- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Akhirnya KPI melarang TV menyiarkan Quick Count. Bagaimana pendapat agan?


TS
hardy2000
Akhirnya KPI melarang TV menyiarkan Quick Count. Bagaimana pendapat agan?
Spoiler for Pendahuluan:
Apa itu Quick Count?
Adalah suatu metode penghitungan pada suatu hasil pemilihan umum (atau yang lain) dengan mengandalkan metode statistik dengan menggunakan sample yang ada.
Jadi tidak semua TPS dihitung?
Tidak. Misalnya di Indonesia ada lebih 400.000 TPS, cukup diambil 2000 saja. Data kemudian diolah dengan metode statistik. Didapat kesimpulan yang berupa angka angka dan biasanya ditampilkan dalam persentase.
Apakah metode ini cukup akurat?
Cukup akurat. Sudah terbukti dan ini merupakan salah satu metode penelitian dalam dunia riset, yang mana untuk memperoleh kesimpulan tidak harus menghitung seluruh data yang ada. Dalam setiap penyajian hasilnya selalu ditampilakan margin error atau tingkat kesalahan yang ada.
Adalah suatu metode penghitungan pada suatu hasil pemilihan umum (atau yang lain) dengan mengandalkan metode statistik dengan menggunakan sample yang ada.
Jadi tidak semua TPS dihitung?
Tidak. Misalnya di Indonesia ada lebih 400.000 TPS, cukup diambil 2000 saja. Data kemudian diolah dengan metode statistik. Didapat kesimpulan yang berupa angka angka dan biasanya ditampilkan dalam persentase.
Apakah metode ini cukup akurat?
Cukup akurat. Sudah terbukti dan ini merupakan salah satu metode penelitian dalam dunia riset, yang mana untuk memperoleh kesimpulan tidak harus menghitung seluruh data yang ada. Dalam setiap penyajian hasilnya selalu ditampilakan margin error atau tingkat kesalahan yang ada.
Spoiler for Metode Quick Count, dari NOTE seorang teman yang mengambil studi Doktor Statistik di Jerman:
QUICK COUNT: Bagaimana cara kerjanya ?
10 Juli 2014 pukul 20:27
QUICK COUNT: Bagaimana cara kerjanya ?
1. Quick Count (QC) disebut juga Parallel Vote Tabulation (PVT).
2. QC adalah metode sampling: yaitu mengambil sample, menghitung ukuran statistik (misal: proporsi, rata-rata, dll), kemudian men-generalisasi kesimpulan untuk populasi
3. Populasi: jumlah TPS di seluruh Indonesia (516.142). Sample: jumlah TPS yang diambil datanya. Data yang diambil adalah rekapitulasi perhitungan suara (form C1).
4. Kunci keakuratan QC ada pada hal berikut:
Berapa jumlah TPS yang dijadikan sample ?
Bagaimana memilih TPS sebagai sample ?
Asumsi: Pelaksana QC netral
5. Penentuan jumlah sample dan pengambilan sample harus mengikuti kaidah teknik sampling dalam Ilmu Statistika.
6. Apa kelebihan QC ?
QC memberikan hasil yang cepat dan lebih murah.
QC bisa juga digunakan sebagai alat kontrol atau monitoring (sebagai benchmark) dari real count.
7. Apakah hasil QC bisa salah ?
Hasil QC bisa salah. Tingkat kesalahannya sebesar alpha (Type-I error): yaitu peluang menolak Ho (null hypothesis) padahal Ho benar.
8. Karena ada peluang kesalahan, maka ada yang namanya level of confidence.
Misalkan alpha = 5%, maka level of confidence adalah 1 – 5% = 95%.
Misalkan alpha = 1%, maka level of confidence sebesar 99%.
9. Peneliti (pelaksana QC) menentukan nilai alpha untuk mendapatkan level of confidence.
10. Margin of error ditentukan nilai alpha dan jumlah sample.
11. Semakin besar jumlah sample, semakin kecil margin of error, dan sebaliknya (dengan nilai alpha yang sama).
12. Misalkan margin of error = 1%, hasil QC menunjukkan pasangan tertentu mendapat suara 50%, maka hasil real count adalah pasangan tertentu memperoleh suara antara 50% - 1% = 49% sampai dengan 50% + 1% = 51 %.
Ingat !!!!, masih ada peluang salah sebesar alpha, artinya peluang hasil real count tidak berada antara [49% - 51%] sebesar alpha.
Quick review http://en.wikipedia.org/wiki/Margin_of_error
13. Dengan menentukan tingkat level of confidence, margin of error, dan metode pengambilan sample maka bisa ditentukan jumlah sample minimum yang diperlukan.
14. Keterkaitan antara margin of error, level of confidence, dan jumlah sample dirumuskan berdasarkan metode pengambilan sample (lihat buku sampling method).
15. Link berikut http://www.raosoft.com/samplesize.htmlmembantu bagaimana menghitung margin of error, level of confidence, dan jumlah sample secara sederhana. Jika ingin lebih akurat dan mengkaitkannya dengan metode pengambilan sample, silahkan dibaca buku sampling method yang membahas sisi ilmu Statistika dengan lebih mendalam.
16. Bagaimana cara pengambilan sample?
Prinsip yang harus dipenuhi adalah rendomness dan representative.
17. Ilustrasi sederhana 1.
Jika anda memasak, sebelum dihidangkan anda mencicipi masakan anda. Seberapa banyak anda mengambil sample masakan untuk dicicipi ? satu ujung sendok ? satu sendok penuh ? atau lima sendok ?
Satu ujung sendok sudah cukup karena masakan anda bersifat homogen. Artinya rasanya sama saja dimanapun anda ambil sample (di bagian permukaan atau dasar panci) dan berapapun anda ambil sample.
18. Ilustrasi 2.
Anda sakit. Dokter memerlukan sample darah untuk mendiagnosa penyakit anda. Berapa sample darah yang diperlukan? 10 ml ? 100 ml ? 1000 ml ?
Dikarenakan darah anda bersifat homogen, maka cukup diperlukan sample yang kecil.
19. Ilustrasi 1 dan 2 mengilustrasikan populasi yang homogen, jadi sample bisa dilakukan dengan Simple Random Sampling (SRS): dimana saja ambil sample secara random tidak merubah kesimpulan.
20. Pada QC pemilu, populasinya tidak homogen. Daerah A adalah kantong pendukung pasangan tertentu, daerah B pendukung pasangan yang lain. Jadi SRS tidak tepat digunakan. Sehingga diperlukan metode pengambiilan sample yang lebih tepat.
21. Quick link tentang metode pengambilan sample http://en.wikipedia.org/wiki/Sampling_(statistics)
22. Pengambilan sample bisa dilakukan bertahap (multistage). Berikut adalah contoh pemgambilan sample [Bisa juga dengan mekanisme yang lain asalkan kaidah metodologi ilmiah terpenuhi].
23. Kita tetapkan propinsi sebagai kategori. Hitung jumlah TPS di setiap propinsi dibagi jumlah TPS total di seluruh Indonesia. Kita peroleh proporsi jumlah TPS per propinsi.
24. Jumlah sample minimum (point 13) didistribusikan secara proporsional ke setiap propinsi.
25. Lakukan hal yang sama pada kota, kecamatan, dan desa di setiap propinsi.
26. Langkah (25) menyebabkan jumlah sample akan besar. Tentu hal ini lebih baik. Namun biaya juga akan membengkak.
27. Oleh sebab itu, pada level kabupaten/kecamatan bisa dilakukan pengambilan sample secara acak.
28. Bagaimana memilih secara acak sample tersebut ?
Silahkan didata nomor TPS di kabupaten tertentu. Gunakan Random Number Generator (RNG) dari komputer atau Tabel Bilangan Acak (TBA) untuk memilih nomor TPS.
29. Survey pada TPS yang masuk dalam sample. Surveyor mencatat rekapitulasi form C1 dari TPS terpilih. Angka rekapitulasi dikirim ke pusat data (bisa lewat SMS) dan langsung tertabulasi pada system yang sudah dibangun sebelumnya.
Publish.
Point penting:
Metode Statistika bersifat universal.
Data tidak memihak kepada siapapun. Manusia yang memihak.
Ada peluang kesalahan sebesar alpha. Artinya kita yakin sebesar “level of confidence” bahwa hasil QC benar pada rentang margin of error dan ada peluang kesalahan sebesar alpha.
SEMOGA MENCERAHKAN
Berlin, 10 Juli 2014
10 Juli 2014 pukul 20:27
QUICK COUNT: Bagaimana cara kerjanya ?
1. Quick Count (QC) disebut juga Parallel Vote Tabulation (PVT).
2. QC adalah metode sampling: yaitu mengambil sample, menghitung ukuran statistik (misal: proporsi, rata-rata, dll), kemudian men-generalisasi kesimpulan untuk populasi
3. Populasi: jumlah TPS di seluruh Indonesia (516.142). Sample: jumlah TPS yang diambil datanya. Data yang diambil adalah rekapitulasi perhitungan suara (form C1).
4. Kunci keakuratan QC ada pada hal berikut:
Berapa jumlah TPS yang dijadikan sample ?
Bagaimana memilih TPS sebagai sample ?
Asumsi: Pelaksana QC netral
5. Penentuan jumlah sample dan pengambilan sample harus mengikuti kaidah teknik sampling dalam Ilmu Statistika.
6. Apa kelebihan QC ?
QC memberikan hasil yang cepat dan lebih murah.
QC bisa juga digunakan sebagai alat kontrol atau monitoring (sebagai benchmark) dari real count.
7. Apakah hasil QC bisa salah ?
Hasil QC bisa salah. Tingkat kesalahannya sebesar alpha (Type-I error): yaitu peluang menolak Ho (null hypothesis) padahal Ho benar.
8. Karena ada peluang kesalahan, maka ada yang namanya level of confidence.
Misalkan alpha = 5%, maka level of confidence adalah 1 – 5% = 95%.
Misalkan alpha = 1%, maka level of confidence sebesar 99%.
9. Peneliti (pelaksana QC) menentukan nilai alpha untuk mendapatkan level of confidence.
10. Margin of error ditentukan nilai alpha dan jumlah sample.
11. Semakin besar jumlah sample, semakin kecil margin of error, dan sebaliknya (dengan nilai alpha yang sama).
12. Misalkan margin of error = 1%, hasil QC menunjukkan pasangan tertentu mendapat suara 50%, maka hasil real count adalah pasangan tertentu memperoleh suara antara 50% - 1% = 49% sampai dengan 50% + 1% = 51 %.
Ingat !!!!, masih ada peluang salah sebesar alpha, artinya peluang hasil real count tidak berada antara [49% - 51%] sebesar alpha.
Quick review http://en.wikipedia.org/wiki/Margin_of_error
13. Dengan menentukan tingkat level of confidence, margin of error, dan metode pengambilan sample maka bisa ditentukan jumlah sample minimum yang diperlukan.
14. Keterkaitan antara margin of error, level of confidence, dan jumlah sample dirumuskan berdasarkan metode pengambilan sample (lihat buku sampling method).
15. Link berikut http://www.raosoft.com/samplesize.htmlmembantu bagaimana menghitung margin of error, level of confidence, dan jumlah sample secara sederhana. Jika ingin lebih akurat dan mengkaitkannya dengan metode pengambilan sample, silahkan dibaca buku sampling method yang membahas sisi ilmu Statistika dengan lebih mendalam.
16. Bagaimana cara pengambilan sample?
Prinsip yang harus dipenuhi adalah rendomness dan representative.
17. Ilustrasi sederhana 1.
Jika anda memasak, sebelum dihidangkan anda mencicipi masakan anda. Seberapa banyak anda mengambil sample masakan untuk dicicipi ? satu ujung sendok ? satu sendok penuh ? atau lima sendok ?
Satu ujung sendok sudah cukup karena masakan anda bersifat homogen. Artinya rasanya sama saja dimanapun anda ambil sample (di bagian permukaan atau dasar panci) dan berapapun anda ambil sample.
18. Ilustrasi 2.
Anda sakit. Dokter memerlukan sample darah untuk mendiagnosa penyakit anda. Berapa sample darah yang diperlukan? 10 ml ? 100 ml ? 1000 ml ?
Dikarenakan darah anda bersifat homogen, maka cukup diperlukan sample yang kecil.
19. Ilustrasi 1 dan 2 mengilustrasikan populasi yang homogen, jadi sample bisa dilakukan dengan Simple Random Sampling (SRS): dimana saja ambil sample secara random tidak merubah kesimpulan.
20. Pada QC pemilu, populasinya tidak homogen. Daerah A adalah kantong pendukung pasangan tertentu, daerah B pendukung pasangan yang lain. Jadi SRS tidak tepat digunakan. Sehingga diperlukan metode pengambiilan sample yang lebih tepat.
21. Quick link tentang metode pengambilan sample http://en.wikipedia.org/wiki/Sampling_(statistics)
22. Pengambilan sample bisa dilakukan bertahap (multistage). Berikut adalah contoh pemgambilan sample [Bisa juga dengan mekanisme yang lain asalkan kaidah metodologi ilmiah terpenuhi].
23. Kita tetapkan propinsi sebagai kategori. Hitung jumlah TPS di setiap propinsi dibagi jumlah TPS total di seluruh Indonesia. Kita peroleh proporsi jumlah TPS per propinsi.
24. Jumlah sample minimum (point 13) didistribusikan secara proporsional ke setiap propinsi.
25. Lakukan hal yang sama pada kota, kecamatan, dan desa di setiap propinsi.
26. Langkah (25) menyebabkan jumlah sample akan besar. Tentu hal ini lebih baik. Namun biaya juga akan membengkak.
27. Oleh sebab itu, pada level kabupaten/kecamatan bisa dilakukan pengambilan sample secara acak.
28. Bagaimana memilih secara acak sample tersebut ?
Silahkan didata nomor TPS di kabupaten tertentu. Gunakan Random Number Generator (RNG) dari komputer atau Tabel Bilangan Acak (TBA) untuk memilih nomor TPS.
29. Survey pada TPS yang masuk dalam sample. Surveyor mencatat rekapitulasi form C1 dari TPS terpilih. Angka rekapitulasi dikirim ke pusat data (bisa lewat SMS) dan langsung tertabulasi pada system yang sudah dibangun sebelumnya.
Publish.
Point penting:
Metode Statistika bersifat universal.
Data tidak memihak kepada siapapun. Manusia yang memihak.
Ada peluang kesalahan sebesar alpha. Artinya kita yakin sebesar “level of confidence” bahwa hasil QC benar pada rentang margin of error dan ada peluang kesalahan sebesar alpha.
SEMOGA MENCERAHKAN
Berlin, 10 Juli 2014
Dapat berita tadi tentang pelarangan Hitung Cepat (Quick Count)
Spoiler for Berita:
Hidayatullah.com—Akhirnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta semua lembaga penyiaran, radio maupun televisi (TV) untuk menghentikan siaran hitung cepat (quick count) dan real count.
“Penayangan informasi quick count secara terus menerus dan berlebihan telah mengakibatkan munculnya persepsi masyarakat tentang hasil pemilihan presiden yang berpotensi menimbulkan situasi yang tidak kondusif,” kata Ketua KPI Pusat Judhariksawan, dalam konferensi pers di kantor KPI Pusat, di Jakarta, Jumat (11/07/2014) dikutip Antara.
Menurut Ketua KPI itu, penayangan quick count Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 yang berasal dari lembaga-lembaga survei saat ini menghasilkan perbedaan hasil yang signifikan disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diuji keabsahannya.
Sementara untuk real count merupakan kewenangan penuh dari penyelenggara Pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum.
KPI mengingatkan, bahwa lembaga penyiaran mempunyai kewajiban untuk menyiarkan data yang akurat di tengah masyarakat, agar tidak terjadi penyesatan informasi.
Karena itu, KPI menilai, lembaga penyiaran tidak pantas menyiarkan hasil yang diperoleh selain dari KPU, karena informasi tersebut menyesatkan masyarakat.
KPI juga menilai bahwa siaran klaim kemenangan sepihak dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, serta pemberian ucapan selamat merupakan penyesatan informasi.
“Masyarakat seakan dipaksa menerima seolah-oleh proses pemilihan presiden ini telah selesai dan negeri ini sudah memiliki presiden baru. Padahal, hasil dari proses demokrasi langsung ini baru diumumkan oleh KPU pada 22 Juli mendatang,” tegas Judhariksawan.
Oleh karena itu, kata Judhariksawan, KPI meminta seluruh lembaga penyiaran harus menghentikan siaran quick count, real count, klaim kemenangan dan ucapan selamat secara sepihak kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sampai tanggal 22 Juli 2014.
“KPI juga meminta lembaga penyiaran turut membantu KPU agar dapat bekerja dengan tenang menyelesaikan tugasnya menyelesaikan semua proses pemilu,” ujar Ketua KPI Judhariksawan.
KPI mengingatkan bahwa lembaga penyiaran menggunakan frekuensi yang merupakan sumber daya alam terbatas yang harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Karena itu, kata Judhariksawan, lembaga penyiaran tidak boleh menyampaikan muatan siaran yang mengarah pada adu domba, merusak integritas berbangsa dan bernegara, serta cenderung membela kepentingan golongan dan kelompok tertentu.*
Rep: Anton R
Editor: Cholis Akbar
“Penayangan informasi quick count secara terus menerus dan berlebihan telah mengakibatkan munculnya persepsi masyarakat tentang hasil pemilihan presiden yang berpotensi menimbulkan situasi yang tidak kondusif,” kata Ketua KPI Pusat Judhariksawan, dalam konferensi pers di kantor KPI Pusat, di Jakarta, Jumat (11/07/2014) dikutip Antara.
Menurut Ketua KPI itu, penayangan quick count Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 yang berasal dari lembaga-lembaga survei saat ini menghasilkan perbedaan hasil yang signifikan disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diuji keabsahannya.
Sementara untuk real count merupakan kewenangan penuh dari penyelenggara Pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum.
KPI mengingatkan, bahwa lembaga penyiaran mempunyai kewajiban untuk menyiarkan data yang akurat di tengah masyarakat, agar tidak terjadi penyesatan informasi.
Karena itu, KPI menilai, lembaga penyiaran tidak pantas menyiarkan hasil yang diperoleh selain dari KPU, karena informasi tersebut menyesatkan masyarakat.
KPI juga menilai bahwa siaran klaim kemenangan sepihak dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, serta pemberian ucapan selamat merupakan penyesatan informasi.
“Masyarakat seakan dipaksa menerima seolah-oleh proses pemilihan presiden ini telah selesai dan negeri ini sudah memiliki presiden baru. Padahal, hasil dari proses demokrasi langsung ini baru diumumkan oleh KPU pada 22 Juli mendatang,” tegas Judhariksawan.
Oleh karena itu, kata Judhariksawan, KPI meminta seluruh lembaga penyiaran harus menghentikan siaran quick count, real count, klaim kemenangan dan ucapan selamat secara sepihak kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sampai tanggal 22 Juli 2014.
“KPI juga meminta lembaga penyiaran turut membantu KPU agar dapat bekerja dengan tenang menyelesaikan tugasnya menyelesaikan semua proses pemilu,” ujar Ketua KPI Judhariksawan.
KPI mengingatkan bahwa lembaga penyiaran menggunakan frekuensi yang merupakan sumber daya alam terbatas yang harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Karena itu, kata Judhariksawan, lembaga penyiaran tidak boleh menyampaikan muatan siaran yang mengarah pada adu domba, merusak integritas berbangsa dan bernegara, serta cenderung membela kepentingan golongan dan kelompok tertentu.*
Rep: Anton R
Editor: Cholis Akbar
Spoiler for Penutup:
Metode Quick Count, sebagai salah satu metode hitung cepat sudah terbukti secara ilmu pengetahuan. Namun karena banyaknya rakyat dan bangsa Indonesia pendukung kandidat presiden yang belum terlalu faham akan Quick Count dan menghindari adanya gesekan dan Chaos, maka KPI melarang TV menampilkan Quick Count.
MARI KITA TUNGGU REAL COUNT KPU 22 JULI 2014
Bagaimana pendapat agan?
MARI KITA TUNGGU REAL COUNT KPU 22 JULI 2014
Bagaimana pendapat agan?
Spoiler for Sumber:
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/07/11/25104/kpi-larang-tv-tayangkan-quick-count.html#.U8Cr7pSSxrk
Diubah oleh hardy2000 12-07-2014 11:00
0
2.7K
Kutip
34
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan