Oke Jadi gini gan, kemarin ane dapet job buat opini di sebuah lomba mading, ya walaupun cuma lomba tarkam, gan tapi semoga tetep bisa memberi dampak positif, semoga mencerahkan, last but not least SHIFT + X, dan rasakan sensasinya
Spoiler for Tintaku Padamu:
Spoiler for Nyoblos ? Siapa takut.:
Pesta demokrasi sudah di depan mata. Seperti layaknya pesta pada umumnya, sewajarnya kita bersuka cita dalam menyambut hajatan akbar tersebut. Tanggal 9 juli merupakan waktu yang sudah di tetapkan KPU sebagai hari pemilihan umum untuk memilik presiden baru. ada dua kandidat yang menjadi calon pada Pipres edisi 2014 ini, nomor urut pertama adalah Prabowo-Hatta dan nomor urut kedua adalah Jokowi-Jusuf Kalla.
Gerakan golput atau mereka yang sengaja tidak menggunakan hak suara pada pemilu agaknya telah menjangkit sebagian besar masyarakat indonesia. LSI mencatat angka golput pada Pileg 2014 mencapai 34,02%. Dari jumlah ini tentu para pemuda memiliki proporsi yang cukup besar. Sebagian besar dari mereka yang memilih untuk golput beralasan bahwa politik itu kotor dan buruk. Jadi siapapun nantinya yang terpilih tak ada bedanya, korupsi jugalah yang akan mereka lakukan. Sifat apatis ini tentulah berbahaya. Alih-alih membenci politik praktis karena identik dengan korupsi, justru tindakan golput dapat terus melanggengkan mata rantai korupsi. William E. Simon, mantan Menkeu Amerika, pernah berujar menaggapi gejala golput ini. ia berkata "Politisi-politisi buruk dikirim ke Washington (parlemen) oleh orang baik yg tidak memilih (golput)".
Golput merupakan tindakan kurang bijak. Dengan golput artinya kita membiarkan suara kita menguap begitu saja. Hal ini dapat menggambarkan betapa acuhnya kita terhadap bangsa, di tengah masalah demi masalah yang kiatan berkecamuk. korupsi, kesenjangan sosial, kemiskinan, ketidak merataan pendidikan, kurangnya lapangan pekerjaan dan berderet masalah lainya. “Tempat paling panas di neraka disediakan untuk mereka yang netral diwaktu terjadi konflik moral yang besar”. Kata-kata Marthin Luther King ini hendaknya bisa kita jadikan bahan renungan. Bahwa golput- apapun alasanaya- bukanlah tindakan bijak yang bisa dibenarkan.
Pemuda adalah agen peruban. pemuda memiliki cukup kemampuan mendobrak sistem bobrok yang ada dan menggantikanya dengan sistem baru yang lebih baik. Sejarah telah membuktikan betapa pemuda memiliki peran penting dalam perjalanan bangsa, mulai dari peristiwa Sumpah pemuda hingga peristiwa Reformasi. Ada sebuah ungkapan bijak yang sangat melegenda dari Founding Father Indonesia.” Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” Ir Soekarno. Langkah nyata yang dapat di tempuh pemuda dalam konteks pemilu adalah dengan turut serta menggunakan hak suara pada 9 juli nanti. Data dari KPU mencatat Jumlah pemilih muda di Indonesia cukup signifikan sekitar 20-30 % atau 50.054.460. presentase yang besar ini tentu memiliki potensi yang cukup menjanjikan untuk memulai sebuah perubahan.
Debat capres yang sudah tayang sebanyak lima kali di televisi nasional hendaknya sudah cukup memberi gambaran tentang visi-misi masing-masing calon. Masalah misi tersebut akan dilaksanakan atau janji palsu, biarlah Tuhan yang mengadili kelak. Memang tidak ada yang sempurna dari masing-masing kandidat namun setidaknya ada diantara kedua kandidat tersebut yang memang sesuai dengan selera kita. Kalaupun belum ada, ada ungkapan menarik dari Robert Byrne, seorang penulis kenamaan dari Amerika yang sedikit banyak dapat kita jadikan panduan untuk menentukan pilihan, ia berkata “Demokrasi memberi kita hak untuk memilih kandidat yang kita tidak terlalu benci". Jadi kalaupun kita tidak suka kedua kandidat, maka setidaknya pilihlah calon yang paling sedikit kita benci. So,, sudah siapkah kita turut andil dalam perbaikan bangsa ?. ingat Satu suara anda menentukan nasib indonesia 5 Tahun kedepan.
Spoiler for Sumur:
wangsit kemarin sore
Siji Yo Apik Loro Yo apik, Siji Opo Loro Yo Apik Kabeh, Sing Penting Damai