus di sebelahnya. Mirip bukan? Masalahnya, berasal dari manakah tanaman kaktus? Apakah di wilayah Nusantara pada waktu itu telah ada tanaman kaktus? Jawabannya tidak! Tanaman kaktus hanya ada di benua Amerika!
Apakah anda masih tidak percaya ? Mari kita lihat lagi bukti lainnya
Lihat foto relief wajah dengan lidah menjulur yang ada relief Candi Penataran! Bandingkan dengan arca kepala dengan lidah menjulur yang ada di Tlaltechutli, Mexico City! Adakah kemiripan di sana? Bandingkan juga dengan topeng Rangda ala Bali.
Subhanallah betapa Nuswantara Indonesia hebat telah menjelajah keberbagai belahan dunia. Perhatikan kedua foto di bawah ini.
Foto di sebelah kiri adalah arca Dwarapala (raksasa penjaga pintu gerbang) yang berada di Candi Penataran. Akan tetapi terletak di manakah “arca Dwarapala” pada foto sebelah kanan? Jawabannya terletak di kompleks kuil Chichen Itza peninggalan suku Maya, yang saat ini terletak di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah. Bukankah foto ini menunjukkan kemiripan yang luar biasa?
Bukti lain ada di foto-foto berikut.
Foto pertama adalah “piramida” yang terdapat di Candi Sukuh yang terletak di desa Karanganyar, kabupaten Surakarta, Jawa Tengah. Foto disampingnya adalah piramida suku Aztec yang terdapat di Tenochtitlan, Mexico. Ini menunjukkan adanya koneksi yang luar biasa antar kedua peradaban tersebut.
Selain itu masih banyak relief lain di Candi Penataran yang menggambarkan orang-orang yang “diduga” berasal dari peradaban bangsa lain.
5. Penelurusan lebih lanjut di Candi Penataran
Sangat banyak relief yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenal. Sosok-sosok tersebut selalu digambarkan sebagai sosok yang seolah-olah takluk kepada yang berkuasa di Candi Penataran.Sayang sebagian relief sudah rusak, namun untungnya beberapa bagian masih dapat dikenali.
Beberapa relief di Candi Penataran yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenali : Pada relief ini terlihat ada tiga orang di belakang orang yang sedang duduk, dan di depannya ada dua orang yang sedang menyembah. Kalau diperhatikan dengan jeli, orang yang paling kiri seperti orang yang berpakaian dari suku bangsa Han [China], lalu di depannya mirip orang yang tergambar di Angkor Vat [Bangsa Campa], dan di depannya lagi mirip orang dari Maya, Inca atau Copan yang berasal dari Amerika Latin. Sedangkan salah satu yang berjongkok di depan [paling kanan] terlihat orang yang bertutup kepala seperti orang Yahudi. Dari gambar ini bisa diperkirakan yang disembah adalah yang duduk dan tiga orang yang berdiri di belakang yang duduk adalah pengawalnya.
Dari gambar di bawah, terlihat ada dua relief yang seperti menggunakan peci. Pakaian seperti ini bisa kita temui di daerah Turki, India sampai dengan Pakistan.
Pada gambar di bawah terlihat relief seorang putri yang sedang disembah atau mungkin sedang dilayani. Di latar belakang sosok putri tersebut terdapat raut wajah yang agak rusak namun dari tutup kepalanya seperti tutup kepala orang Romawi. Ada yang mengira itu adalah pohon palem, namun tidak ada pohon palem yang bentuknya melengkung seperti itu. Juga bukan merupakan ornament atau hiasan karena tidak ada ornamen pendukung yang dapat mendefinisikan itu apa.
Beberapa model rambut Romawi yang dapat kita temukan di relief di candi Penataran,terutama di urutan ke-3 dari kiri. Masalahnya, kenapa dalam sejarah nasional tidak ada penjelasan seberapa luas Negara kita dahulu?
Pada relief-relief yang berada di tingkat dua bangunan Sitihinggil yang ada di Candi Penataran sangat jelas menunjukkan penaklukan suatu bangsa yang mirip dengan bangsa Indian.
Terlihat di relief bahwa daerah yang dikuasai adalah daerah yang ada pohon kaktusnya. Padahal kaktus diketahui berasal dari benua Amerika. Dengan bukti relief gajah dan kaktus, maka dapat diperkirakan bahwa bangsa yang ditaklukkan leluhur kita adalah bangsa Maya dari Kerajaan Copan yang sekarang terletak di negara Honduras.
Relief dan gambar Gajah di atas terdapat di daerah Copan – Honduras yang sejenis dengan yang digambarkan leluhur kita di Candi Penataran; menurut para ahli di Amerika, gajah sudah punah 6500 tahun yang lalu.
Pertanyaannya adalah: “Apakah leluhur kita sudah punya peradaban di 6500 tahun yang lalu?”. Menurut saya, tentu ada dan bahkan lebih tua dari itu. Baca: Nusantara, pusat peradaban dunia atau Asal usul bangsa Nusantara, asli keturunan Nabi Nuh AS.
Patung sosok prajurit bangsa Maya dari Kerajaan Copan yang sekarang terletak di Honduras.
Pada satu sisi di bagian bawah dari Sitihinggil di Candi Penataran terdapat relief raksasa [buto] yang kesamaannya ada pada patung-patung dan topeng Rangda di Bali.
Kesamaan bentuk dan wajah terdapat pula pada patung relief raksasa yang ditemukan di Mexico City, di mana disebutkan oleh para arkeolog bahwa sosok itu merupakan raja Aztec.
Pada relief ini kita juga dapat melihat ada sosok yang bertutup kepala tapi tidak menunjukkan berasal dari Indonesia. Sepertinya ini raja bangsa Indian?
Selain itu, pada jaman berdirinya Candi Penataran dapat disimpulkan bahwa telah ada tiga jenis spesies yang sudah mempunyai peradaban, yaitu: bangsa manusia, bangsa raksasa, dan bangsa manusia kera yang berdiri tegak.
Dalam tata cara kematian, manusia pada jaman dahulu kalau meninggal akan diperabukan, sehingga fosilnya tidak akan ditemukan. Cara perabuan berbeda-beda ritualnya di berbagai wilayah, dan saat ini ragam cara perabuan masih dapat kita temukan di banyak tempat di berbagai belahan Bumi.
Jadi dapat diperkirakan; fosil manusia kera yang berdiri tegak bukanlah bangsa manusia, begitu juga fosil seperti manusia yang bertaring dan bertubuh tinggi juga bukan merupakan ras yang menurunkan manusia di masa sekarang.
Pembuktian awal dari misteri yang ada di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran ini sejalan dengan indikasi-indikasi yang dinyatakan olehProfesor Arysio Nunes dos Santos dari Brazilia yang menyatakan bahwaAtlantis itu benar-benar ada, dan berada di Indonesia.
Prof. Arysio Nunes dos Santos, seorang geolog dan fisikawan nuklir menghabiskan waktu selama 30 tahun untuk membuktikan dari catatan Plato tentang keberadaan peradaban Atlantis,semua hasil penelitian mengarah ke Indonesia, sebagai anak bangsa hanya akan tinggal diamkah kita menyikapi hasil penelitian kelas dunia tersebut ? apalagi bukti-bukti secara empiris yang secara paralel mendukung hasil penelitian tersebut dapat dilihat langsung di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran.
6. Penutup
Setelah mengamati penjelasan diatas, apakah benar bahwa leluhur Nusantara pernah terhubung dengan bangsa-bangsa di seantero dunia? Kemudian apakah leluhur Nusantara yang berhasil menapakkan kaki (menaklukkan) di benua Amerika atau bangsa Amerika yang pernah mengunjungi Nusantara? Faktanya adalah tidak pernah ada catatan sejarah yang menjelaskan bahwa bangsa Amerika memiliki tradisi maritim yang hebat. Sebaliknya, leluhur Nusantara adalah pelaut-pelaut ulung. Sebagaimana dapat didengar pada lagu tradisional Nusantara, “Nenek moyangku orang pelaut, gemar mengarung luas samudera ..”.
Begitu pun terhadap bangsa-bangsa di benua Asia (Campa, Pakistan, India, China, Persia, Sumeria, Yahudi) benua Eropa (Romawi, Turki) dan benua Afrika (Mesir). Apakah memang bangsa Nusantara pernah memiliki wilayah kekuasaan sampai kesana, sehingga di candi Penataran ini bisa digambarkan secara gamblang tentang beragamnya karakter dan budaya bangsa-bangsa di seantero dunia itu? Yang jelas ini bukanlah kebetulan, karena tidak ada kebetulan itu.
Ya. Terlepas dari benar dan salahnya (karena masih dalam proses menyimpulkan sejarah yang sebenarnya), tetaplah sebagai putra dan putri Nusantara, kita patutlah berbangga dan terus bersemangat demi kemajuan. Kita mesti menyakini bahwa bangsa kita dulu pernah tiba di puncak kejayaan peradaban manusia. Sehingga marilah kita kembali pada jati diri kita sendiri yang sejatinya sangat berpotensi menjadi bangsa yang terbesar dan terbaik di seluruh dunia. Karena hanya dengan begitulah kehidupan dunia ini akan kembali teratur dan penuh dengan keridhaan-Nya.
Masih minderkah kita dengan bangsa lain yang katanya maju, ternyata leluhur kita jauh lebih maju....maka berbanggalah Pemuda Nuswantara Indonesia .... Berjuang Berkarya dan Tunjukkan pada Dunia .... Keunggulan itu mengalir di darah Kalian .... !!!!
A. Misteri arsitektur candi Penataran
Ketika Eropa masih berada di abad kegelapan, ternyata leluhur Nusantara telah berhasil membangun sebuah mahakarya seperti yang bisa dilihat pada Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Penataran. Sebuah karya agung yang sangat rumit dipandang dari keindahan seninya, maupun tingkat kesulitan pembuatannya. Siapa yang bisa menunjukkan ada bangunan di peradaban lain yang lebih indah dengan detail yang rumit di abad itu? Apalagi Nusantara adalah wilayah tersubur di bumi karena ada banyak gunung berapi.
Spoiler for Candi Penataran:
1. Sejarah candi Penataran
Candi Panataran ditemukan pada tahun 1815, tetapi sampai tahun 1850 belum banyak dikenal. Penemunya adalah Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826), Letnan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Inggris yang berkuasa di Negara Indonesia. Raffles bersama-sama dengan Dr.Horsfield seorang ahli Ilmu Alam mengadakan kunjungan ke Candi Panataran, dan hasil kunjunganya dibukukan dalam buku yang berjudul “History of Java” yang terbit dalam dua jilid. Jejak Raffles ini di kemudian hari diikuti oleh para peneliti lain yaitu : J.Crawfurd seorang asisten residen di Yogyakarta, selanjutnya Van Meeteren Brouwer (1828), Junghun (1884), Jonathan Rigg (1848) dan N.W. Hoepermans yang pada tahun 1886 mengadakan inventarisasi di komplek percandian Panataran.
Spoiler for Komplek Candi Penataran:
2. Lokasi candi Penataran
Candi Penataran terletak di desa Penataran, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Koordinat GPS : 8° 00’59.06 S 112° 12’34.90″. Lokasinya yang terletak di kaki gunung Kelud, menjadikan area Candi Penataran berhawa sejuk.
3. Keunikan candi Penataran
Candi Penataran adalah kompleks percandian terbesar dan paling terawat di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Candi ini merupakan candi yang kaya dengan berbagai macam corak relief, arca, dan struktur bangunan yang bergaya Hindu. Adanya pahatan Kala (raksasa menyeringai), arca Ganesha (dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu), arca Dwarapala (patung raksasa penjaga pintu gerbang), dan juga relief Ramayana adalah bukti tidak terbantahkan bahwa Candi Penataran adalah candi Hindu.
Prasasti Palah yang terdapat di area Candi Penataran mengabarkan bahwa candi ini mulai dibangun sekitar tahun 1194, pada masa pemerintahan raja Syrenggra yang memerintah kerajaan Kadiri, dan selesai pada masa kerajaan Majapahit. Dengan demikian candi ini melewati masa tiga kerajaan besar Nusantara yaitu Kadiri, Singosari, dan Majapahit. Candi Penataran memegang peranan cukup penting bagi kerajaan-kerajaan tersebut, yaitu sebagai tempat pengangkatan para raja dan tempat untuk upacara pemujaan terhadap Sang Pencipta.
Berbagai kajian oleh para sejarawan terhadap teks-teks kuno, kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca, misalnya, dijelaskan bahwa Candi Penataran sangat dihormati oleh para raja dan petinggi kerajaan besar di Jawa Timur. Candi Penataran pernah menyimpan abu dari raja Rajasa (Ken Arok) pendiri kerajaan Singasari, dan juga abu dari raja Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya) pendiri kerajaan Majapahit. Bahkan konon, menurut legenda rakyat setempat, sumpah sakral Mahapatih Gajah Mada untuk menyatukan seluruh Nusantara dalam kekuasaan Majapahit, yang dikenal dengan nama “Sumpah Palapa”, diucapkan di Candi Penataran.
