Roket Hamas menargetkan reaktor nuklir Israel Dimona
Diterbitkan waktu: 10 Juli 2014 09:37
Waktu diedit: 10 Juli 2014 10:23
Dapatkan URL pendek



Tiga roket telah ditembakkan dari Jalur Gaza di kota Dimona di Israel sebagai upaya Hamas untuk menghancurkan reaktor nuklir yang terletak di sana.

Sayap militan Hamas, Qassam, mengatakan menembakkan roket M-75 ke arah Dimona.

Salah satu roket dicegat oleh sistem Iron Dome antibom sementara dua lainnya mendarat di daerah terbuka, menurut laporan Israel.

Kamis kemarin, peluncuran roket adalah upaya kedua untuk memukul reaktor nuklir Israel di gelombang terbaru dari kekerasan Israel-Palestina. Pada hari Rabu, tujuh roket ditembakkan di Dimona, dengan tiga dari mereka dicegat dan empat lainnya gagal untuk menyebabkan kerusakan apapun.

Militer Israel melancarkan kampanye paling intensif dalam dua tahun melawan gerakan militan Palestina Hamas, memberikan serangan udara di ratusan target di Jalur Gaza.

Orang-orang Palestina merespon dengan waduk puluhan roket, yang biasanya dicegat oleh Iron Dome atau gagal untuk memukul sasaran yang dituju.

Selama eskalasi, pencegat Iron Dome diluncurkan pada sekitar 27 persen dari roket yang ditembakkan dari Gaza, yang dikhawatirkan militer Israel bisa memukul daerah-daerah berpenduduk, demikian para pejabat AS dan Israel melaporkan Kamis. Sistem ini menghancurkan hampir 90 persen dari mereka, dibandingkan dengan 84 persen selama November 2012 konflik dan Operasi Pilar Pertahanan Israel di Jalur Gaza.

Sejauh ini hanya pihak Palestina mengambil korban dalam konfrontasi, dengan setidaknya 60 orang, banyak dari mereka warga sipil, tewas sejak Selasa, menurut korban Palestina. Sedikitnya 18 anak tewas dalam serangan.

Sebuah gambar yang diambil di Kota Gaza pada 10 Juli 2014 menunjukkan bangunan yang rusak setelah ditabrak oleh serangan udara Israel. Angkatan udara Israel semalam mencapai lebih dari 300 sasaran Hamas di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan roket dari wilayah Palestina yang terkepung, kata seorang jurubicara militer (AFP Photo / Mohammed Abed)