![[FAKTA?] Alasan Mengapa Kedua orang media ini Dukung Prabowo](https://dl.kaskus.id/cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/12/31/300006/670x335/runtuhnya-saham-saham-perusahaan-bakrie-dan-hary-tanoe.jpg)
Merdeka.com - Tahun ini menjadi tahun yang berat bagi dua taipan media yakni Aburizal Bakrie dan Hary Tanoesoedibjo. Nama besar grup Media Nusantara Citra (MNCN) dan grup Bakrie and Brothers (BNBR) tidak menjadi jaminan kinclongnya kinerja saham konglomerasi.
Saham perusahaan-perusahaan milik Bakrie dan Hary Tanoe tidak mengalami pertumbuhan. Justru sebaliknya, rata-rata sahamnya rontok. "Saham perusahaan Bakrie dan Hary Tanoe memang rata-rata berkinerja buruk tahun ini," ujar Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo kepada merdeka.com, Selasa (31/12).
Dia menyebutkan ada beberapa alasan yang membuat rata-rata saham grup konglomerasi Bakrie anjlok hingga 19,33 persen. Lilitan utang dan kebiasaan gali lubang tutup lubang yang diterapkan di hampir semua perusahaan Grup Bakrie, membuat saham mereka anjlok. "Bakrie memang bermasalah dengan utang," tegasnya.
Anjloknya saham Grup Bakrie juga tidak lepas dari sentimen pasca perceraian PT Bumi Resources (BUMI) dan Bumi Plc. "Ada sentimen negatif dari persoalan itu," katanya.
Saham grup konglomerasi MNCN jauh lebih buruk dari Bakrie. Rata-rata, saham perusahaan MNC anjlok hingga 22,64 persen. Hanya Saham PT Media Nusantara Citra saja yang sanggup tumbuh positif. Dia tidak menampik ada sentimen dari perseteruan Hary Tanoe dan Siti Hardijanti Rukmana atau mbak Tutut terkait kisruh perebutan TPI yang akhirnya turut berimbas ke saham-saham MNC.
"Ada pengaruhnya jelas karena mereka yang pegang valuasi pasti akan melepas setelah MA memenangkan gugatan Mbak Tutut soal TPI," ucapnya.
Sejauh ini, kata dia, aktivitas politik Aburizal Bakrie dan Hary Tanoe belum banyak mempengaruhi kinerja perusahaan di lantai bursa. Memasuki Pemilu 2014, Satrio melihat pergerakan saham MNC akan lebih baik ketimbang perusahaan media milik Bakrie.
"Dengan pemilu, belanja media meningkat. Berasal dari belanja partai yang bakal rajin iklan. Tapi pengaruhnya ke grup MNC. Kalau VIVA grup tidak besar. Ini karena ratingnya juga," jelasnya.
sumber