- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
[FINAL] PRABOWO vs JOKOWI


TS
CahayaCokie
[FINAL] PRABOWO vs JOKOWI
Prabowo Versus Jokowi: Siapa yang Paling Maslahat Buat Umat?
Mayoritas ulama menggunakan kaidah “akhafu dhararain” untuk memilih pasangan Capres-Cawapres 9 Juli mendatang. Di antara Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla, mana yang paling kecil mudharatnya buat Islam?.
Bagai makan buah simalakama, maju kena mundur pun kena. Dipilih belum tentu membawa maslahat, ditinggalkan bakal membawa kemudharatan. Inilah posisi umat Islam Indonesia menghadapi agenda besar perubahan kepemimpinan nasional 2014. Dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, tak satupun ada yang benar-benar pro terhadap Islam dan konsisten terhadap penegakan syariat Islam.
Supaya tidak bingung menentukan pilihan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab punya panduan yang sederhana untuk umat. Menggunakan kaidah "wujuubul ‘amali bi akhoffidh dhororain" yaitu wajib beramal dengan mudharat yang lebih ringan.
Lalu bagaimana cara menerapkan kaidah tersebut untuk menilai mana yang lebih banyak maslahatnya untuk umat, Prabowo Subianto atau Joko Widodo?.
Menurut Habib Rizieq, ada empat kritera untuk menjawab pertanyaan itu.
Pertama, lihat dan cermati, siapa yang banyak didukung kelompok liberal dan aliran sesat dan sebaliknya, siapa yang lebih banyak didukung kelompok Islam.
Kedua, siapa yang dikelilingi asing dan aseng dan sebaliknya, siapa yang kurang disukai asing dan aseng.
Ketiga, siapa yang lebih tidak bertanggung-jawab, suka meninggalkan amanat tugas dari rakyat sebelum waktunya?
Keempat, siapa yang punya keberanian dan ketegasan untuk melawan intervensi asing? dan seterusnya.
“Jawaban dari semua pertanyaan di atas akan mengantarkan kita kepada pilihan yang terbaik dalam keadaan darurat saat ini, insya Allah,” ungkap Habib Rizieq.: Siapa yang Paling Maslahat Buat Umat?
Mayoritas ulama menggunakan kaidah “akhafu dhararain” untuk memilih pasangan Capres-Cawapres 9 Juli mendatang. Di antara Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla, mana yang paling kecil mudharatnya buat Islam?.
Bagai makan buah simalakama, maju kena mundur pun kena. Dipilih belum tentu membawa maslahat, ditinggalkan bakal membawa kemudharatan. Inilah posisi umat Islam Indonesia menghadapi agenda besar perubahan kepemimpinan nasional 2014. Dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, tak satupun ada yang benar-benar pro terhadap Islam dan konsisten terhadap penegakan syariat Islam.
Supaya tidak bingung menentukan pilihan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab punya panduan yang sederhana untuk umat. Menggunakan kaidah "wujuubul ‘amali bi akhoffidh dhororain" yaitu wajib beramal dengan mudharat yang lebih ringan.
Lalu bagaimana cara menerapkan kaidah tersebut untuk menilai mana yang lebih banyak maslahatnya untuk umat, Prabowo Subianto atau Joko Widodo?.
Menurut Habib Rizieq, ada empat kritera untuk menjawab pertanyaan itu.
Pertama, lihat dan cermati, siapa yang banyak didukung kelompok liberal dan aliran sesat dan sebaliknya, siapa yang lebih banyak didukung kelompok Islam.
Kedua, siapa yang dikelilingi asing dan aseng dan sebaliknya, siapa yang kurang disukai asing dan aseng.
Ketiga, siapa yang lebih tidak bertanggung-jawab, suka meninggalkan amanat tugas dari rakyat sebelum waktunya?
Keempat, siapa yang punya keberanian dan ketegasan untuk melawan intervensi asing? dan seterusnya.
“Jawaban dari semua pertanyaan di atas akan mengantarkan kita kepada pilihan yang terbaik dalam keadaan darurat saat ini, insya Allah,” ungkap Habib Rizieq...
#CERDASMEMILIH
Mayoritas ulama menggunakan kaidah “akhafu dhararain” untuk memilih pasangan Capres-Cawapres 9 Juli mendatang. Di antara Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla, mana yang paling kecil mudharatnya buat Islam?.
Bagai makan buah simalakama, maju kena mundur pun kena. Dipilih belum tentu membawa maslahat, ditinggalkan bakal membawa kemudharatan. Inilah posisi umat Islam Indonesia menghadapi agenda besar perubahan kepemimpinan nasional 2014. Dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, tak satupun ada yang benar-benar pro terhadap Islam dan konsisten terhadap penegakan syariat Islam.
Supaya tidak bingung menentukan pilihan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab punya panduan yang sederhana untuk umat. Menggunakan kaidah "wujuubul ‘amali bi akhoffidh dhororain" yaitu wajib beramal dengan mudharat yang lebih ringan.
Lalu bagaimana cara menerapkan kaidah tersebut untuk menilai mana yang lebih banyak maslahatnya untuk umat, Prabowo Subianto atau Joko Widodo?.
Menurut Habib Rizieq, ada empat kritera untuk menjawab pertanyaan itu.
Pertama, lihat dan cermati, siapa yang banyak didukung kelompok liberal dan aliran sesat dan sebaliknya, siapa yang lebih banyak didukung kelompok Islam.
Kedua, siapa yang dikelilingi asing dan aseng dan sebaliknya, siapa yang kurang disukai asing dan aseng.
Ketiga, siapa yang lebih tidak bertanggung-jawab, suka meninggalkan amanat tugas dari rakyat sebelum waktunya?
Keempat, siapa yang punya keberanian dan ketegasan untuk melawan intervensi asing? dan seterusnya.
“Jawaban dari semua pertanyaan di atas akan mengantarkan kita kepada pilihan yang terbaik dalam keadaan darurat saat ini, insya Allah,” ungkap Habib Rizieq.: Siapa yang Paling Maslahat Buat Umat?
Mayoritas ulama menggunakan kaidah “akhafu dhararain” untuk memilih pasangan Capres-Cawapres 9 Juli mendatang. Di antara Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla, mana yang paling kecil mudharatnya buat Islam?.
Bagai makan buah simalakama, maju kena mundur pun kena. Dipilih belum tentu membawa maslahat, ditinggalkan bakal membawa kemudharatan. Inilah posisi umat Islam Indonesia menghadapi agenda besar perubahan kepemimpinan nasional 2014. Dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, tak satupun ada yang benar-benar pro terhadap Islam dan konsisten terhadap penegakan syariat Islam.
Supaya tidak bingung menentukan pilihan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab punya panduan yang sederhana untuk umat. Menggunakan kaidah "wujuubul ‘amali bi akhoffidh dhororain" yaitu wajib beramal dengan mudharat yang lebih ringan.
Lalu bagaimana cara menerapkan kaidah tersebut untuk menilai mana yang lebih banyak maslahatnya untuk umat, Prabowo Subianto atau Joko Widodo?.
Menurut Habib Rizieq, ada empat kritera untuk menjawab pertanyaan itu.
Pertama, lihat dan cermati, siapa yang banyak didukung kelompok liberal dan aliran sesat dan sebaliknya, siapa yang lebih banyak didukung kelompok Islam.
Kedua, siapa yang dikelilingi asing dan aseng dan sebaliknya, siapa yang kurang disukai asing dan aseng.
Ketiga, siapa yang lebih tidak bertanggung-jawab, suka meninggalkan amanat tugas dari rakyat sebelum waktunya?
Keempat, siapa yang punya keberanian dan ketegasan untuk melawan intervensi asing? dan seterusnya.
“Jawaban dari semua pertanyaan di atas akan mengantarkan kita kepada pilihan yang terbaik dalam keadaan darurat saat ini, insya Allah,” ungkap Habib Rizieq...
#CERDASMEMILIH

0
1K
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan