- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[pembawa Sial]Balada petualangan politik Hary Tanoe


TS
thinkbigindo
[pembawa Sial]Balada petualangan politik Hary Tanoe
Menjadi pengusaha media yang besar tidak menjamin seseorang berkarier mulus juga di ranah politik. Seperti ini lah yang terjadi pada bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo.
Hary Tanoesoedibjo atau lebih dikenal HT mengawali karier politiknya dengan masuk menjadi Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional di Partai Nasional Demokrat (NasDem). Kebersamaan Hary Tanoe dengan NasDem juga tak lama.
Hanya sekitar satu tahun bergabung, Hary Tanoe memilih keluar dari NasDem, pada 21 Januari 2013. Saat itu Hary Tanoe memilih mundur karena konflik dengan Surya Paloh yang saat itu memutuskan maju sebagai Ketua Umum Partai NasDem .
Dari partai NasDem, HT melompat ke partai milik Wiranto, Hanura. Di partai ini, HT langsung dapat posisi penting karena langsung dipinang sebagai cawapres Wiranto.
HT yang merasa dihargai langsung jor-joran berkampanye dengan dana yang tak sedikit, bahkan tampil masif di media miliknya saat pemilihan legislatif (pileg) beberapa waktu lalu.
Namun untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, hasil pileg menempatkan Hanura dalam posisi terpuruk meski dana dan kampanye keduanya dinilai paling banyak. Sebaliknya partai yang ditinggalkan HT, Nasdem, justru mampu merebut 6,72 persen suara yang jauh melampaui partai Hanura yang hanya memperoleh 5,26 persen.
Hubungan HT dan Wiranto kian mendingin setelah kekelahan telak. Puncaknya HT kesal karena HT tidak diberitahu ketika Wiranto bertemu dengan Megawati yang pada akhirnya Hanura resmi berkoalisi dengan PDIP, PKB dan NasDem yang mendukung pasangan Jokowi-JK. HT pun berbelok mendukung pasangan Prabowo-Hatta secara individu. Sikapnya ini berujung pada pemecatan HT dari Hanura.
Di kubu Prabowo-Hatta, HT kembali dijanjikan posisi 'basah', namun konsekuensinya HT kembali harus merogoh koceknya dalam-dalam dan memanfatkan medianya secara optimal untuk memenangkan Prabowo-Hatta.
"Ya tentu siapa yang tidak ingin tokoh sekaliber HT bergabung, tidak akan hanya jadi timses tapi ini Pak Hary yang tahu (putuskan). Bisa jadi lebih besar lagi (tawaran menteri)," ujar Hatta saat ditanya soal kursi menteri.
Lagi-lagi pilihan politik HT di ujung tanduk. Kali ini hasil perolehan hitung cepat, malah mengeluarkan nama lawan politik pasangan Jokowi-JK sebagai capres dan cawapres pilihan rakyat. Kini HT dibuat ketar-ketir, hasil quick count beberapa lembaga mayoritas memenangkan Jokowi.
Apakah peruntungannya bersama Prabowo-Hatta sesukses karier medianya atau dia harus kembali menelan pil pahit akibat salah langkah membaca peta politik?
http://www.merdeka.com/politik/balad...ary-tanoe.html
Partai yang didukung Hary tanoe selalu kalah, memang pembawa sial nih sih Hary Tanoe
Hary Tanoesoedibjo atau lebih dikenal HT mengawali karier politiknya dengan masuk menjadi Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional di Partai Nasional Demokrat (NasDem). Kebersamaan Hary Tanoe dengan NasDem juga tak lama.
Hanya sekitar satu tahun bergabung, Hary Tanoe memilih keluar dari NasDem, pada 21 Januari 2013. Saat itu Hary Tanoe memilih mundur karena konflik dengan Surya Paloh yang saat itu memutuskan maju sebagai Ketua Umum Partai NasDem .
Dari partai NasDem, HT melompat ke partai milik Wiranto, Hanura. Di partai ini, HT langsung dapat posisi penting karena langsung dipinang sebagai cawapres Wiranto.
HT yang merasa dihargai langsung jor-joran berkampanye dengan dana yang tak sedikit, bahkan tampil masif di media miliknya saat pemilihan legislatif (pileg) beberapa waktu lalu.
Namun untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, hasil pileg menempatkan Hanura dalam posisi terpuruk meski dana dan kampanye keduanya dinilai paling banyak. Sebaliknya partai yang ditinggalkan HT, Nasdem, justru mampu merebut 6,72 persen suara yang jauh melampaui partai Hanura yang hanya memperoleh 5,26 persen.
Hubungan HT dan Wiranto kian mendingin setelah kekelahan telak. Puncaknya HT kesal karena HT tidak diberitahu ketika Wiranto bertemu dengan Megawati yang pada akhirnya Hanura resmi berkoalisi dengan PDIP, PKB dan NasDem yang mendukung pasangan Jokowi-JK. HT pun berbelok mendukung pasangan Prabowo-Hatta secara individu. Sikapnya ini berujung pada pemecatan HT dari Hanura.
Di kubu Prabowo-Hatta, HT kembali dijanjikan posisi 'basah', namun konsekuensinya HT kembali harus merogoh koceknya dalam-dalam dan memanfatkan medianya secara optimal untuk memenangkan Prabowo-Hatta.
"Ya tentu siapa yang tidak ingin tokoh sekaliber HT bergabung, tidak akan hanya jadi timses tapi ini Pak Hary yang tahu (putuskan). Bisa jadi lebih besar lagi (tawaran menteri)," ujar Hatta saat ditanya soal kursi menteri.
Lagi-lagi pilihan politik HT di ujung tanduk. Kali ini hasil perolehan hitung cepat, malah mengeluarkan nama lawan politik pasangan Jokowi-JK sebagai capres dan cawapres pilihan rakyat. Kini HT dibuat ketar-ketir, hasil quick count beberapa lembaga mayoritas memenangkan Jokowi.
Apakah peruntungannya bersama Prabowo-Hatta sesukses karier medianya atau dia harus kembali menelan pil pahit akibat salah langkah membaca peta politik?
http://www.merdeka.com/politik/balad...ary-tanoe.html
Partai yang didukung Hary tanoe selalu kalah, memang pembawa sial nih sih Hary Tanoe

0
9.8K
111


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan