Kaskus

News

gasakgesekgosokAvatar border
TS
gasakgesekgosok
Sebuah surat untuk seluruh relawan jokowi-jk
http://killtheblog.com/2014/07/08/tetaplah-tersenyum-dan-gembira/


Tetaplah Tersenyum Dan Gembira


Kepada seluruh teman-teman relawan Jokowi-JK,

Satu hari sebelum tanggal 9 Juli 2014, dimana sejarah Indonesia akan kita tentukan bersama, ijinkanlah temanmu ini untuk menulis sebuah surat untuk semua teman-teman relawan Jokowi-JK di seluruh penjuru Nusantara.

Ingin rasanya aku mengenal kalian semua satu persatu, menjabat erat tangan-tangan kecil kalian yang telah rela bekerja keras tanpa pamrih, mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, uang, dan segala daya-upaya untuk memenangkan Jokowi-JK di Pilpres 2014 ini. Mungkin, dengan segala keterbatasan, pada akhirnya kita tidak saling bertatap muka, tapi sesungguhnya kita telah bersatu-padu dalam irama dan energi yang sama untuk sebuah nilai yang kita perjuangkan; bahwa demokrasi tidak boleh lagi tersandra dan kekuasaan harus dikembalikan kepada yang berhak, yaitu kedaulatan rakyat.

Dalam perjalanan waktu yang sesungguhnya sangat singkat, kita warga biasa yang sebagian besar tak perduli partai politik, atau bahkan jijik, telah melewati banyak hal yang jauh diluar perkiraan dan kemampuan kita, karena ternyata yang kita hadapi adalah kejahatan demokrasi yang canggih dengan segala strategi tingkat tinggi dan skenarionya. Kita kaget dengan berbagai macam fitnah dan adu domba, kita tidak paham apa itu istilah “operasi senyap”, kita terkejut dengan berbagai macam intimidasi dan provokasi. Benar ternyata, dalam meraih tujuan keterbatasan orang baik akan tetap menggunakan cara-cara baik, sementara orang jahat akan menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan. Kita masih punya malu, harga diri, dan martabat. Sementara lawan kita, jangankan malu, bahkan mereka bisa melampaui kuasa Tuhan di bumi dengan segala fatwa dan cap.

Bahwa kegembiraan politik yang didengungkan Jokowi yang telah melahirkan gelombang kreatifitas dan aksi simpatik itu, ternyata harus dihadapkan dengan berbagai bentuk kejahatan demokrasi yang berlangsung terus menerus. Tentu kita berhak kecewa dengan proses hukum Obor Rakyat, tentu kita berhak gemas dengan berbagai laporan penyebaran politik uang di seluruh penjuru tanah air, tentu kita berhak sedih dengan berbagai laporan bahwa ada aparat dan pegawai institusi pemerintahan ikut terlibat. Yang paling tidak bisa kita terima, tentu kita berhak marah karena negara yang kita biayai dengan pajak kita hanya diam atas segala pelanggaran yang telah mencederai demokrasi itu. Masih banyak lagi berbagai kasus yang telah dan akan terus-menerus menguji mental kita untuk membuat benteng keteguhan kita bisa saja bobol kemudian terpancing. Belakangan, kita yang lugu ini, tersadar bahwa “terpancing” itulah yang diharapkan dari strategi mereka.

Kita hanyalah manusia-manusia biasa dengan segala keterbatasannya, juga bermacam-macam karakternya. Seberapa pun kuatnya kita menjunjung tinggi akal sehat dan hati nurani, ketika ujian datang bertubi-tubi, tetaplah kita hanya manusia dengan segala keterbatasannya. Ada yang tetap kalem dengan kampanye adem, ada yang menangis dan memanjatkan doa, ada yang membalas fitnah dengan mengungkapkan fakta-fakta negatif kubu Prabowo-Hatta, ada juga yang malah tersulut dan melampiaskan emosinya.

Kenyataan yang paling menyedihkan adalah bahwa berbagai macam fitnah dan adu domba itu telah memecah belah persaudaraan dan persatuan bangsa. Tentu saja itu bukan demokrasi sehat yang kita harapkan. Memang, harganya terlalu mahal jika sebuah kekuasaan harus diraih dengan cara-cara seperti itu. Tentu kita bersedih karena kita mencintai Indonesia. Tapi kita telah membuktikan bahwa kita tidak pernah menyerah karena kita adalah rakyat yang “turun gunung” untuk membersihkan politik yang kotor.

Meminjam kalimat maklumat Jokowi-JK di GBK 5 lalu; kita telah dihantam berbagai macam fitnah, tapi kita tetap tidak tumbang, karena kita bekerja tulus untuk Indonesia, kita adalah penyala harapan, kita berdemokrasi untuk menyelesaikan masalah bukan menambah masalah. Saya sendiri datang dengan niat tulus dan kegembiraan, menulis lagu dengan sepenuh hati di mana bait-bait terakhir dengan kalimat “menang tak jumawa, kalah lapang dada, salam damai untuk Indonesia”, tapi disaat bersamaan saya bukanlah seorang yang hanya akan tinggal diam jika kecurangan dan kejahatan demokrasi terus terjadi.

Teman-teman, tinggal selangkah lagi, mari kita amanahkan suara kita untuk “kemenangan rakyat” pada 9 Juli. Kita tongkrongi TPS seharian dan kita lawan segala bentuk kecurangan dan kejahatan. Kita buktikan kalimat populer “rakyat bersatu tak bisa dikalahkan” adalah benar adanya. Apapun yang terjadi, kita telah bersama dan akan selalu bersama menyuarakan kebenaran. Kita akan berjalan seiring dengan langkah kaki Jokowi yang gagah-berani dan kita pantas berbangga atas segala sumbangsih yang telah kita lakukan.

Menjadi relawan Jokowi bukan berarti kita membantu Jokowi, tapi kita membantu diri kita sendiri untuk cita-cita perubahan. Menjadi relawan Jokowi bukan berarti kita butuh ucapan terima kasih untuk semua jerih-payah yang sudah kita usahakan, justru kita harus berterima kasih kepada Jokowi karena rela menjadikan dirinya simpul dari energi-energi positif yang kita miliki untuk Indonesia. Jokowi bukan Nabi (tapi Prabowo juga bukan macan), melainkan manusia biasa sama seperti kita. Jokowi adalah Kita karena Kita adalah satu kesatuan dalam wujud Manunggaling Kawula Gusti (bersatunya rakyat dan pemimpinnya). Ratu adalah rakyat yang bersatu, bukan Raja yang memerintah, itulah konsep Ratu Adil sesungguhnya. Inilah kehendak jaman, karena betapapun kita berusaha mewujudkannya, segalanya tidak akan terjadi tanpa ijin alam raya.

Kita memang hanya relawan, yang tumbuh subur secara organik tanpa sebuah garis komando karena kita memang bukan “tentara” bayaran. Tapi kita telah patungan untuk menciptakan gelombang yang sangat besar yang siap menggulung dan menabrak kesombongan karang yang angkuh. Tidak pernah ada yang sempurna, tapi kita telah berusaha hingga batas yang kita mampu, dan kita pantas berbangga untuk itu. Sebuah alasan yang cukup untuk tetap tersenyum dan gembira, karena apapun yang terjadi, sesungguhnya ibu pertiwi mengamini ketulusan dan kebersamaan kita.

Salam Dua Jari !



Prambanan, 8 Juli 2014

Marzuki Mohamad a.k.a Kill the DJ




Diubah oleh gasakgesekgosok 08-07-2014 09:40
0
1.4K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan