Akhirnya Pilpres tahun ini telah selesai, semoga yang terpilih sebagai khalifah negara ini dapat menjalankan kewajibannya dengan baik benar dan bersih, walaupun tidak mungkin seratus persen bersih, tapi... ya berdoa dulu sajalah untuk negara yang lebih baik. bukannya tidak berharap banyak, cuman... tidak mau berharap lebih.

Beberapa hari sebelum pilpres diselenggarakan, Black campaign terasa lumrah di utarakan oleh masing2 pendukung kubu yang besebelahan, Apalagi pada awal2 masa kampanye mulai. haduh... apakah mereka tahu betul apa yang mereka utarakan di berbagai social media? Apakah mereka mempelajari dulu informasi yang mereka dapat dari berbagai media? Hmm... Atau mungkin, mereka hanya menelan mentah-mentah informasi dan mempublikasikannya secara spontan? Mungkin iya mungkin juga tidak. ya... tapi saya rasa kebanyakan seperti itu.

Ternyata pola pikir anti kritis yang selama ini di biasakan dalam budaya pendidikan Indonesia sangat berpengaruh sekali ya...

mengapa begitu?

Karena apa yang saya tangkap dari sistem sekolah saat ini mengarahkan kita untuk hanya memikirkan nilai nilai nilai nilai.. hanya itu. dan juga jam belajar yang sangat panjang. Sehingga waktu untuk kegiatan berorganisasi dan besosialisasi tercukur habis.
Sehingga rata-rata pelajar di Indonesia apatis atau tidak perduli dengan kesalahan-kesalahan dan kejanggalan kejanggalan di sekitarnya.

Tidak ada waktu untuk berfikir..

Dengan artian berfikir yang sebenarnya..

Ternyata pola fikir kritis harus ditanamkan sejak dini..

Agar tidak terulang kejadian seperti ini...

"Orang yang tidak berfikir kritis adalah seekor manusia yang sebenarnya seorang ternak''.

Penulis Aqly Bilal