Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

comANDREAvatar border
TS
comANDRE
Hasil Survei Prabowo-Jokowi Membingungkan, Inilah Kiat Membaca Survei!
Jangan bingung membaca hasil survei. Ada yang memenangkan Prabowo dan ada yang memenangkan Jokowi. Perbedaan hasil survei antara satu lembaga dengan lembaga lain tak memerlukan kening berkernyit. Inilah kiat membaca hasil survei agar Anda tak bingung dan terheran-heran.

Sejak awal masa kampanye, para lembaga survei, termasuk dorongan para pengamat politik pemilik lembaga survei, melakukan survei dengan tujuan jelas: memenangkan jagoannya, entah Prabowo atau Jokowi. Nah, untuk mengetahui hal ini kita bisa lihat sosok pengamat politik pendukung Prabowo dan pengamat pendukung Jokowi. Dari situ akan terlihat dengan jelas kecenderungan tidak objektifnya lembaga survei.

Contoh. LSN adalah lembaga survei bentukan Hary Tanoesudibjo. LSN ini sejak masa pileg digunakan untuk mendongkrak Hary Tan - Wiranto dan Hanura yang disebut akan memenangi 3 besar. LSN ini lalu menjadi corong bagi Prabowo-Hatta dan pantas jika menggoreng hasil survei untuk kemenangan Prahara.

Contoh lainnya banyak sekali yang memberikan hasil bertolak belakang. Berkaca pada pilkada DKI putaran kedua, terdapat sejumlah lembaga yang kredibel dan tak kredibel. Perhatikan tiga lembaga survei ini. SMRC, INES, dan SSSG.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Jokowi menang tipis terhadap Foke. Hasil survei menunjukkan dukungan kepada Fauzi Bowo 41,3 persen dan Jokowi 41,2 persen. Dalam format pilihan kepada calon gubernur saja Fauzi Bowo memperoleh 44,3 persen dan Jokowi 45,0 persen. Dalam format pilihan pasangan cagub, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 44,2 persen dan Jokowi-Basuki 45,6 persen.

Demikian pula dengan hasil survei lembaga Indonesia Network Election Survey (INES). Hasilnya sangat mengejutkan: Jokowi 72,48 persen, Foke 27,52 persen. Sedangkan survei Soegeng Sarjadi School for Government (SSSG) mengumumkan pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama memperoleh 36,74%. Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 29,47%,

Melihat catatan tersebut, ternyata yang paling dekat dengan hasil dalam pilpres adalah SMRC dan SSSG yakni kemenangan tipis Jokowi-Ahok terhadap Foke-Nara. Sedangkan INES menunjukkan diri sebagai lembaga survei yang kurang kredibel hasil surveinya.

INES ini lembaga survei milik Prabowo yang pernah menunjukkan hasil survei capres Prabowo nomor 1 dan Jokowi berada pada urutan 6. INES juga merilis hasil survei elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2014. Hasilnya PDIP di nomor 1 beda 0,1% dengan Gerindra. Pada Kamis (20/2/2014) atau 7 hari menjelang Pileg INES merilis hasil surveinya yakni, PDIP: 26,7%, Gerindra: 26,6%, Golkar: 14,8%, Hanura: 7,5%, NasDem: 6,9%, Demokrat: 4,3%, PPP: 3,6%, PAN: 2,6%, PKB: 2,6%.

LSJ (Lembaga Survei Jakarta) juga tak memiliki catatan objektif untuk survei. Lembaga survei ini yang menempatkan partai-partai Islam terpuruk di bawah 5% dan mengangkat Hanura dan Gerindra moncer. Hasilnya bertolak belakang.Hasil survei LSJ yang dilansir 3 April 2014 atau 6 hari sebelum pencoblosan Pileg 9 April 2014 memperlihatkan lembaga survei itu masih menempatkan Hanura dan Gerindra di urutan teratas.

Namun ini jauh bertolak belakang dengan quick count sejumlah lembaga survei yang menempatkan Hanura posisi terbawah parpol yang lolos ke parlemen dengan perolehan suara 5,11 persen berdasarkan perhitungan cepat Kompas.

Survei IRC sebelum Pemilu melansir pada Pileg 2014 elektabilitas partai politik berbasis Islam seperti PKS, PAN, PKB dan PPP hanya diminati kurang dari 3.5% masyarakat. Namun terbukti bahwa PKS, PAN, PKB, dan PPP perolehan suaranya cukup signifikan serta naik kecuali PKS yang turun perolehan suaranya di Pileg 2014.

Pada 1 Februari 2014 IRC juga menyebutkan bahwa perolehan suara PDI P bisa di atas 30 persen di Pileg jika segera menetapkan Jokowi sebagai Capres. Merilis hasil survei terkait elektabilitas partai politik per 13 Maret 2014 menetapkan PDIP dan Golkar duduk di peringkat teratas sedangkan Partai Demokrat dikalahkan oleh Hanura dan Gerindra.

Selain itu Lembaga Klimatologi Politik juga bukan lembaga survei yang kredibel. LKP ini menyebut ada 4 partai politik yang elektabilitasnya di atas 1 digit yaitu PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, dan Gerindra. Lembaga survei ini menempatkan Hanura di tiga besar. Padahal Hanura di urutan buncit nomor 10 sesuai quick count sejumlah lembaga survei di Pileg 2014 dengan perolehan suara sekitar 5,11 persen sesuai hitung cepat Kompas.

Bahkan LSN untuk Pilpres 2014 menyebutkan elektabilitas Prabowo-Hatta 46% dan Jokowi-JK 39%. Selain itu Foxpopuly, dan Puskaptis juga selalu bombastis untuk memenangkan Prabowo-Hatta. LIPI juga menjadi lembaga survei bayaran yang tak kredibel karena berisi para pengamat dan orang-orang pemerintah yang mengikuti arus keinginan pemerintah. Maklum mereka para pengembek alias pegawai negeri.

Jadi bagaimana menyikapi hasil lembaga survei?

Ikuti saja lembaga survei yang sudah kredibel seperti LSI Denny JA yang 100% hasil surveinya tak pernah meleset jauh. Lalu Litbang Kompas yang memridiksi pileg hampir 100% identik dengan hasil pileg 2014 versi KPU. Lembaga lain adalah Saiful Mujani Research Center (SMRC), selain itu ada Sugeng Sarijadi School of Government (SSSG) juga lembaga yang sangat kredibel. Dengan demikian maka Anda tak akan pusing. Jadi kuncinya cuma satu: lihat rekam jejak lembaga survei, yang lain jadikan hiburan saja.

Salam bahagia ala saya. emoticon-Smilie

http://politik.kompasiana.com/2014/0...ei-666775.html


Hasil Survei Prabowo-Jokowi Membingungkan, Inilah Kiat Membaca Survei!
Diubah oleh comANDRE 10-07-2014 01:51
0
3.8K
21
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan