Quote:
Kendala penyaluran bahan bakar minyak dan liquefied petroleum gas (LPG) pada arus mudik dan arus balik Idul Fitri 1435 Hijriyah dibahas dalam rapat penyusunan buku panduan Ramadhan dan Idul Fitri 1435 Hijriyah di gedung Migas, Jakarta, Senin, 30 Juni 2014.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan kemacetan di jalur mudik menjadi salah satu hambatan distribusi saat hari raya. "Kemacetan total pada beberapa ruas jalur mudik utama seperti jalur Jakarta-Cikampek hingga Tegal menghambat mobilitas mobil tangki Pertamina dalam menyalurkan BBM dan LPG," kata Edy dalam keterangan tertulis di situs Kementerian ESDM, dikutip Selasa, 1 Juli 2014.
Untuk mengantisipasi masalah ini, Edy mengatakan akan disediakan produk bahan bakar minyak nonsubsidi dalam kemasan 1, 5, 10, dan 20 liter. Bahan bakar minyak dalam kemasan ini akan dijual di kios-kios di jalur Pantai Utara Jawa dan jalur alternatif. "Diharapkan hal ini dapat menekan antrean pembelian BBM di SPBU, terutama di jalur-jalur padat," ujar Edy.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM akan mengeluarkan surat keterangan penyalur sementara bagi agen-agen penjual untuk mendukung penjualan BBM dalam kemasan ini. Pada 12 Juli-12 Agustus 2014 atau H-15 hingga H+15, penggunaan BBM bersubsidi jenis Premium diperkirakan akan meningkat 14 persen dari 80.926 kiloliter per hari menjadi 91.830 kiloliter per hari. Sedangkan konsumsi solar bersubsidi diperkirakan turun sekitar 4,9 persen dari rata-rata 40.626 kiloliter per hari menjadi 38.628 kiloliter per hari.
sumber:
TEMPO
yakin dijual dalam kemasan? lalu kiosnya seperti apa? apa harganya bisa terjamin sama? kok aku mikirnya ini ga guna dan mungkin bisa lebih parah nantinya ya
Quote:
BBM Dalam Kemasan Lebih Mahal
Vice President Fuel Retail Marketing PT Pertamina (Persero) Muhammad Iskandar mengatakan bahwa harga bahan bakar minyak kemasan yang disediakan Pertamina untuk mudik dibanderol lebih mahal dibandingkan harga BBM di SPBU biasa. “Selisihnya sekitar Rp 1.000 per liter dibandingkan harga Pertamax dan Pertamax Plus di SPBU Pertamina,” ujarnya kepada Tempo di Jakarta pada Kamis, 3 Juli 2014.
Selisih harga tersebut, kata Iskandar, disebabkan biaya distribusi BBM kemasan ke titik-titik penjualan yang disediakan Pertamina di sepanjang jalur Pantai Utara Jawa (Pantura). “Produk BBM kemasan memang ditujukan untuk pemudik yang melalui jalur alternatif di Pantura karena di sana jarang sekali ada SPBU,” kata Iskandar. Andaikan ada SPBU, ia melanjutkan, pasti terjadi antrean kendaraan dan kerap membuat macet lalu lintas.
Pertamina, menurut Iskandar, akan menyediakan 50 ribu liter BBM kemasan per hari selama H-15 hingga H+15 Lebaran. Di samping itu, Pertamina akan memakai stan khusus yang didesain untuk memasarkan BBM kemasan di jalur mudik. “Kira-kira akan ada seratus titik di sepanjang jalur alternatif mulai Karawang sampai Panarukan untuk stan khusus Pertamina,” ujarnya.
Stan khusus itu memiliki corak warna dominan merah, putih, dan biru layaknya warna SPBU. Namun bentuknya sangat minimalis dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi yakni 2 meter, 1,5 meter, dan 2,5 meter. "Stan resmi Pertamina yang menjual BBM kemasan ketika mudik akan dilayani oleh petugas khusus yang berseragam resmi Pertamina,” kata Iskandar.
sumber:
TEMPO