- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
NEGERI KEMUNAFIKAN
TS
ramlis461
NEGERI KEMUNAFIKAN
Quote:
Oleh : dr. H. Prima Nofeki Syahrir, MM
Quote:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakatuh,
Pandangan saya nanar. Bapak Kepala Dinas terus saja nyerocos tanpa bisa dihentikan oleh siapapun. Mana ada yang berani menginterupsi beliau, bisa kuwalat nanti. “Pokoknya dalam waktu 1 bulan ini semua data yang perlu divisualisasikan sudah harus terpampang di dinding. Cakupan dalam data itu minimal harus 80 persen. Terserah bagaimana cara kalian membuatnya. Saya tidak mau dipermalukan dihadapan tim penilai nanti. Paham semua..!” Suara Kepala Dinas terasa mengguntur. Kami terdiam.Lalu seperti dikomando serentak menjawab “Ya Paak”. Bapak Kepala Dinas masih memberikan beberapa instruksi sambil mengitari seluruh ruangan. Saya berjalan agak disamping belakang Kepala Dinas sambil berkali-kali menjawab petunjuk yang beliau berikan...”Ya Pak...Ya Pak..Ya Pak...”
Pengaruh Kepala Dinas ke staf Puskesmas yang saya pimpin itu betul-betul luar biasa.
Quote:
Besoknya semua pada kasak kusuk. Ada yang membeli spidol warna, ada yang membeli kertas grafik, penggaris, lem, paku, dan seabrek keperluan lainnya untuk membuat data-data cakupan Puskesmas. Data-data ini akan ditempelkan di dinding Puskesmas dekat loket karcis sesuai petunjuk Kepala Dinas. Semua yang akan dikerjakan itu, menurut Kepala Dinas dinamakan visualisasi data. Visualisasi data ini banyak gunanya. Pertama dia akan mempercantik tampilan Puskesmas. Kedua, akan memberikan informasi kepada masyarakat tentang kinerja Puskesmas. Ketiga, tentunya akan membuat tim penilai terkagum-kagum, sehingga kita bisa terpilih jadi juara Propinsi... Karena itu visualisasi data ini harus dibuat sebagus mungkin, baik tampilannya, maupun isinya. Yaa, se artistik mungkin lah...
Beberapa staf sibuk membuat slogan-slogan...”Kami siap melayani anda dengan segala ketulusan hati...Sepuluh budaya malu bagi pegawai negeri...Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati...Senyum anda adalah obat paling mujarab bagi penderita...” dan banyak lagi slogan yang lain. Tiba-tiba saja hampir seluruh staf Puskesmas punya semangat tinggi dan sangat kreatif.
Quote:
Sempat terjadi beberapa kali ketegangan diantara staf. Petugas KIA bersitegang dengan petugass gizi tentang sinkronisasi data ASI eksklusif. Petugas surveilans bersitegang dengan petugas P2M tentang data cakupan kasus diare dan DBD. Dilain waktu petugas Kesling komplain ke petugas P2M tentang data penyakit berbasis lingkungan. Ada ketidak cocokan data diantara kedua petugas ini. Petugas kesling sudah terlanjur menaikkan persentase cakupan air bersih, jamban, dan SPAL. Dengan data ini seharusnya kasus diare menurun. Kok di data P2M kasus diare masih tinggi. Petugas P2M berusaha merubah datanya sehingga seolah-olah terjadi penurunan kasus diare akibat peningkatan cakupan air bersih dan jamban. Tapi, kemudian setelah data itu ditempel di dinding, datanya tidak sinkron dengan petugas LB1. Di data LB1 kasus diare masih tinggi. Yah, ...begitulah. Kami kerja keras merekayasa semua data, berusaha sekuat tenaga mensinkronkannya, sehingga tim penilai Propinsi nantinya tidak banyak mempertanyakan. Kamipun menyepakati cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari tim penilai nanti. Jangan ada jawaban yang berbeda-beda, nanti ketahuan kita tidak kompak...
Quote:
Sebetulnya saya baru empat bulan bertugas di Puskesmas itu. Begitu ditempatkan saya langsung ditunjuk sebagai Pimpinan Puskesmas, tanpa SK, tanpa pelantikan seperti yang sedang trend sekarang ini, tanpa jabatan eselon tentunya. Tiga bulan lagi akan ada penilaian Puskesmas berprestasi tingkat Propinsi, dan Puskesmas kami “terpilih” mewakili Kabupaten. Hebat... Dalam rangka menyambut tim penilai itulah semua harus dibenahi. Pembenahan itu harus menyeluruh, bukan hanya visualisasi data, tapi juga kebersihan, kerapian, dan keindahan seluruh ruangan dalam gedung dan halaman Puskesmas. Taman Puskesmaspun, yang sebenarnya belum ada, harus dibuat dalam satu bulan ini.
Saya stres berat dibuatnya. Beberapa staf mengusulkan agar memindahkan bunga-bunga yang ada di rumah masing-masing ke Puskesmas. Istilahnya, dipinjamkan sementara, untuk penilaian. Nanti setelah penilaian berakhir, dikembalikan. Bunga-bunga itu dikubur bersama potnya, sehingga “tidak ketahuan” dan kelihatan seolah-olah taman ini sudah lama dibuat. Stres saya sedikit berkurang.
Beberapa staf mengusulkan agar beberapa bagian Puskesmas dicat. Saya mulai pusing lagi. Duit beli catnya dari mana? Upah tukang catnya gimana? “Biar tahun ini jasa medis kita dipotong Pak” salah seorang memberi usul. Yang lain setuju, tapi beberapa orang saya lihat bersungut-sungut waktu keluar ruangan. Ini adalah rapat staf ketujuh berturut-turut sejak kedatangan Kepala Dinas. Tentunya rapat yang sangat intens ini kami adakan dalam rangka menyambut kedatangan tim penilai Puskesmas Berprestasi tingkat Propinsi...
Quote:
Semua “stakeholder” terkait seperti Pak Camat, Ka UPT, Wali Nagari, Kepala Jorong, Kepala Sekolah, dan tokoh masyarakat yang akan memberikan sambutan semuanya sudah disiapkan. Bahan pidatopun sudah ada yang membuatkan...Wah, rasanya semua persiapan sudah kelar, termasuk konsumsi yang akan dihidangkan, harus masakan khas lokal. Ini pasti akan menambah nilai nantinya, karena Puskesmas berperan dalam melestarikan pangan lokal. Untuk acara penyambutan, sudah disiapkan juga tari pasambahan dari murid SD Negeri 01.
Wow, kami betul-betul mengeluarkan tenaga, pikiran, dan “hutang” yang banyak untuk penilaian ini. Bayangkan, kami mewakili Kabupaten, jadi harus optimal dong persiapannya.
Quote:
Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Saudara-Saudara yang saya hormati dan saya banggakan. Ternyata bukan kami saja yang melakukan cara-cara seperti ini dalam rangka menyambut lomba-lomba. Ingat, Negeri kita kan sangat senang mengadakan bermacam-macam lomba. Guna diadakan lomba-lomba ini adalah untuk memacu kinerja para penyelenggara Negara. Situasi yang sama akan anda temukan waktu penilaian lomba UKS, atau waktu penilaian lomba Nagari, atau lomba PKK, P2WKSS, dan sebagainya.
Sampai detik ini kami tak pernah menyadari, bahwa kami sudah melakukan pendidikan kemunafikan kepada generasi muda harapan bangsa. Kami tak pernah merasa berdosa sudah melakukan kebohongan secara masif. Kami tak pernah tahu, bahwa kami hanya membuat Negeri ini terlihat “seolah-olah” baik. Bila juara, kami tidak pernah sadar bahwa kami merayakan kemenangan kemunafikan kami. Kami adalah orang-orang yang menjadikan Negeri ini “Negeri Seolah-olah”......
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..
***EQ***
Quote:
Kunjungi juga tread terbaik ane, yang belum pernah menjadi HT
Selamatkan nyawa, dalam 10 menit pertama kematian
Selamatkan nyawa, dalam 10 menit pertama kematian
Diubah oleh ramlis461 05-07-2014 10:26
0
2K
Kutip
6
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan