JAKARTA- Calon presiden dan calon wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, mampu menampilkan data dalam debat final calon presiden. Beberapa pertanyaan serangan dari Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) kepada Prabowo-Hatta pun mampu diatasi.

Pengamat Politik Universitas Indonesi (UI), Agung Suprio, menilai strategi serangan yang dilakukan Jokowi-JK dengan menggunakan masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) mampu dipatahkan oleh pasangan Prabowo-Hatta.

"Strategi 'operan pendek' yang diterapkan kubu Jokowi-JK ternyata berhasil dipatahkan oleh kubu Prabowo-Hatta. Jokowi-JK menggunakan periode waktu pendek yaitu masa SBY-Budiono untuk mengkritik Prabowo-Hatta. Sementara Prabowo-Hatta memanjangkan periode waktu sejak zaman Mega untuk menyerang balik Jokowi-JK," kata Agung saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (6/7/2014).

Agung mencontohkan, pertanyaan Jokowi-JK terkait kleptokrasi dan listrik terjadi di semua rezim kepemimpinan. Namun, itu menjadi keuntungan bagi Prabowo-Hatta lantaran keadaan tersebut lebih di zaman SBY ketimbang Megawati.

"Masalah kleptokrasi, hutan lindung, dan listrik terjadi pada semua rezim. Justru Prabowo-Hatta mengambil keuntungan dari rezim SBY yang mampu lebih baik dari rezim Megawati dengan data statistik yang ditampilkan oleh Hatta," tukasnya.(fid) (ahm)

http://m.okezone.com/read/2014/07/06/567/1008876/prabowo-hatta-patahkan-strategi-operan-pendek-jokowi-jk



Walau secara keseluruhan penampilan Prabowo - Hatta lebih prima dan unggul, tapi tetap aja tak lepas dari blunder mendasar salah sebut adipura menjadi kalpataru



Tapi poinnya sebetulnya bisa dimengerti dibawah pemerintahan jokowi, solo tak pernah dpt adipura dan jakarta tak lg dapat adipura


yg jelas Hatta memang melakukan blunder, tapi gak terlalu separah duo gagap yg dari awal diselenggarakan debat sampai debat terakhir ngomong aja gagap begitu, gak meyakinkan buat jadi pemimpin 250 juta lebih rakyat