- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KAMPANYE HITAM : KEBEBASAN atau KEBABLASAN?


TS
Connel007
KAMPANYE HITAM : KEBEBASAN atau KEBABLASAN?
Spoiler for Pengertian Kampanye Hiitam:
Kampanye Hitam (Black Campaign) : Kampanye untuk menjatuhkan lawan politik melalui isu-isu yang tidak berdasar. Metode yang digunakan biasanya desas-desus dari mulut ke mulut dan sekarang ini telah memanfaatkan kecanggihan teknologi, multimedia dan media massa.
BTW
yah gan ini hanya tulisan anak SMAN 3 KOTA SERANG yang menuangkan opininya dalam tulisan ini 


Quote:
Setiap lima tahun sekali, kita dihadapkan dengan wajah-wajah baru di kertas suara dalam pemilihan umum. Ya, pemilihan presiden merupakan pesta musiman yang tidak akan pernah sepi diperbincangkan banyak orang. Tahun ini, saya memiliki sesuatu yang istimewa, untuk pertama kalinya berkesempatan menjadi pemilih pemula dalam pemilu presiden 9 juli nanti.
Dalam tulisan ini, saya sengaja memberikan tajuk “KAMPANYE HITAM : KEBEBASAN atau KEBABLASAN?” semata-mata karena saya berada pada posisi pemula. Kata tanya dalam tajuk di atas bermaksud untuk bertanya dengan sebenar-benarnya kepada para pembaca yang tentu saya rasa lebih paham dan mengerti hitam putih demokrasi dan politik negeri ini.
Pemilih Pemula
Menjadi pemilih pemula rupanya merupakan beban tersendiri bagi saya pribadi. Bagaimana tidak? Masa depan bangsa lima tahun ke depan berada di tangan ‘kita’. Dan lebih buruk lagi, pemilih pemula tak ubahnya seorang remaja yang baru baligh, masih terlalu polos dan lugu untuk membahas ini itu seputar politik. Jika diibaratkan, Kita tak ubahnya perahu kecil tanpa mesin yang diharuskan berlayar dan kemudian terombang ambil laut lepas. Lebih ironis, pemilih pemula menjadi sasaran empuk para politisi untuk menggelembungkan suaranya. Apapun cara dilakukan demi meraih suara-suara lugu pemilih pemula untuk kemenangan “Jagoan” mereka.
Dari sekian banyak cara yang dilakukan, publikasi berita-berita buruk dan negatif tentang calon presiden dan wakil presiden merupakan cara yang paling jitu. Cara yang lebih kita kenal “Kampanye Hitam” ini lebih efektif menghipnotis dan menangkap mangsanya. Tentu mangsanya tak lain adalah para pemilih pemula dan bahkan pemilih bukan pemula yang masih pemula. Mari kita ingat kembali, berapa banyak broad case massage di BBM kita yang membahas tentang berita-berita buruk dan kekurangan dari salah satu kandidat. Atau berapa sering kita membaca PM, tweet, status dan apapun itu di media massa yang berisi hal-hal bodoh tentang kandidat dan pemilu. Mulai dari menjelekkan, mencemooh, menghina, dan bahkan sampai pada level mendewakan calon-calon mereka.
Kampanye Hitam
Masih ingatkah kalian tentang tabloid OBOR RAKYAT yang menjelekkan pasangan Jokowi-JK tempo lalu? Atau tentang diangkat kembalinya isu penculikan yang dilakukan Prabowo pada peristiwa 98? Bukan hanya itu, isu Jokowi seorang nonmuslim, Jokowi dijadikan boneka, kehancuran rumah tangga Prabowo, masa lalu prabowo yang kelam dan masih banyak lagi isu-isu menggeliat memenuhi otak para pemilih. Dan inilah yang kemudian saya sebut kebablasan. Setiap hari dan bahkan setiap detik fitnah menyebar dimana-mana, keburukan demi keburukan tersyiar hingga ke pelosok desa, anak-anak tanpa dosa ditanami kebencian oleh orangtuanya, serta banyak kaum-kaum ‘Sok Tahu’ muncul ke permukaan seolah menjadi pahlawan.
Berbicara tentang kaum sok tahu, atau saya lebih suka menyebutnya kaum Dodolis, maka kita akan berbicara tentang orang-orang di sekitar kita. Tentu saya yakin anda pernah melihat seseorang di dekat anda berbicara dengan sangat menggebu-gebu membahas tentang keunggulan salah satu kandidat dan juga berlanjut pada kejelekkan kandidat yang lain. Dia memposisikan dirinya sebagai seorang ‘Pemilih Cerdas’ yang peduli pada nasib bangsa. Padahal, dia tak lain adalah ‘Pemilih Sok Tahu’ yang menggadaikan harga dirinya sendiri demi kandidat yang katanya baik bagi bangsa dan bagi isi dompetnya.
Jadilah Pemilih Cerdas
Kawan-kawan, para pembaca yang dirahmati Tuhan, jadilah pemilih cerdas. Pemilih cerdas adalah pemilih yang mengetahui seluk-beluk, latar belakang, pendidikan, track record dan visi misi kandidatnya. Pemilih cerdas adalah pemilih yang mengkampanyekan kandidatnya dengan cara yang baik, sopan dan tidak menjurus pada kecintaan berlebihan. Tidak mengumbar aib kandidat lain dan tidak pula menjadi bagian dari kaum Dodolis.
Siapapun yang terpilih nanti, percayalah bahwa Prabowo-Hatta Rajasa, Jokowi-Jusuf Kalla, mereka adalah orang-orang hebat yang pasti akan memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Hargailah mereka, karena mereka bukan kita yang hanya sekedar bicara.
Luruskan niatmu, tentukan pilihanmu!
Asep Kurniawan
Pemilih Pemula
Dalam tulisan ini, saya sengaja memberikan tajuk “KAMPANYE HITAM : KEBEBASAN atau KEBABLASAN?” semata-mata karena saya berada pada posisi pemula. Kata tanya dalam tajuk di atas bermaksud untuk bertanya dengan sebenar-benarnya kepada para pembaca yang tentu saya rasa lebih paham dan mengerti hitam putih demokrasi dan politik negeri ini.
Pemilih Pemula
Menjadi pemilih pemula rupanya merupakan beban tersendiri bagi saya pribadi. Bagaimana tidak? Masa depan bangsa lima tahun ke depan berada di tangan ‘kita’. Dan lebih buruk lagi, pemilih pemula tak ubahnya seorang remaja yang baru baligh, masih terlalu polos dan lugu untuk membahas ini itu seputar politik. Jika diibaratkan, Kita tak ubahnya perahu kecil tanpa mesin yang diharuskan berlayar dan kemudian terombang ambil laut lepas. Lebih ironis, pemilih pemula menjadi sasaran empuk para politisi untuk menggelembungkan suaranya. Apapun cara dilakukan demi meraih suara-suara lugu pemilih pemula untuk kemenangan “Jagoan” mereka.
Dari sekian banyak cara yang dilakukan, publikasi berita-berita buruk dan negatif tentang calon presiden dan wakil presiden merupakan cara yang paling jitu. Cara yang lebih kita kenal “Kampanye Hitam” ini lebih efektif menghipnotis dan menangkap mangsanya. Tentu mangsanya tak lain adalah para pemilih pemula dan bahkan pemilih bukan pemula yang masih pemula. Mari kita ingat kembali, berapa banyak broad case massage di BBM kita yang membahas tentang berita-berita buruk dan kekurangan dari salah satu kandidat. Atau berapa sering kita membaca PM, tweet, status dan apapun itu di media massa yang berisi hal-hal bodoh tentang kandidat dan pemilu. Mulai dari menjelekkan, mencemooh, menghina, dan bahkan sampai pada level mendewakan calon-calon mereka.
Kampanye Hitam
Masih ingatkah kalian tentang tabloid OBOR RAKYAT yang menjelekkan pasangan Jokowi-JK tempo lalu? Atau tentang diangkat kembalinya isu penculikan yang dilakukan Prabowo pada peristiwa 98? Bukan hanya itu, isu Jokowi seorang nonmuslim, Jokowi dijadikan boneka, kehancuran rumah tangga Prabowo, masa lalu prabowo yang kelam dan masih banyak lagi isu-isu menggeliat memenuhi otak para pemilih. Dan inilah yang kemudian saya sebut kebablasan. Setiap hari dan bahkan setiap detik fitnah menyebar dimana-mana, keburukan demi keburukan tersyiar hingga ke pelosok desa, anak-anak tanpa dosa ditanami kebencian oleh orangtuanya, serta banyak kaum-kaum ‘Sok Tahu’ muncul ke permukaan seolah menjadi pahlawan.
Berbicara tentang kaum sok tahu, atau saya lebih suka menyebutnya kaum Dodolis, maka kita akan berbicara tentang orang-orang di sekitar kita. Tentu saya yakin anda pernah melihat seseorang di dekat anda berbicara dengan sangat menggebu-gebu membahas tentang keunggulan salah satu kandidat dan juga berlanjut pada kejelekkan kandidat yang lain. Dia memposisikan dirinya sebagai seorang ‘Pemilih Cerdas’ yang peduli pada nasib bangsa. Padahal, dia tak lain adalah ‘Pemilih Sok Tahu’ yang menggadaikan harga dirinya sendiri demi kandidat yang katanya baik bagi bangsa dan bagi isi dompetnya.
Jadilah Pemilih Cerdas
Kawan-kawan, para pembaca yang dirahmati Tuhan, jadilah pemilih cerdas. Pemilih cerdas adalah pemilih yang mengetahui seluk-beluk, latar belakang, pendidikan, track record dan visi misi kandidatnya. Pemilih cerdas adalah pemilih yang mengkampanyekan kandidatnya dengan cara yang baik, sopan dan tidak menjurus pada kecintaan berlebihan. Tidak mengumbar aib kandidat lain dan tidak pula menjadi bagian dari kaum Dodolis.
Siapapun yang terpilih nanti, percayalah bahwa Prabowo-Hatta Rajasa, Jokowi-Jusuf Kalla, mereka adalah orang-orang hebat yang pasti akan memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Hargailah mereka, karena mereka bukan kita yang hanya sekedar bicara.
Luruskan niatmu, tentukan pilihanmu!
Asep Kurniawan
Pemilih Pemula
Spoiler for pictured by : Ahmad Firdaus (10th):

Makasih gan udah mampir di trit ane semoga kita semua di berkati tuhan yang maha esa 

0
2K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan