Broadcast BBM dari Andi Arief:
APA yang bisa menyebabkan Jokowi-JK KALAH?


PDI-P melupakan struktur konvensional--Realitas social media, realitas media, realitas survey pada akhirnya akan bergantung pada figur dan struktur politik yang terbangun oleh partai dan koalisi partai dan hasil pengorganisiran baru maupun yang spontanitas.

PDI-P pernah diajarkan rakyat bagaimana mengkonsentrasikan dukungan di jalan diponegoro kantor PDIP cukup membantu pengembangan struktur bahkan menularkan hadirnya titik-titik yang ribuan jumlahnya --kita sebut kemudian struktur posko. Tak ada 33 persen suara PDI-P 1999 jika posko tak didirikan.

Figurr Megawati saja tidak cukup kuat. Golkar saja saat soeharto berkuasa pembangunan struktur partai, ormas dan organ-organ lainnya berlangsung besar-besaran. Indonesia belum mendapat seorang figur kuat yang teruji dalam pemilu maupun gerakan ekstra parlementer. Baru SBY tahun 2004 dan 2009 hingga saat ini-- yang dukungannnya terbesar dalam sejarah sistem politik.

Saya mengkhawatirkan ada cara pandang bahwa Jokowi sudah pasti menang. Syarat-syarat struktur kemenangan tidak terpenuhi, kekuatan figur terus tergerus karena buruknya kinerja, dan gerakan spontanitas terasa sepi. Kompas, Tempo dan social media yang awalnya dominan, kini mendapatkan perlawanan.

Lalu apa yang dimiliki Jokowi dan JK? yang dimilikinya adalah rasa was-was, apakah mesin ketiga partai koalisi bekerja? inilah problemnya, sehingga solusinya bukan ibu Irina pake jilbab dan Jokowi menjadi Imam sholat dan disorot media.