- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
[KLARIFIKASI BERITA Pro Jokowi tak boleh Nyoblos di Hongkong by panitianya langsung


TS
tonitegarsahidi
[KLARIFIKASI BERITA Pro Jokowi tak boleh Nyoblos di Hongkong by panitianya langsung
TS Hanya mnyampaikan curhhatan beberapa panitia di fb yg dishare tman2 TS. Ada beberapa :
ini Bagian 1
Bagian 2 (Tambahan)
Kronologis Kericuhan di Akhir Pesta Demokrasi di Hong Kong.
Untuk Teman yang bertanya tanya, ini penjelasan saya semoga bisa mengerti meskipun agak panjang. Maaf terlambat, karena saya menyiapkan penjelasan ini sambil dikejar kejar menyiapkan hal lain diwaktu kerja saya.
Saya disini ingin berbagi apa yang saya lihat dan saya alami sendiri di menit-menit akhir pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan di Victoria park, Hong Kong kemaren 6 Juli 2014. Saya sampaikan ini karena begitu banyaknya berita beredar, dan teman teman yang bertanya dan minta klarifikasi kebenarannya, sementara saya sendiri memang ada di lokasi kejadian dengan memegang kamera menghadap mereka pada saat saat akhir itu.
Awalnya Pemilu Capres ini berjalan lancar, dimana Petugas PPLN dan KPPSLN sudah siap di lokasi pukul 7.00 dan kemudian PPLN ini membagikan logistik seperti kotak suara, surat suara atribut atribut dan papan petunjuk serta ATK kepada masing masing KPPSLN, petugas KPPSLN lalu menata di TPS masing masing dan pemilihan dimulai sesuai dengan rencana pukul 9.00.
Pada saat waktu berjalan dari pukul 9.00 – 17.00 setiap TPS bekerja dengan sangat cepat karena harus menyelesaikan paling sedikit 200 orang pemilih per jamnya. Artinya setiap menit panitia di tiap TPS dari 13 TPS yang ada harus berusaha untuk menyelesaikan 3 orang pemilih. Mengapa dipaksa begitu cepat bekerjanya, karena jumlah pemilih yang datang memang sangat banyak sekali. Sebagian besar dari pemilih ini adalah pemilih yang belum terdaftar sama sekali namun ingin memilih dan mereka ini diijinkan juga memilih asalkan mereka didaftarkan terlebih dahulu pada pihak panitia yang sudah menyiapkan perangkat computer sebelumnya.
Panitia membagi jalur masuk menjadi 3 jalur yang terdiri dari:
- Jalur hijau yang khusus untuk mereka yang bawa undangan (meskipun jam yang ditentukan tidak sama dengan jam kedatangan mereka namun tetap diijinkan memilih)
- Jalur Kuning yang khusus untuk mereka yang belum mendaftar sama sekali dan hanya berbekal KTP Hong Kong atau Pasport datang ke tempat pemilihan. Mereka ini yang jumlahnya paling banyak hampir 70% pemilih. (mereka akan diijinkan memilih setelah didata petugas terlebih dahulu)
- Jalur Merah, mereka ini adalah yang bingung karena berbagai hal, misalnya sudah terdaftar melalui pos tetapi berubah ingin memilih langsung saat itu atau mereka yang sudah terdaftar tetapi kartunya hilang atau mereka yang sudah terdaftar tapi tidak tahu apa apa.
Sempat terjadi guyuran hujan deras beberapa menit di pagi hari sekitar pukul 10.10 yang membuat pemilih dan panitia panik. Pemilih panik karena tidak mau keluar dari antrian yang sudah mulai panjang sementara panitia panik khawatir terjadi korsleting pada perangkat laptop yang berakibat terganggunya system input data dan back up data yang ada. Beruntung hujan hanya sebentar dan udara kembali cerah.
Memang diakui terjadi antrian cukup panjang pada pemilihan kali ini dibandingkan Pileg bulan Maret lalu hal ini karena memang keinginan pemilih untuk menentukan sendiri calon presiden yang begitu tinggi yang dirasa sesuai dengan pilihan hati mereka. Tetapi ada hal yang tidak mereka ketahui, bahwa mereka sebenarnya tidak mendaftar sebelumnya jadi pemilih sehingga itu memerlukan proses dahulu. Ada juga yang sudah menerima surat tapi bingung mengikuti petunjuk di surat tersebut.
Pada pukul 4.45 Banwaslu sudah menyampaikan melalui pengeras suara bahwa mereka akan menutup tempat kampung TPS Victoria Park tersebut pada pukul 5.00 sore dan meminta semua untuk segera masuk memilih bagi yang belum. Pengumuman ini diulangi lagi 10 menit kemudian. Pada saat itu masih ada beberapa orang diluar yang masih antri dan akhirnya mereka disuruh masuk semua pukul 4.55 dan langsung diarahkan ke TPS yang dipandu petugas PPLN dan termasuk Bapak Konjen sendiri yang mengarahkan mereka.
Pukul 5.05 panitia menyatakan tidak ada lagi pemilih yang antri diluar dan dengan mengucap rasa syukur kampung TPS ditutup. Bagi yang sudah masuk didalam lokasi masih terus diijinkan memilih di TPS yang ditunjuk sampai semua selesai.
Pukul 5.25 Petugas Banwaslu mengingatkan semua KPPSLN melalui pengeras suara untuk segera membuat rekapitulasi pemilu di masing masing TPS dan menyiapkan 1 copy untu Banwaslu dan 1 copy untuk saksi.
Pukul 5.30 datang serombongan orang yang diperkirakan antara 70 orang sampai 100 yang berteriak teriak menduikung capres No 2 dan meminta diijinkan memilih.
Pertama mereka ditemui oleh petugas PPLN yang jelas jelas mengatakan tidak bisa karena semua TPS sudah tutup dan melakukan rekapitulasi saat itu. Mereka lalu diminta keluar dari pagar pintu masuk ke lapangan.
Para pemilih tersebut tidak puas, lalu tetap berteriak teriak. Lalu kedua dihampiri lagi oleh petugas KJRI yang menjelaskan kepada mereka alasan kenapa tidak bisa diijinkan memilih lagi saat itu. Namun mereka tetap tidak mau terima. MEreka berteriak teriak denagn slogan mendukung Capres No 2.
Kemudian ketiga kali, mereka ini didekati oleh Banwaslu dengan alasan yang sama, bahwa Pemilu Capres sudah ditutup, dan semua TPS sudah tidak ada lagi yang buka untuk menerima pemilih saat itu. Mereka semakin keras berteriak dengan memaksa buka TPS tersebut.
Ketika petugas pembersih lapangan Victoria Park untuk membuka pagar pagar di pintu utama maka mereka semua pun masuk ke lapangan dan berteriak minta diadakan TPS untuk mereka. Jadi tidak benar bahwa mereka mendobrak pintu pagar untuk bisa masuk ke lapangan tetapi pintu pagar sengaja diangkat oleh petugas Hong Kong yang bertugas di Victoria park saat itu.
Pada saat mereka berteriak teriak tersebut, dilapangan masih ada Petugas PPLN, Banwaslu Hong Kong, KPU Pusat, Banwaslu Pusat, Utusan dari Polri, dan Media lokal serta Indonesia yang meliput. Semua upaya dialog dan penjelasan sudah dilakukan kepada mereka namun tetap ditolak.
Panitia tidak bisa lagi membuka TPS karena memang waktu yang diijinkan sudah tutup dan semua TPS sudah melakukan rekapitulasi pemilih yang datang ke TPS saat itu. Sementara keinginan mereka tetap sama yaitu harus bisa memilih saat itu juga dan tentu sebagian mereka tidak punya undangan. Ada beberapa yang punya undangan tetapi mereka tidak mau datang disaat jam yang ditentukan dalam undangan tersebut dengan alasan saat itu panas dan antrian masih panjang. Ada yag ditanya kenapa tadi pukul 5.00 saat disampaikan TPS mau tutup mereka tidak datang kesini tapi mereka malahan marah dan balik berteriak suruh buka sekarang juga.
Saya sendiri sampai sekarang tidak mengerti kemana mereka itu saat diteriaki melaui pengeras suara oleh panitia supaya datang segera ke TPS karena mau tutup tetapi mereka tidak ada datang sama sekali.
Dan kenapa tiba tiba bisa datang sekelompok orang pada waktu yang sama dengan menyatakan dari pendukung partai yang sama dan memaksakan keinginan mereka dengan dipimpin oleh para tokoh mereka yang sebenarnya sudah memilih sebelumnya karena ada bukti di jari mereka yang sudah diberi tinta tersebut.
Saya semakin bingung ketika mereka teriak di sosial media dengan angka yang lebih fantastis lagi menjadi 500 atau bahkan ribuan pendukung capres No 2 dirugikan di Hong Kong.
Saya semakin bingung ketika masalah beralih ke isu lain lain, termasuk adanya petugas yang memilih milih salah satu pendukung capres No 1 saja yang boleh masuk sedangkan capres No 2 tidak boleh. Padahal selama dari jam 9.00 -17.00 isu-isu tersebut tidak pernah ada.
Saya kira para pendukung Capres No 2 yang hadir saat itu dan telah melaksanakan hak pilihnya juga banyak dan bisa memberi penjelasan berimbang akan hal ini.
Semua ini mungkin hanya mereka itu yang bisa menjawab kebenarannya dan saya harapkan biarlah nanti akan terungkap kebenaran secara pelan pelan.
Mata saya sudah melihat, dan sudah saya sampaikan. Silahkan teman teman perhatikan dan analisa sendiri. Semoga apa yang kita berikan untuk tanah air tidak membuat kita bertepuk dada, dan semoga mereka yang salah mengerti akan apa yang dilakukan panitia bisa juga melakukan koreksi diri.
Semoga penjelasan ini dimengerti oleh teman teman semua.
Salam damai dari Hong Kong.
oleh Yolvis Sahardi
https://www.facebook.com/yolvis/post...52643287114560
Bagian 3

Bawaslu: Kisruh di Hong Kong Karena Pemilih yang Sudah Nyoblos Ingin Nyoblos Lagi
JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilu, Muhammad mengklarifikasi informasi yang beredar di masyarakat terkait kekisruhan pemilu presiden di Victoria Park, Hong Kong. Menurut dia, kekisruhan tersebut dipicu oleh kedatangan pemilih yang sudah mencoblos ke tempat pemungutan suara yang sudah ditutup.
"Tapi kosong TPS itu. Victoria Park sudah kosong. 30 menit setelah dinyatakan ditutup tiba-tiba gerombolan orang datang menyatakan, 'Kami belum memilih'," kata Muhammad di Jakarta, Senin (7/7/2014), seperti diberitakan KOMPAS.
"Sementara jarinya sudah warna hitam semua," lanjut dia.
Muhammad membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa massa yang datang tersebut belum memilih. Dia mengatakan, kedatangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap beberapa orang yang belum memilih.
Muhammad yang berada di lokasi saat kejadian mengatakan, penyelenggara tidak mungkin tidak melayani hak WNI untuk memilih jika sudah antre di TPS. Dia pun menegaskan, apabila para pemilih masih antre meski sudah lewat batas waktu pukul 17:00, maka akan tetap dilayani.
"Tapi media menganggap orang itu belum memilih. Demi Allah tidak seperti itu," tandas dia.
UPDATE
- dari salah seorang WNI di Hongkong...

ini Bagian 1
Quote:
Catatan Kecil Petugas KPPSLN Hong Kong
7 Juli 2014 pukul 10:06
Bismillahirohmanirohim
Tidak ada niat untuk mencari pembenar atau mencari kesalahan orang lain ketika saya menuliskan catatan ini. Anggap saja ini sebagai curahan hati saya sebagai salah satu petugas KPPSLN di Hong Kong.
Semenjak pukul 07.00 waktu Hong Kong panitia sudah berkumpul di Lapangan Rumput Victoria Park sebagai tempat perhelatan akbar PILPRES kali ini. Cuaca yang sangat ekstrem kali ini sudah menjadi tantangan bagi kami semua, panas dan pengap lagi puasa pula, sungguh menjadi tantangan bagi umat muslim yang sedang menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan kali ini. Kurang lebih pukul 08.30 TPS telah selesai di tata dan siap, seluruh petugaspun kembali ke TPS masing-masing dan dalam keadaan yang sudah basah kuyup, sekali lagi basah kuyup mandi keringat. Petugaspun berkumpul dan mulai disumpah serta berdoa sebelum menjalankan tugas. Sejurus kemudian saya menengok ke arah selatan dimana terletak pintu utama/ gerbang wow... sudah ratusan yang antri. Kamipun sesama petugas saling berbisik siap-siap ya ... pemilih akan lebih banyak dari pemilu legislatif kemaren.
Jam 9.00 kami sudah kebanjiran para pemilih dan itu berlangsung tanpa jeda sedikitpun hingga pukul 17.30. TPS kami melayani hampir 1800 pemilih. Bila dalam pemilu legislatif lalu satu TPS hanya berkisar 400-600 pemilih, kali ini setiap TPS rata-rata 1400- 1800 pemilih dengan jumlah petugas 7 orang di setiap TPS. Ada 13 TPS di HK dan 2 TPS di Macau.
Mbak, Mas, Ibu, Bapak... ketika anda semua mengeluhkan kepanasan kamipun sama kepanasan semenjak anda semua belum antri. Ketika mbak-mbak marah-marah mengatai kami tidak becus dan hanya duduk di dalam TPS, kami tidak hanya duduk. Dua orang (ketua TPS dan satu anggota) menulis pada setiap kertas suara yang akan pemilih gunakan, menandatanginya dan menyerahkan ke tangan anda semua. Tangan-tangan merekapun protes sebenarnya, ketika letih dan keju menyerang nulisin kertas suara 1800 tanpa henti, tapi kembali sadar bahwa kami harus melayani, memastikan bahwa semua harus berjalan dengan baik.Sebelumnya dua orang yang anda anggap duduk saja di ujung pintu masuk, mengecek data anda, memastikan benar dan suara anda tidak tertukar atau telah disalah gunakan. Sebab di ujung bilik suara sana ada 2 saksi dan satu orang panwaslu yang juga memastikan kerja kami harus benar dan clean.
Ketika kami memilih tidak duduk diam di dekat bilik suara, bertugas berbicara tiada henti menjelaskan kepada anda semua bagaimana cara mencoblos yang benar, memastikan kertas suara tidak cacat, mengingatkan dan memastikan bahwa anda tidak boleh membawa camera, HP serta tas anda ke dalam bilik suara. Sebab di ujung bilik suara ada 2 saksi yang juga mengawasi kerja kami, yang sering juga dengan sering berkata-kata pedas ketika mata kami meleng sedikit kemudian ada salah seorang pemilih tasnya ikut kebawa masuk, Tapi kembali kami harus menyadari semua menjalankan tugas masing-masing dan ingin memastikan bahwa semua harus berjalan lancar dan baik. Kadang dengan santainyapun pemilih tersebut juga berkata " Ribet amat sih, ntar kalau barangku hilang piye? kamu mau tanggung jawab!" Demi Allah dada saya berdesir ingin menangis ketika menjawab "Iya Mbak, kami akan jaga kok" hampir 1500 kali menjawab dan mengeluarkan suara kami. Tapi kamipun sungguh sadar dan terus berusaha mengerti bahwa anda semua juga telah antri, berdiri kepanasan berjam-jam. Untuk ketidaknyamanan dan kekurangan pelayanan kami, saya sebagai salah satu petugas mohon maaf.
Di tenda besar tengah sana, tak henti-hentinya petugas mengingatkan agar teman-teman tetap menjaga kesehatan, tetap tertib dan dan berbagi payung, sebab mendadak jam 10.00 turun hujan, sungguh cuaca sangat ekstrem. Kami di TPS juga kalang kabut, menyelamatkan kertas suara, komputer yang basah, bilik suara yang mendadak kebanjiran bahkan di TPS 13 sempat ambruk karena angin sangat kencang. Akibatnya sedikit ricuh, antrian semakin mengular, komputer ada yang Hang. Berkali-kali kami harus berkoordinasi memanggil Pak Didi, Pak Fajar, Pak Bukit untuk membuka password komputer yang mendadak eror atau macet. Dan beliau-beliau datang dengan sigap dengan keadaan basah setelah berhujan-hujan. Ya Allah, saya masih beruntung bisa berteduh dibawah tenda.
Pukul 16.00, semakin sering petugas melalui pengeras suara mengingatkan bahwa TPS akan di tutup jam 17.00, berharap agar teman-teman segera datang dan antri. Hong Kong adalah negara yang super ketat, mungkin tidak banyak yang tahu ketika kami sering di datangi petugas Victoria park, Polisi dan security yang daoso atau warning. Memperingatkan bahwa pengeras suara kita terlalu keras dan menurut aturan Hong Kong itu tidak di perbolehkan. Bahwa arah speaker sound system itu tidak boleh mengarah ke pemukiman, harus mengarah ke arah laut. Seberapa sering pihak HK terus mengawasi memastikan bahwa tidak ada keributan, mengingatkan bahwa waktu ijin bagi KJRI hanya sampai jam 17.00. Ah.. saya rasa semua kawan-kawan di HK sudah mahfum seberapa cerewetnya dan ketat orang Hong Kong tentang peraturan/perijinan.
16. 30 semua proses dipermudah untuk memberi kesempatan kepada semua pemilih, dan kami memasukkan ke DPT ( Daftar pemilih tambahan) semua yang hanya menggunakan KTP, Paspor Indonesia kami terima. Tentu saja kami tidak mengabaikan bahwa tetap harus jeli memeriksa jari dan ID yang digunakan memperhatikan wajah mereka sesuai atau tidak dengan fotonya.
17.03 setelah tak henti-hentinya ketua PPLN Pak Sam Aryadi mengumumkan ,mengingatkan bahwa gerbang akan ditutup akhirnya ditutuplah gerbang tersebut. Akan tetapi kami masih melayani para pemilih yang sudah masuk dalam area hingga kurang lebih pukul 17.20 menit, jadi TPS benar-benar tutup sekitar 17.30 an. Barulah kami semua mempersiapkan semua administrasi laporan. Saya yakin dengan yakin-yakinnya bahwa pada pukul 17.03 itu sudah tidak ada antrian di gerbang utama, semua sudah masuk dalam area dalam. Sebab posisi duduk saya adalah menghadap ke gerbang selatan.Ketika kami sedang berberes menyelesaikan laporan itulah datang dari arah timur segerombolan mbak-mbak yang mengacung-acungkan tangan, jumlahnya sekitar 50-70an orang awalnya.
Saya segera berlari ke Pak Sam dan Pak fajar yang ada di TPS 10 bertanya siapa itu dan ada apa, kami semuapun terkejut dan saling pandang, ada apakah ini? Bukankah tadi sudah hening, sudah aman dan tidak ada orang. Jeda peristiwa ini kurang lebih 30 menit setelah TPS ditutup. Semakin lama, semakin banyak yang berdatangan dengan meneriakkan yel-yel capres tertentu. Jumlahnya saya yakini tidak seperti di berita-berita sampai ribuan, awalnya hanya beberapa puluh dan kemudian semakin banyak sekitar 100- 200 an orang. Sungguh kami hanya bisa saling pandang ketika dengan mereka semakin banyak yang datang dari berbagai arah, seperti ada yang menggerakkan. Sayapun berusaha mendekat, dan inilah sekarang menjadi salah satu penyesalan saya. Saya tidak membawa camera saat itu, ketika mereka berteriak-teriak meminta pagar dibuka dan berteriak ingin nyoblos sembari meneriakkan nama salah satu capres, banyak juga diantara tangan-tangan mereka sudah yang berwarna alias bertinta. Saya pun menebah dada, Ya Allah, sudah demikian gampangkah teman-temanku terprovokasi? sudah sedemikian hebatnyakah aksi untuk memecah belah ini?
Saya semakin dibuat melongo ketika bertemu salah seorang kontributor media HK yang kebetulan adalah teman saya pula, Mbak Wijiati Supari. Beliau menyampaikan bahwa beliau menyaksikan bahwa ada seorang lelaki di luar sana yang sepertinya menggerakkan ini dan kemudian dia menghilang begitu saja ketika massa sudah tidak terkendali. Sayang ketika kami berusaha mencari jejak foto orang yang dimaksud di kamera Mbak Wiji, kami belum berhasil menemukannya. Kemudian kami berdua mencoba mendatangi Bu Helena (Konsul Sosbud KJRi HK) mencoba bertanya dan beliaupun sama bingungnya, mengapa mendadak bisa begini. Hal ini menguatkan pemikiran saya bahwa ada pihak-pihak yang tidak menginginkan PEMILU di HK ini damai, sebagai mana berbulan-bulan ini kita dibuai dengan segala macam berita hoak dan black campaign. Begitu mudahnya kita dibuat untuk saling menghujat, mengumbar aib calon pemimpin kita dan mempermalukan bangsa kita sendiri. Astaghfirulah....
Semalam ketika saya mendengar dari salah satu teman FLP di WA FLP sedunia berkaitan dengan TPS 13 yang diduga membuka TPS lagi, saya bisa jelaskan itu TIDAK BENAR, bahwa saat itu saya tahu teman-teman saya di TPS 13 sedang membuat laporan administrasi dan kemungkinan menghitung/ mencocokkan surat suara yang telah terpakai, bukan membuka TPS lagi.Mengenai ada oknum yang mengatakan bahwa memperbolehkan masuk bagi pencoblos capres 1, hal ini masih menjadi penyelidikan panitia. Yang pasti tidak ada TPS yang dibuka kembali saat kami di demo, tidak ada satu TPS pun yang menerima pemilih lagi setelah TPS ditutup.
Saya berharap BMI HK yang sudah pintar dan cerdas semua, melek tehnologi ini tidak gampang menjadi obyek yang di manfaatkan oknum-oknum dalam kancah politik ini. Jangan mudah percaya dan menyebarkan hal yang anda sendiri tidak tahu kebenarannya. Satu tambahan kalimat opini anda dalam menyebarkan berita, itu adalah blunder dan bisa menjadi fitnah-fitnah baru yang siap dimanfaatkan banyak pihak.Sekali lagi anggap saja ini curahan hati saya sebagai salah satu petugas yang sama sekali tidak sempurna, tapi tolonglah dimengerti bahwa kami seluruh Petugas PPLN HK sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan PEMILU. sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya bila masih banyak kekurangan di sana sini.
**UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK
Dhieny Megawati /Dian Tri Megawati
Petugas KPPSLN TPS 12
https://www.facebook.com/notes/10154360809985187/
7 Juli 2014 pukul 10:06
Bismillahirohmanirohim
Tidak ada niat untuk mencari pembenar atau mencari kesalahan orang lain ketika saya menuliskan catatan ini. Anggap saja ini sebagai curahan hati saya sebagai salah satu petugas KPPSLN di Hong Kong.
Semenjak pukul 07.00 waktu Hong Kong panitia sudah berkumpul di Lapangan Rumput Victoria Park sebagai tempat perhelatan akbar PILPRES kali ini. Cuaca yang sangat ekstrem kali ini sudah menjadi tantangan bagi kami semua, panas dan pengap lagi puasa pula, sungguh menjadi tantangan bagi umat muslim yang sedang menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan kali ini. Kurang lebih pukul 08.30 TPS telah selesai di tata dan siap, seluruh petugaspun kembali ke TPS masing-masing dan dalam keadaan yang sudah basah kuyup, sekali lagi basah kuyup mandi keringat. Petugaspun berkumpul dan mulai disumpah serta berdoa sebelum menjalankan tugas. Sejurus kemudian saya menengok ke arah selatan dimana terletak pintu utama/ gerbang wow... sudah ratusan yang antri. Kamipun sesama petugas saling berbisik siap-siap ya ... pemilih akan lebih banyak dari pemilu legislatif kemaren.
Jam 9.00 kami sudah kebanjiran para pemilih dan itu berlangsung tanpa jeda sedikitpun hingga pukul 17.30. TPS kami melayani hampir 1800 pemilih. Bila dalam pemilu legislatif lalu satu TPS hanya berkisar 400-600 pemilih, kali ini setiap TPS rata-rata 1400- 1800 pemilih dengan jumlah petugas 7 orang di setiap TPS. Ada 13 TPS di HK dan 2 TPS di Macau.
Mbak, Mas, Ibu, Bapak... ketika anda semua mengeluhkan kepanasan kamipun sama kepanasan semenjak anda semua belum antri. Ketika mbak-mbak marah-marah mengatai kami tidak becus dan hanya duduk di dalam TPS, kami tidak hanya duduk. Dua orang (ketua TPS dan satu anggota) menulis pada setiap kertas suara yang akan pemilih gunakan, menandatanginya dan menyerahkan ke tangan anda semua. Tangan-tangan merekapun protes sebenarnya, ketika letih dan keju menyerang nulisin kertas suara 1800 tanpa henti, tapi kembali sadar bahwa kami harus melayani, memastikan bahwa semua harus berjalan dengan baik.Sebelumnya dua orang yang anda anggap duduk saja di ujung pintu masuk, mengecek data anda, memastikan benar dan suara anda tidak tertukar atau telah disalah gunakan. Sebab di ujung bilik suara sana ada 2 saksi dan satu orang panwaslu yang juga memastikan kerja kami harus benar dan clean.
Ketika kami memilih tidak duduk diam di dekat bilik suara, bertugas berbicara tiada henti menjelaskan kepada anda semua bagaimana cara mencoblos yang benar, memastikan kertas suara tidak cacat, mengingatkan dan memastikan bahwa anda tidak boleh membawa camera, HP serta tas anda ke dalam bilik suara. Sebab di ujung bilik suara ada 2 saksi yang juga mengawasi kerja kami, yang sering juga dengan sering berkata-kata pedas ketika mata kami meleng sedikit kemudian ada salah seorang pemilih tasnya ikut kebawa masuk, Tapi kembali kami harus menyadari semua menjalankan tugas masing-masing dan ingin memastikan bahwa semua harus berjalan lancar dan baik. Kadang dengan santainyapun pemilih tersebut juga berkata " Ribet amat sih, ntar kalau barangku hilang piye? kamu mau tanggung jawab!" Demi Allah dada saya berdesir ingin menangis ketika menjawab "Iya Mbak, kami akan jaga kok" hampir 1500 kali menjawab dan mengeluarkan suara kami. Tapi kamipun sungguh sadar dan terus berusaha mengerti bahwa anda semua juga telah antri, berdiri kepanasan berjam-jam. Untuk ketidaknyamanan dan kekurangan pelayanan kami, saya sebagai salah satu petugas mohon maaf.
Di tenda besar tengah sana, tak henti-hentinya petugas mengingatkan agar teman-teman tetap menjaga kesehatan, tetap tertib dan dan berbagi payung, sebab mendadak jam 10.00 turun hujan, sungguh cuaca sangat ekstrem. Kami di TPS juga kalang kabut, menyelamatkan kertas suara, komputer yang basah, bilik suara yang mendadak kebanjiran bahkan di TPS 13 sempat ambruk karena angin sangat kencang. Akibatnya sedikit ricuh, antrian semakin mengular, komputer ada yang Hang. Berkali-kali kami harus berkoordinasi memanggil Pak Didi, Pak Fajar, Pak Bukit untuk membuka password komputer yang mendadak eror atau macet. Dan beliau-beliau datang dengan sigap dengan keadaan basah setelah berhujan-hujan. Ya Allah, saya masih beruntung bisa berteduh dibawah tenda.
Pukul 16.00, semakin sering petugas melalui pengeras suara mengingatkan bahwa TPS akan di tutup jam 17.00, berharap agar teman-teman segera datang dan antri. Hong Kong adalah negara yang super ketat, mungkin tidak banyak yang tahu ketika kami sering di datangi petugas Victoria park, Polisi dan security yang daoso atau warning. Memperingatkan bahwa pengeras suara kita terlalu keras dan menurut aturan Hong Kong itu tidak di perbolehkan. Bahwa arah speaker sound system itu tidak boleh mengarah ke pemukiman, harus mengarah ke arah laut. Seberapa sering pihak HK terus mengawasi memastikan bahwa tidak ada keributan, mengingatkan bahwa waktu ijin bagi KJRI hanya sampai jam 17.00. Ah.. saya rasa semua kawan-kawan di HK sudah mahfum seberapa cerewetnya dan ketat orang Hong Kong tentang peraturan/perijinan.
16. 30 semua proses dipermudah untuk memberi kesempatan kepada semua pemilih, dan kami memasukkan ke DPT ( Daftar pemilih tambahan) semua yang hanya menggunakan KTP, Paspor Indonesia kami terima. Tentu saja kami tidak mengabaikan bahwa tetap harus jeli memeriksa jari dan ID yang digunakan memperhatikan wajah mereka sesuai atau tidak dengan fotonya.
17.03 setelah tak henti-hentinya ketua PPLN Pak Sam Aryadi mengumumkan ,mengingatkan bahwa gerbang akan ditutup akhirnya ditutuplah gerbang tersebut. Akan tetapi kami masih melayani para pemilih yang sudah masuk dalam area hingga kurang lebih pukul 17.20 menit, jadi TPS benar-benar tutup sekitar 17.30 an. Barulah kami semua mempersiapkan semua administrasi laporan. Saya yakin dengan yakin-yakinnya bahwa pada pukul 17.03 itu sudah tidak ada antrian di gerbang utama, semua sudah masuk dalam area dalam. Sebab posisi duduk saya adalah menghadap ke gerbang selatan.Ketika kami sedang berberes menyelesaikan laporan itulah datang dari arah timur segerombolan mbak-mbak yang mengacung-acungkan tangan, jumlahnya sekitar 50-70an orang awalnya.
Saya segera berlari ke Pak Sam dan Pak fajar yang ada di TPS 10 bertanya siapa itu dan ada apa, kami semuapun terkejut dan saling pandang, ada apakah ini? Bukankah tadi sudah hening, sudah aman dan tidak ada orang. Jeda peristiwa ini kurang lebih 30 menit setelah TPS ditutup. Semakin lama, semakin banyak yang berdatangan dengan meneriakkan yel-yel capres tertentu. Jumlahnya saya yakini tidak seperti di berita-berita sampai ribuan, awalnya hanya beberapa puluh dan kemudian semakin banyak sekitar 100- 200 an orang. Sungguh kami hanya bisa saling pandang ketika dengan mereka semakin banyak yang datang dari berbagai arah, seperti ada yang menggerakkan. Sayapun berusaha mendekat, dan inilah sekarang menjadi salah satu penyesalan saya. Saya tidak membawa camera saat itu, ketika mereka berteriak-teriak meminta pagar dibuka dan berteriak ingin nyoblos sembari meneriakkan nama salah satu capres, banyak juga diantara tangan-tangan mereka sudah yang berwarna alias bertinta. Saya pun menebah dada, Ya Allah, sudah demikian gampangkah teman-temanku terprovokasi? sudah sedemikian hebatnyakah aksi untuk memecah belah ini?
Saya semakin dibuat melongo ketika bertemu salah seorang kontributor media HK yang kebetulan adalah teman saya pula, Mbak Wijiati Supari. Beliau menyampaikan bahwa beliau menyaksikan bahwa ada seorang lelaki di luar sana yang sepertinya menggerakkan ini dan kemudian dia menghilang begitu saja ketika massa sudah tidak terkendali. Sayang ketika kami berusaha mencari jejak foto orang yang dimaksud di kamera Mbak Wiji, kami belum berhasil menemukannya. Kemudian kami berdua mencoba mendatangi Bu Helena (Konsul Sosbud KJRi HK) mencoba bertanya dan beliaupun sama bingungnya, mengapa mendadak bisa begini. Hal ini menguatkan pemikiran saya bahwa ada pihak-pihak yang tidak menginginkan PEMILU di HK ini damai, sebagai mana berbulan-bulan ini kita dibuai dengan segala macam berita hoak dan black campaign. Begitu mudahnya kita dibuat untuk saling menghujat, mengumbar aib calon pemimpin kita dan mempermalukan bangsa kita sendiri. Astaghfirulah....
Semalam ketika saya mendengar dari salah satu teman FLP di WA FLP sedunia berkaitan dengan TPS 13 yang diduga membuka TPS lagi, saya bisa jelaskan itu TIDAK BENAR, bahwa saat itu saya tahu teman-teman saya di TPS 13 sedang membuat laporan administrasi dan kemungkinan menghitung/ mencocokkan surat suara yang telah terpakai, bukan membuka TPS lagi.Mengenai ada oknum yang mengatakan bahwa memperbolehkan masuk bagi pencoblos capres 1, hal ini masih menjadi penyelidikan panitia. Yang pasti tidak ada TPS yang dibuka kembali saat kami di demo, tidak ada satu TPS pun yang menerima pemilih lagi setelah TPS ditutup.
Saya berharap BMI HK yang sudah pintar dan cerdas semua, melek tehnologi ini tidak gampang menjadi obyek yang di manfaatkan oknum-oknum dalam kancah politik ini. Jangan mudah percaya dan menyebarkan hal yang anda sendiri tidak tahu kebenarannya. Satu tambahan kalimat opini anda dalam menyebarkan berita, itu adalah blunder dan bisa menjadi fitnah-fitnah baru yang siap dimanfaatkan banyak pihak.Sekali lagi anggap saja ini curahan hati saya sebagai salah satu petugas yang sama sekali tidak sempurna, tapi tolonglah dimengerti bahwa kami seluruh Petugas PPLN HK sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan PEMILU. sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya bila masih banyak kekurangan di sana sini.
**UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK
Dhieny Megawati /Dian Tri Megawati
Petugas KPPSLN TPS 12
https://www.facebook.com/notes/10154360809985187/
Bagian 2 (Tambahan)
Quote:
Kronologis Kericuhan di Akhir Pesta Demokrasi di Hong Kong.
Untuk Teman yang bertanya tanya, ini penjelasan saya semoga bisa mengerti meskipun agak panjang. Maaf terlambat, karena saya menyiapkan penjelasan ini sambil dikejar kejar menyiapkan hal lain diwaktu kerja saya.
Saya disini ingin berbagi apa yang saya lihat dan saya alami sendiri di menit-menit akhir pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan di Victoria park, Hong Kong kemaren 6 Juli 2014. Saya sampaikan ini karena begitu banyaknya berita beredar, dan teman teman yang bertanya dan minta klarifikasi kebenarannya, sementara saya sendiri memang ada di lokasi kejadian dengan memegang kamera menghadap mereka pada saat saat akhir itu.
Awalnya Pemilu Capres ini berjalan lancar, dimana Petugas PPLN dan KPPSLN sudah siap di lokasi pukul 7.00 dan kemudian PPLN ini membagikan logistik seperti kotak suara, surat suara atribut atribut dan papan petunjuk serta ATK kepada masing masing KPPSLN, petugas KPPSLN lalu menata di TPS masing masing dan pemilihan dimulai sesuai dengan rencana pukul 9.00.
Pada saat waktu berjalan dari pukul 9.00 – 17.00 setiap TPS bekerja dengan sangat cepat karena harus menyelesaikan paling sedikit 200 orang pemilih per jamnya. Artinya setiap menit panitia di tiap TPS dari 13 TPS yang ada harus berusaha untuk menyelesaikan 3 orang pemilih. Mengapa dipaksa begitu cepat bekerjanya, karena jumlah pemilih yang datang memang sangat banyak sekali. Sebagian besar dari pemilih ini adalah pemilih yang belum terdaftar sama sekali namun ingin memilih dan mereka ini diijinkan juga memilih asalkan mereka didaftarkan terlebih dahulu pada pihak panitia yang sudah menyiapkan perangkat computer sebelumnya.
Panitia membagi jalur masuk menjadi 3 jalur yang terdiri dari:
- Jalur hijau yang khusus untuk mereka yang bawa undangan (meskipun jam yang ditentukan tidak sama dengan jam kedatangan mereka namun tetap diijinkan memilih)
- Jalur Kuning yang khusus untuk mereka yang belum mendaftar sama sekali dan hanya berbekal KTP Hong Kong atau Pasport datang ke tempat pemilihan. Mereka ini yang jumlahnya paling banyak hampir 70% pemilih. (mereka akan diijinkan memilih setelah didata petugas terlebih dahulu)
- Jalur Merah, mereka ini adalah yang bingung karena berbagai hal, misalnya sudah terdaftar melalui pos tetapi berubah ingin memilih langsung saat itu atau mereka yang sudah terdaftar tetapi kartunya hilang atau mereka yang sudah terdaftar tapi tidak tahu apa apa.
Sempat terjadi guyuran hujan deras beberapa menit di pagi hari sekitar pukul 10.10 yang membuat pemilih dan panitia panik. Pemilih panik karena tidak mau keluar dari antrian yang sudah mulai panjang sementara panitia panik khawatir terjadi korsleting pada perangkat laptop yang berakibat terganggunya system input data dan back up data yang ada. Beruntung hujan hanya sebentar dan udara kembali cerah.
Memang diakui terjadi antrian cukup panjang pada pemilihan kali ini dibandingkan Pileg bulan Maret lalu hal ini karena memang keinginan pemilih untuk menentukan sendiri calon presiden yang begitu tinggi yang dirasa sesuai dengan pilihan hati mereka. Tetapi ada hal yang tidak mereka ketahui, bahwa mereka sebenarnya tidak mendaftar sebelumnya jadi pemilih sehingga itu memerlukan proses dahulu. Ada juga yang sudah menerima surat tapi bingung mengikuti petunjuk di surat tersebut.
Pada pukul 4.45 Banwaslu sudah menyampaikan melalui pengeras suara bahwa mereka akan menutup tempat kampung TPS Victoria Park tersebut pada pukul 5.00 sore dan meminta semua untuk segera masuk memilih bagi yang belum. Pengumuman ini diulangi lagi 10 menit kemudian. Pada saat itu masih ada beberapa orang diluar yang masih antri dan akhirnya mereka disuruh masuk semua pukul 4.55 dan langsung diarahkan ke TPS yang dipandu petugas PPLN dan termasuk Bapak Konjen sendiri yang mengarahkan mereka.
Pukul 5.05 panitia menyatakan tidak ada lagi pemilih yang antri diluar dan dengan mengucap rasa syukur kampung TPS ditutup. Bagi yang sudah masuk didalam lokasi masih terus diijinkan memilih di TPS yang ditunjuk sampai semua selesai.
Pukul 5.25 Petugas Banwaslu mengingatkan semua KPPSLN melalui pengeras suara untuk segera membuat rekapitulasi pemilu di masing masing TPS dan menyiapkan 1 copy untu Banwaslu dan 1 copy untuk saksi.
Pukul 5.30 datang serombongan orang yang diperkirakan antara 70 orang sampai 100 yang berteriak teriak menduikung capres No 2 dan meminta diijinkan memilih.
Pertama mereka ditemui oleh petugas PPLN yang jelas jelas mengatakan tidak bisa karena semua TPS sudah tutup dan melakukan rekapitulasi saat itu. Mereka lalu diminta keluar dari pagar pintu masuk ke lapangan.
Para pemilih tersebut tidak puas, lalu tetap berteriak teriak. Lalu kedua dihampiri lagi oleh petugas KJRI yang menjelaskan kepada mereka alasan kenapa tidak bisa diijinkan memilih lagi saat itu. Namun mereka tetap tidak mau terima. MEreka berteriak teriak denagn slogan mendukung Capres No 2.
Kemudian ketiga kali, mereka ini didekati oleh Banwaslu dengan alasan yang sama, bahwa Pemilu Capres sudah ditutup, dan semua TPS sudah tidak ada lagi yang buka untuk menerima pemilih saat itu. Mereka semakin keras berteriak dengan memaksa buka TPS tersebut.
Ketika petugas pembersih lapangan Victoria Park untuk membuka pagar pagar di pintu utama maka mereka semua pun masuk ke lapangan dan berteriak minta diadakan TPS untuk mereka. Jadi tidak benar bahwa mereka mendobrak pintu pagar untuk bisa masuk ke lapangan tetapi pintu pagar sengaja diangkat oleh petugas Hong Kong yang bertugas di Victoria park saat itu.
Pada saat mereka berteriak teriak tersebut, dilapangan masih ada Petugas PPLN, Banwaslu Hong Kong, KPU Pusat, Banwaslu Pusat, Utusan dari Polri, dan Media lokal serta Indonesia yang meliput. Semua upaya dialog dan penjelasan sudah dilakukan kepada mereka namun tetap ditolak.
Panitia tidak bisa lagi membuka TPS karena memang waktu yang diijinkan sudah tutup dan semua TPS sudah melakukan rekapitulasi pemilih yang datang ke TPS saat itu. Sementara keinginan mereka tetap sama yaitu harus bisa memilih saat itu juga dan tentu sebagian mereka tidak punya undangan. Ada beberapa yang punya undangan tetapi mereka tidak mau datang disaat jam yang ditentukan dalam undangan tersebut dengan alasan saat itu panas dan antrian masih panjang. Ada yag ditanya kenapa tadi pukul 5.00 saat disampaikan TPS mau tutup mereka tidak datang kesini tapi mereka malahan marah dan balik berteriak suruh buka sekarang juga.
Saya sendiri sampai sekarang tidak mengerti kemana mereka itu saat diteriaki melaui pengeras suara oleh panitia supaya datang segera ke TPS karena mau tutup tetapi mereka tidak ada datang sama sekali.
Dan kenapa tiba tiba bisa datang sekelompok orang pada waktu yang sama dengan menyatakan dari pendukung partai yang sama dan memaksakan keinginan mereka dengan dipimpin oleh para tokoh mereka yang sebenarnya sudah memilih sebelumnya karena ada bukti di jari mereka yang sudah diberi tinta tersebut.
Saya semakin bingung ketika mereka teriak di sosial media dengan angka yang lebih fantastis lagi menjadi 500 atau bahkan ribuan pendukung capres No 2 dirugikan di Hong Kong.
Saya semakin bingung ketika masalah beralih ke isu lain lain, termasuk adanya petugas yang memilih milih salah satu pendukung capres No 1 saja yang boleh masuk sedangkan capres No 2 tidak boleh. Padahal selama dari jam 9.00 -17.00 isu-isu tersebut tidak pernah ada.
Saya kira para pendukung Capres No 2 yang hadir saat itu dan telah melaksanakan hak pilihnya juga banyak dan bisa memberi penjelasan berimbang akan hal ini.
Semua ini mungkin hanya mereka itu yang bisa menjawab kebenarannya dan saya harapkan biarlah nanti akan terungkap kebenaran secara pelan pelan.
Mata saya sudah melihat, dan sudah saya sampaikan. Silahkan teman teman perhatikan dan analisa sendiri. Semoga apa yang kita berikan untuk tanah air tidak membuat kita bertepuk dada, dan semoga mereka yang salah mengerti akan apa yang dilakukan panitia bisa juga melakukan koreksi diri.
Semoga penjelasan ini dimengerti oleh teman teman semua.
Salam damai dari Hong Kong.
oleh Yolvis Sahardi
https://www.facebook.com/yolvis/post...52643287114560
Bagian 3
Quote:

Bawaslu: Kisruh di Hong Kong Karena Pemilih yang Sudah Nyoblos Ingin Nyoblos Lagi
JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilu, Muhammad mengklarifikasi informasi yang beredar di masyarakat terkait kekisruhan pemilu presiden di Victoria Park, Hong Kong. Menurut dia, kekisruhan tersebut dipicu oleh kedatangan pemilih yang sudah mencoblos ke tempat pemungutan suara yang sudah ditutup.
"Tapi kosong TPS itu. Victoria Park sudah kosong. 30 menit setelah dinyatakan ditutup tiba-tiba gerombolan orang datang menyatakan, 'Kami belum memilih'," kata Muhammad di Jakarta, Senin (7/7/2014), seperti diberitakan KOMPAS.
"Sementara jarinya sudah warna hitam semua," lanjut dia.
Muhammad membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa massa yang datang tersebut belum memilih. Dia mengatakan, kedatangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap beberapa orang yang belum memilih.
Muhammad yang berada di lokasi saat kejadian mengatakan, penyelenggara tidak mungkin tidak melayani hak WNI untuk memilih jika sudah antre di TPS. Dia pun menegaskan, apabila para pemilih masih antre meski sudah lewat batas waktu pukul 17:00, maka akan tetap dilayani.
"Tapi media menganggap orang itu belum memilih. Demi Allah tidak seperti itu," tandas dia.
UPDATE
- dari salah seorang WNI di Hongkong...

Diubah oleh tonitegarsahidi 07-07-2014 23:51
0
8.6K
Kutip
123
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan