Sebagai tindaklanjut dari program 1 Hotel 1 Grup Pengamen, Pemkot Bandung bekerjasama dengan Komunitas Pengamen Jalanan akan mengadakan audisi pengamen di BTM, Cicadas.

Pengamen yang berkualitas tinggi akan ditempatkan di hotel atau restoran, yang menengah akan diberi ruang di taman kota dan yang kurang bagus akan diberi pelatihan. Ini merupakan upaya untuk mengurangi populasi pengamen di jalanan, memberdayakan pengamen dan meratakan perekonomian.
sumber

300 Hotel di Bandung Siap Tampilkan Pengamen Jalanan

BANDUNG, KOMPAS.com — Tak kurang dari 300 hotel di Kota Bandung, Jawa Barat, yang berada di bawah naungan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, siap menampilkan pengamen jalanan Kota Bandung.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil merekomendasikan kepada semua pengusaha hotel dan restoran agar menampilkan pengamen jalanan Kota Bandung yang diyakininya memiliki suara merdu dan kemampuan bermusik dalam menghibur para pengunjung.

"Itu belum termasuk restoran karena belum dikonsolidasikan. Kalau hotel, sudah konsolidasi dan sepakat," kata Ridwan, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/2/2014). Lebih lanjut dia menambahkan, PHRI dan Pemerintah Kota Bandung telah menunjuk dua kelompok pengasuh pengamen, yaitu KPJ dan Seniman Bangun Pagi, untuk menjadi kurator.

Kedua kelompok ini nantinya yang akan memilih pengamen yang pantas untuk tampil di hadapan pengunjung hotel. "Jadi yang modal tutup botol atau modal maksa tidak akan lulus. Ini dilakukan supaya hotel juga bisa menerima kualitas musikalitas pengamen. Seperti 'Pengamen Idol' saja," ujar Ridwan.

Jika telah terpilih, maka pengamen-pengamen berkualitas yang pantas untuk tampil di hotel-hotel itu akan langsung dibayar tanpa perantara. "Langsung disewa sesuai perjanjian dan kemampuan hotel. Saya tidak ikut campur," kata Ridwan.

"Seburuk-buruknya, kalau memang sama saja pendapatannya, minimal tidak harus panas-panasan di jalanan," kata Ridwan. Dia melakukan upaya tersebut untuk menyejahterakan warga Kota Bandung, terutama kaum marjinal dengan basis ekonomi kerakyatan kreatif.

Untuk pemerataan ekonomi itu, kata Ridwan, dia mengimbau pengusaha hotel membuka pintu untuk kaum marjinal yang juga berusaha mencukupi kebutuhan ekonomi dari sektor pariwisata.

"(Selama ini) ada sekitar 6 juta wisatawan per tahun yang menghasilkan minimal Rp 6 triliun, tapi larinya hanya ke pengusaha kaya, sementara masyarakat bawah ketiban macetnya saja," imbuh dia.

sumber:
http://jabar.tribunnews.com/2014/02/...ngamen-jalanan
http://regional.kompas.com/read/2014...gamen.Jalanan.

Pemkot Bandung akan Gelar Audisi Pengamen Jalanan

Bandung - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung akan menggelar audisi pengamen. Pengamen yang bertalenta akan dipilih untuk mengisi acara hiburan di hotel se-Kota Bandung.

Bekerjasama dengan Komunitas Pengamen Jalanan (KPJ), Pemkot akan menggelar audisi tersebut di Bandung Trade Mall (BTM) Cicadas.

Hal itu dikemukakan, Kepala Disbudpar Kota Bandung Herlan Joeliawan saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (10/2/2014).

"Akan ada audisi untuk menindaklanjuti terkait pengamen jalanan yang akan mengisi acara di hotel. Kita berupaya tidak pakai APBD dengan bekerjasama dengan PD Pasar dan KPJ. Kita gelar audisi di BTM," jelasnya.

Menurut Herlan, pemkot menggandeng KPJ untuk pelaksanaan audisi ini, karena KPJ dinilai mengetahui pengamen yang kompeten.

"Nanti ada tingkatan-tingkatannya. Yang bagus ditempatkan di hotel dan restoran. Yang menengah dikasih ruang di taman-taman, misalnya Taman Cilaki. Kalau yang kurang bagus, kita kerjasama dengan Dinsos dan Disnaker untuk memberikan pelatihan," jelasnya.

Ia pun mengklaim penyaluran pengamen ke sejumlah hotel di Kota Bandung ini mampu menyerap sekitar 500 pengamen yang selama ini berkeliaran di jalanan.

sumber