4. Misteri relief di candi Penataran
Keunikan arsitektur bangunan candi yang ada di Nusanatara, khususnya di pulau Jawa adalah bukti akan kehebatan nenek moyang bangsa Nusantara. Sistem pertanian yang canggih telah ada sejak dahulu kala. Belum lagi ditinjau dari kekayaan hasil tambangnya. Karya agung semacam candi lengkap dengan arca dan reliefnya hanya dapat dihasilkan oleh bangsa dengan kebudayaan yang tinggi. Dan bangsa dengan kebudayaan tinggi sangat mungkin memiliki kekuatan militer yang unggul.
Mari kita perhatikan relief yang terdapat di Candi Penataran ini. Ada sebuah pertempuran antara pasukan yang bisa dianggap berasal dari bangsa Nusantara, dan yang satu lagi adalah pasukan yang berdandan mirip dengan bangsa Amerika, seperti halnya bangsa-bangsa Aztec dan Maya.
Spoiler for Relief Candi Penataran:
Tidak Percaya? Baiklah. Mari bandingkan busana pasukan yang mirip orang Amerika tersebut dengan gaya berbusana orang-orang suku Aztec dan Maya yang berasal dari benua Amerika
Spoiler for Relief Aztec Maya:
Lihat Pohon Kaktus di reliefnya .... mengaggumkan !!
Spoiler for Kaktus di Candi Penataran:
Menyerupai apakah pahatan tersebut? Ya. Menyerupai tanaman kaktus. Bandingkan dengan foto tanaman kaktus di sebelahnya. Mirip bukan? Masalahnya, berasal dari manakah tanaman kaktus? Apakah di wilayah Nusantara pada waktu itu telah ada tanaman kaktus? Jawabannya tidak! Tanaman kaktus hanya ada di benua Amerika!
Apakah anda masih tidak percaya ? Mari kita lihat lagi bukti lainnya
Spoiler for Barong di Candi Penataran:
Lihat foto relief wajah dengan lidah menjulur yang ada relief Candi Penataran! Bandingkan dengan arca kepala dengan lidah menjulur yang ada di Tlaltechutli, Mexico City! Adakah kemiripan di sana? Bandingkan juga dengan topeng Rangda ala Bali.
Subhanallah betapa Nuswantara Indonesia hebat telah menjelajah keberbagai belahan dunia. Perhatikan kedua foto di bawah ini.
Spoiler for Dwarapala di Candi Penataran:
Foto di sebelah kiri adalah arca Dwarapala (raksasa penjaga pintu gerbang) yang berada di Candi Penataran. Akan tetapi terletak di manakah “arca Dwarapala” pada foto sebelah kanan? Jawabannya terletak di kompleks kuil Chichen Itza peninggalan suku Maya, yang saat ini terletak di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah. Bukankah foto ini menunjukkan kemiripan yang luar biasa?
Bukti lain ada di foto-foto berikut.
Spoiler for Kemiripan dengan Aztec:
Foto pertama adalah “piramida” yang terdapat di Candi Sukuh yang terletak di desa Karanganyar, kabupaten Surakarta, Jawa Tengah. Foto disampingnya adalah piramida suku Aztec yang terdapat di Tenochtitlan, Mexico. Ini menunjukkan adanya koneksi yang luar biasa antar kedua peradaban tersebut.
Selain itu masih banyak relief lain di Candi Penataran yang menggambarkan orang-orang yang “diduga” berasal dari peradaban bangsa lain.
Spoiler for Bangsa Lain di Relief Candi Penataran:
5. Penelurusan lebih lanjut di Candi Penataran
Sangat banyak relief yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenal. Sosok-sosok tersebut selalu digambarkan sebagai sosok yang seolah-olah takluk kepada yang berkuasa di Candi Penataran.Sayang sebagian relief sudah rusak, namun untungnya beberapa bagian masih dapat dikenali.
Beberapa relief di Candi Penataran yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenali : Pada relief ini terlihat ada tiga orang di belakang orang yang sedang duduk, dan di depannya ada dua orang yang sedang menyembah. Kalau diperhatikan dengan jeli, orang yang paling kiri seperti orang yang berpakaian dari suku bangsa Han [China], lalu di depannya mirip orang yang tergambar di Angkor Vat [Bangsa Campa], dan di depannya lagi mirip orang dari Maya, Inca atau Copan yang berasal dari Amerika Latin. Sedangkan salah satu yang berjongkok di depan [paling kanan] terlihat orang yang bertutup kepala seperti orang Yahudi. Dari gambar ini bisa diperkirakan yang disembah adalah yang duduk dan tiga orang yang berdiri di belakang yang duduk adalah pengawalnya.
Spoiler for Bangsa Lainnya di Relief:
Dari gambar di bawah, terlihat ada dua relief yang seperti menggunakan peci. Pakaian seperti ini bisa kita temui di daerah Turki, India sampai dengan Pakistan.
Spoiler for Turki India Pakistan di Relief Candi Penataran:
Spoiler for Bangsa Sumeria di Candi Penataran:
Spoiler for Bangsa Afrika di Relief Candi Penataran:
Spoiler for Bahkan hingga Mesir:
Pada gambar di bawah terlihat relief seorang putri yang sedang disembah atau mungkin sedang dilayani. Di latar belakang sosok putri tersebut terdapat raut wajah yang agak rusak namun dari tutup kepalanya seperti tutup kepala orang Romawi. Ada yang mengira itu adalah pohon palem, namun tidak ada pohon palem yang bentuknya melengkung seperti itu. Juga bukan merupakan ornament atau hiasan karena tidak ada ornamen pendukung yang dapat mendefinisikan itu apa.
Spoiler for Putri Romawi:
Beberapa model rambut Romawi yang dapat kita temukan di relief di candi Penataran,terutama di urutan ke-3 dari kiri. Masalahnya, kenapa dalam sejarah nasional tidak ada penjelasan seberapa luas Negara kita dahulu?
Spoiler for Rambut Romawi:
Pada relief-relief yang berada di tingkat dua bangunan Sitihinggil yang ada di Candi Penataran sangat jelas menunjukkan penaklukan suatu bangsa yang mirip dengan bangsa Indian.
Spoiler for Leluhur Nusantara berhasil mengambil alih salah satu kereta berkuda dan memanah ke arah lawan:
Spoiler for Leluhur Nuswantara berhasil menusuk Panglima dari bangsa Indian di Benua Amerika:
Spoiler for Penambahan Pasukan Indian untuk menyerang Leluhur Nuswantara:
Spoiler for kelihatan bala bantuan indian terburu buru dan berlari menuju ke medan perang:
Spoiler for Pasukan Indian yang mempunyai kekuatan Pasukan Gajah di sinilah letak ukuran tahunnya:
Spoiler for Penobatan leluhur Nuswantara sebagai Adipati:
Terlihat di relief bahwa daerah yang dikuasai adalah daerah yang ada pohon kaktusnya. Padahal kaktus diketahui berasal dari benua Amerika. Dengan bukti relief gajah dan kaktus, maka dapat diperkirakan bahwa bangsa yang ditaklukkan leluhur kita adalah bangsa Maya dari Kerajaan Copan yang sekarang terletak di negara Honduras.
Spoiler for Relief Gajah Di Candi Penataran:
Relief dan gambar Gajah di atas terdapat di daerah Copan – Honduras yang sejenis dengan yang digambarkan leluhur kita di Candi Penataran; menurut para ahli di Amerika, gajah sudah punah 6500 tahun yang lalu.
Spoiler for Copan:
Pertanyaannya adalah: “Apakah leluhur kita sudah punya peradaban di 6500 tahun yang lalu?”. Menurut saya, tentu ada dan bahkan lebih tua dari itu. Baca: Nusantara, pusat peradaban dunia atau Asal usul bangsa Nusantara, asli keturunan Nabi Nuh AS.
Spoiler for Prajurit di Relief Candi Penataran:
Patung sosok prajurit bangsa Maya dari Kerajaan Copan yang sekarang terletak di Honduras.
Spoiler for Relief Candi Penataran Buto:
Pada satu sisi di bagian bawah dari Sitihinggil di Candi Penataran terdapat relief raksasa [buto] yang kesamaannya ada pada patung-patung dan topeng Rangda di Bali.
Spoiler for Relief Buto di Mexico:
Kesamaan bentuk dan wajah terdapat pula pada patung relief raksasa yang ditemukan di Mexico City, di mana disebutkan oleh para arkeolog bahwa sosok itu merupakan raja Aztec.
Spoiler for Petung Penjaga:
Spoiler for Petung Penjaga di Candi Penataran dan Peradaban Maya:
Pada relief ini kita juga dapat melihat ada sosok yang bertutup kepala tapi tidak menunjukkan berasal dari Indonesia. Sepertinya ini raja bangsa Indian?
Spoiler for Sosok Bertutup Kepala:
Selain itu, pada jaman berdirinya Candi Penataran dapat disimpulkan bahwa telah ada tiga jenis spesies yang sudah mempunyai peradaban, yaitu: bangsa manusia, bangsa raksasa, dan bangsa manusia kera yang berdiri tegak.
Spoiler for Relief Ras Raksaksa:
Spoiler for Relief Ras Kera:
Dalam tata cara kematian, manusia pada jaman dahulu kalau meninggal akan diperabukan, sehingga fosilnya tidak akan ditemukan. Cara perabuan berbeda-beda ritualnya di berbagai wilayah, dan saat ini ragam cara perabuan masih dapat kita temukan di banyak tempat di berbagai belahan Bumi.
Jadi dapat diperkirakan; fosil manusia kera yang berdiri tegak bukanlah bangsa manusia, begitu juga fosil seperti manusia yang bertaring dan bertubuh tinggi juga bukan merupakan ras yang menurunkan manusia di masa sekarang.
Pembuktian awal dari misteri yang ada di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran ini sejalan dengan indikasi-indikasi yang dinyatakan olehProfesor Arysio Nunes dos Santos dari Brazilia yang menyatakan bahwaAtlantis itu benar-benar ada, dan berada di Indonesia.
Prof. Arysio Nunes dos Santos, seorang geolog dan fisikawan nuklir menghabiskan waktu selama 30 tahun untuk membuktikan dari catatan Plato tentang keberadaan peradaban Atlantis,semua hasil penelitian mengarah ke Indonesia, sebagai anak bangsa hanya akan tinggal diamkah kita menyikapi hasil penelitian kelas dunia tersebut ? apalagi bukti-bukti secara empiris yang secara paralel mendukung hasil penelitian tersebut dapat dilihat langsung di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran.
6. Penutup
Setelah mengamati penjelasan diatas, apakah benar bahwa leluhur Nusantara pernah terhubung dengan bangsa-bangsa di seantero dunia? Kemudian apakah leluhur Nusantara yang berhasil menapakkan kaki (menaklukkan) di benua Amerika atau bangsa Amerika yang pernah mengunjungi Nusantara? Faktanya adalah tidak pernah ada catatan sejarah yang menjelaskan bahwa bangsa Amerika memiliki tradisi maritim yang hebat. Sebaliknya, leluhur Nusantara adalah pelaut-pelaut ulung. Sebagaimana dapat didengar pada lagu tradisional Nusantara, “Nenek moyangku orang pelaut, gemar mengarung luas samudera ..”.
Begitu pun terhadap bangsa-bangsa di benua Asia (Campa, Pakistan, India, China, Persia, Sumeria, Yahudi) benua Eropa (Romawi, Turki) dan benua Afrika (Mesir). Apakah memang bangsa Nusantara pernah memiliki wilayah kekuasaan sampai kesana, sehingga di candi Penataran ini bisa digambarkan secara gamblang tentang beragamnya karakter dan budaya bangsa-bangsa di seantero dunia itu? Yang jelas ini bukanlah kebetulan, karena tidak ada kebetulan itu.
Ya. Terlepas dari benar dan salahnya (karena masih dalam proses menyimpulkan sejarah yang sebenarnya), tetaplah sebagai putra dan putri Nusantara, kita patutlah berbangga dan terus bersemangat demi kemajuan. Kita mesti menyakini bahwa bangsa kita dulu pernah tiba di puncak kejayaan peradaban manusia. Sehingga marilah kita kembali pada jati diri kita sendiri yang sejatinya sangat berpotensi menjadi bangsa yang terbesar dan terbaik di seluruh dunia. Karena hanya dengan begitulah kehidupan dunia ini akan kembali teratur dan penuh dengan keridhaan-Nya.
Masih minderkah kita dengan bangsa lain yang katanya maju, ternyata leluhur kita jauh lebih maju....maka berbanggalah Pemuda Nuswantara Indonesia .... Berjuang Berkarya dan Tunjukkan pada Dunia .... Keunggulan itu mengalir di darah Kalian .... !!!!
Spoiler for Sumber:
Diubah oleh stephang 13-07-2014 19:38
0
3.3K
8
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan
