Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

‪ ‪ ‪Avatar border
TS
‪ ‪ ‪
Puskaptis: 6 Tahun dan Kami Tidak Pernah Meleset Sama Sekali
Jakarta – Akurasi hitung cepat pemilihan umum yang dilakukan oleh lembaga survei ditentukan oleh jumlah sampel yang digunakan, di mana semakin banyak sampel yang dipakai semakin akurat hasilnya, demikian benang merah dalam dialog lembaga survei di studio Beritasatu TV, Kamis (10/7) malam.

Dalam hal ini, Direktur Eksekutif lembaga survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Husin Yazid, mengatakan sampel yang dilakukan meliputi 1.250 tempat pemungutan suara (TPS) di 33 provinsi.

“Dari survei kami sebelumnya, hasil pilpres (pemilihan presiden) akan ketat. Dan itu tercermin dalam hasil hitung cepat kami,” kata Husin.

Dalam hitung cepat pilpres Rabu kemarin, Puskaptis memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atas Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla dengan hasil 52,06% berbanding 47,94%.

“Jumlah sampel itu menurut kami bisa dipakai. Kita pakai 450 sampel aja bisa kok. Memang kalau mau lebih (akurat) bisa 1.250 bisa 4.000,” kata Husin.

Husin bersikeras bahwa hasil Puskaptis bisa dipertanggungjawabkan. Lembaga yang dipimpinnya, kata dia, telah berpengalaman selama enam tahun dan melakukan 300 survei di tingkat kabupaten.

“Hasilnya tidak ada yang meleset sama sekali,” ujar Husin. “Yang penting kejujuran, kalau kami tidak jujur, Puskaptis tidak bisa berdiri selama enam tahun.”


Sementara itu Saiful Mujani Research and Consulting (MSRC) memakai sampel sebanyak 4.000 TPS, dan untuk bisa menjangkau sebanyak itu dijalin kerjasama dengan tujuh stasiun televisi, kata peneliti senior SMRC Sirojudin Abbas.

“Tentu semakin banyak sampelnya, semakin tinggi tingkat akurasi yang didapat. Dengan 4.000 sampel, margin of error kami bisa ditekan di bawah 1%,” kata Sirojudin.

Dalam hitung cepat SMRC, Jokowi unggul dengan perolehan suara 52,91% berbanding 47,09%, hasil yang tidak jauh berbeda dengan hitung cepat enam lembaga lain termasuk Radio Republik Indonesia (RRI), Lingkaran Survei Indonesia (LSI), PolTracking, Litbang Kompas, Centre for Strategic and International Studies (SCIS), dan Indikator Politik Indonesia.
U
“Dengan metode yang kami gunakan, SMRC yakin hasil real count di KPU nanti tidak akan jauh berbeda,” tegas Sirojudin.

“Namun yang terpenting dari penelitian sebuah lembaga survei adalah bisa dipertangungjawabkan secara ilmiah, bisa menjadi warisan ilmu pengetahuan yang jujur, bisa menjadi rujukan dan jadi pegangan di kampus misalnya,” kata Sirojudin.

Melesetnya hasil quick count bisa disebabkan oleh banyak faktor, misanya jumlah sampel yang terlalu sedikit, tambahnya.

“Bila terlalu sedikit sampelnya, hasilnya bisa bias. Lalu bisa juga salah sampling (pengambilan sampel), salah analisis dan akhirnya bisa salah kesimpulan,” kata dia.

http://m.beritasatu.com/nasional/195947-sampel-smrc-4000-tps-puskaptis-hanya-1250.html

Meanwhile in Pilgub Sumsel September 2013 Husin was

Jreng jreng...!

0
5.7K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan