- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sharing Cerita Penipuan (Hampir/Sudah Tertipu)


TS
xbrandonx
Sharing Cerita Penipuan (Hampir/Sudah Tertipu)
Dear Kaskuser,
kali ini saya mau sharing/berbagi mengenai kasus penipuan yang terjadi dan hampir terjadi di dalam kehidupan saya.
kali ini saya mau sharing/berbagi mengenai kasus penipuan yang terjadi dan hampir terjadi di dalam kehidupan saya.
Quote:
Tujuan dibuatnya thread ini adalah untuk berbagi informasi dan juga cerita tentang penipuan yang terjadi dan hampir terjadi di dalam kehidupan saya. Semoga Kaskuser lainnya dapat mengmbil hikmah dari hal-hal yang terjadi di kehidupan saya ini dan dapat menghindarinya. Amin



CERITA 1
Spoiler for CERITA1:
Tanggal 19 Juni, sekitar jam 1 siang.
Hari itu, saya tiba-tiba mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal. Awalnya saya kira ini teman kampus atau rekan kerja, namun ternyata yang menelepon adalah tetangga saya yang dimintai tolong oleh Ibu saya untuk menghubungi saya.
Sejenak saya berfikir dan merasa aneh, "Kenapa Ibu saya nggak langsung nelepon saya seperti biasa?"
Setelah bebrapa saat, kemudian suara ditelepon berganti dengan suara Ibu saya dengan nada panik dan agak brgetar. Secara singkat beliau bercerita bahwa Adik saya ditangkap polisi.
WHAT?
Kemudian Ibu saya bercerita lagi bahwa Adik saya di jebak temannya sehingga kena kasus narkoba.
Dengan tenang dan yakin saya mnjawab "Itu penipuan...".
Lalu Ibu saya bilang "Tapi itu suara adikmu, nangis-nangis.., Tolong kamu ke depan kampus Adik kamu, polisinya ada di depan kampus, di dalam mobil polisi... Polisinya minta transfer sekian 20 juta supaya adikmu nggak dipukulin dan selamat, supuya kasusnya nggak dibawa ke Kapolda dan diperlancar...
Disini saya sudah mulai terbawa suasana.
Mulai panik. Tapi terasa janggal.
Ibu saya lanjut bercerita, "Barusan jg polisinya minta ditransfer pulsa 100rb ke 3 nomer...".
(Inti percakapannya seperti itu, lupa detailnya tadi seperti apa. Kburu panik.)
Mendapat kabar yang bikin panik, saya lagsung bersiap mnuju depan kampus Adik saya, tap sebelumnya saya nelepon dulu ke HP Adik saya supaya tau posisi dia dimana.
Wah, jangan ditanya paniknya saat itu Gan, mana adik cuman satu-satunya lagi!
Setelah beberapa saat menunggu, telepon diangkat dan suara di seberang sana adalah suara Adik saya. "Halo?"
"Kamu dimana? Katanya kena kasus narkoba?", langsung saja saya tembak, nggak pakai basa-basi.
Dan Adik saya menjawab, "Kasus narkoba apaan!? Aku dikosan baru pulang praktek!"
Ya Tuhan, disitu saya langsung girang banget. Ternyata dia baik2 saja.
Langsung saya suruh Adik saya ke tempat tinggal saya buat memastikah bawah dia benar-benar baik-baik saja.
BINGO!
Berarti ini benar-benar penipuan.
Langsung saya teringat orang tua saya di rumah dan bergegas untuk segera memberitahu mereka. Takutnya mereka keburu nransfer uang ke Si Penipu!
Langsung saya buru-buru telepon HP Ibu saya namun tidak nyambung, selalu nada sibuk. Langsung saya telepon ke telepon rumah juga sibuk. Akhirnya saya telepon nomoe hape tetangga saya dan konfirmasi ke Ibu saya bahwa Adik saya baik-baik saya.
Disitu Gan, saya bisa denger suara Ibu saya teriak-teriak kegirangan.
Berdasarkan cerita Ibu saya, setelah saya mengkonfirmasi kepada Ibu saya bahwa Adik saya baik-baik saja dan kini sedang bersama saya, telpon Si Penipu tiba-tiba mati.
Usut punya usut, ternyata alasan kenapa saya tidak bisa menelepon ke telepon rumah dan HP Ibu saya itu dikarenakan dari jam 11 siang Si Penipu nggak putus-putus nelepon (nge-JAM) ke telepon rumah dan HP Ibu saya sampai saya mngkonfirmasi kpd Ibu saya bhwa Adik saya baik-baik saja.
Pada saat yang sama, kemudian Ibu saya cerita bahwa Ayah saya sedang menuju bank buat transfer ke penipu tersebut.
Aduh.
Panik lagi!
Akhirnya saya dan Adik saya berusaha sejuat tenaga buat menghubungi Ayah saya. Yang anehnya nomor hape Ayah saya tdk bisa d hubungi terus. Selalu sibuk.
Usut punya usut, ternyata pulsa yg diminta oleh penipu tsb dipakai buat nelepon telepon rumah, HP Ibu saya, dan HP Ayah saya dan memonitor Ayah dan Ibu saya melalui telepon. Dengan cara ini juga Ayah & Ibu jadi termonitori dan merasa terintimidasi dan nggak bisa menghubungi siapa-siapa.
Bayangkan saja Gan, Ibu-ibu dan Bapak-bapak dibentak-bentak bahwa anak kesayangannya kena kasus narkoba dan mau digebukin. Mana ada suara akting pura-purang jadi adik saya lagi, "Tolong aku Mah, tolong aku, Pak...." Mana pula orang tua nggak panil!
Bahkan saat Ayah dan Ibu saya mematikan telepon, komplotan penipu itu tetap nelepon lagi & mengancam org tua saya.
Menurut saya ini modus yang cerdik. Hape korban sengaja dibuat sibuk dan terus menerima telepon dari si Penipu sehingga korban tidak bisa menerima informasi dr org lain atau melakukan komunikasi dengan org lain.
Jujur, saya, adik, dan Ibu saya sempat panik saat hape Ayah tdk bs dihubungi. Takut Ayah saya keburu transfer ke penipu saking paniknya.
Alhamdulillah. masih di lindungi oleh Allah SWT. Karena kesal selalu dibentak-bentak oleh penipua yang mengaku polisis gadungan tersebut, tiba-tiba Ayah saya memutuskan tlpn dan secara tidak sengaja membaca SMS dari Adik saya yang berisi :
"Aku dan Kakak sehat dan baik-baik saja, Pak."
Semoga kejadian ini ada hikmahnya.
Oiya, kalau yg lagi gatel pengen iseng, boleh di bombardir nomor-nomor berikut ini :
081396604398
085311520871
082310647599
Dan Penipu tesebut menggunakan rekening BRI.
Terakhir kali coba dihubungi oleh Ayah saya adalah pada saat awal Ramdhan dan nomornya masih di pakai, Gan!
Semoga keluarga kita semua terhindar dr segala musibah. Amin.
Hari itu, saya tiba-tiba mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal. Awalnya saya kira ini teman kampus atau rekan kerja, namun ternyata yang menelepon adalah tetangga saya yang dimintai tolong oleh Ibu saya untuk menghubungi saya.
Sejenak saya berfikir dan merasa aneh, "Kenapa Ibu saya nggak langsung nelepon saya seperti biasa?"
Setelah bebrapa saat, kemudian suara ditelepon berganti dengan suara Ibu saya dengan nada panik dan agak brgetar. Secara singkat beliau bercerita bahwa Adik saya ditangkap polisi.
WHAT?
Kemudian Ibu saya bercerita lagi bahwa Adik saya di jebak temannya sehingga kena kasus narkoba.
Dengan tenang dan yakin saya mnjawab "Itu penipuan...".
Lalu Ibu saya bilang "Tapi itu suara adikmu, nangis-nangis.., Tolong kamu ke depan kampus Adik kamu, polisinya ada di depan kampus, di dalam mobil polisi... Polisinya minta transfer sekian 20 juta supaya adikmu nggak dipukulin dan selamat, supuya kasusnya nggak dibawa ke Kapolda dan diperlancar...
Disini saya sudah mulai terbawa suasana.
Mulai panik. Tapi terasa janggal.
Ibu saya lanjut bercerita, "Barusan jg polisinya minta ditransfer pulsa 100rb ke 3 nomer...".
(Inti percakapannya seperti itu, lupa detailnya tadi seperti apa. Kburu panik.)
Mendapat kabar yang bikin panik, saya lagsung bersiap mnuju depan kampus Adik saya, tap sebelumnya saya nelepon dulu ke HP Adik saya supaya tau posisi dia dimana.
Wah, jangan ditanya paniknya saat itu Gan, mana adik cuman satu-satunya lagi!
Setelah beberapa saat menunggu, telepon diangkat dan suara di seberang sana adalah suara Adik saya. "Halo?"
"Kamu dimana? Katanya kena kasus narkoba?", langsung saja saya tembak, nggak pakai basa-basi.
Dan Adik saya menjawab, "Kasus narkoba apaan!? Aku dikosan baru pulang praktek!"
Ya Tuhan, disitu saya langsung girang banget. Ternyata dia baik2 saja.
Langsung saya suruh Adik saya ke tempat tinggal saya buat memastikah bawah dia benar-benar baik-baik saja.
BINGO!
Berarti ini benar-benar penipuan.
Langsung saya teringat orang tua saya di rumah dan bergegas untuk segera memberitahu mereka. Takutnya mereka keburu nransfer uang ke Si Penipu!
Langsung saya buru-buru telepon HP Ibu saya namun tidak nyambung, selalu nada sibuk. Langsung saya telepon ke telepon rumah juga sibuk. Akhirnya saya telepon nomoe hape tetangga saya dan konfirmasi ke Ibu saya bahwa Adik saya baik-baik saya.
Disitu Gan, saya bisa denger suara Ibu saya teriak-teriak kegirangan.
Berdasarkan cerita Ibu saya, setelah saya mengkonfirmasi kepada Ibu saya bahwa Adik saya baik-baik saja dan kini sedang bersama saya, telpon Si Penipu tiba-tiba mati.
Usut punya usut, ternyata alasan kenapa saya tidak bisa menelepon ke telepon rumah dan HP Ibu saya itu dikarenakan dari jam 11 siang Si Penipu nggak putus-putus nelepon (nge-JAM) ke telepon rumah dan HP Ibu saya sampai saya mngkonfirmasi kpd Ibu saya bhwa Adik saya baik-baik saja.
Pada saat yang sama, kemudian Ibu saya cerita bahwa Ayah saya sedang menuju bank buat transfer ke penipu tersebut.
Aduh.
Panik lagi!
Akhirnya saya dan Adik saya berusaha sejuat tenaga buat menghubungi Ayah saya. Yang anehnya nomor hape Ayah saya tdk bisa d hubungi terus. Selalu sibuk.
Usut punya usut, ternyata pulsa yg diminta oleh penipu tsb dipakai buat nelepon telepon rumah, HP Ibu saya, dan HP Ayah saya dan memonitor Ayah dan Ibu saya melalui telepon. Dengan cara ini juga Ayah & Ibu jadi termonitori dan merasa terintimidasi dan nggak bisa menghubungi siapa-siapa.
Bayangkan saja Gan, Ibu-ibu dan Bapak-bapak dibentak-bentak bahwa anak kesayangannya kena kasus narkoba dan mau digebukin. Mana ada suara akting pura-purang jadi adik saya lagi, "Tolong aku Mah, tolong aku, Pak...." Mana pula orang tua nggak panil!
Bahkan saat Ayah dan Ibu saya mematikan telepon, komplotan penipu itu tetap nelepon lagi & mengancam org tua saya.
Menurut saya ini modus yang cerdik. Hape korban sengaja dibuat sibuk dan terus menerima telepon dari si Penipu sehingga korban tidak bisa menerima informasi dr org lain atau melakukan komunikasi dengan org lain.
Jujur, saya, adik, dan Ibu saya sempat panik saat hape Ayah tdk bs dihubungi. Takut Ayah saya keburu transfer ke penipu saking paniknya.
Alhamdulillah. masih di lindungi oleh Allah SWT. Karena kesal selalu dibentak-bentak oleh penipua yang mengaku polisis gadungan tersebut, tiba-tiba Ayah saya memutuskan tlpn dan secara tidak sengaja membaca SMS dari Adik saya yang berisi :
"Aku dan Kakak sehat dan baik-baik saja, Pak."
Semoga kejadian ini ada hikmahnya.
Oiya, kalau yg lagi gatel pengen iseng, boleh di bombardir nomor-nomor berikut ini :
081396604398
085311520871
082310647599
Dan Penipu tesebut menggunakan rekening BRI.
Terakhir kali coba dihubungi oleh Ayah saya adalah pada saat awal Ramdhan dan nomornya masih di pakai, Gan!
Semoga keluarga kita semua terhindar dr segala musibah. Amin.
CERITA 2
Spoiler for CERITA2:
Tanggal 5 Juli, hari ini.
Agan tau OL*? Iyup, yang dulunya tok*b*gus.com
Sudah sejak pertengahan bulan Juni, ID Kaskus saya tidak bisa buat thread di FJB Kaskus. (Kenapa ya Gan? Ada yang tau? Sudah menghubungi support Kaskus tapi jawabannya nggak memuaskan dan tidak menyelesaikan masalah euy...)
Karena dapur harus tetap ngebul, maka saya akhirnya memutuskan untuk berjualan di OL* sejak awal bulan Juli ini. Semenjak iklan produk jualan saya nangkring di OL* (dulu tok*b*gus.com), pembeli yang menghubungi saya semakin aneh-aneh. Saya kutip sebuah ceritanya :
Tgl 4 Juli, seorang pembeli menghubungi saya sebelum waktu magrib, ingin barang dikirim malam itu juga ke Melong. Saya menolak karena sudah malam dan jasa kurir juga tidak menerima pengiriman malam. (Menghindari kejadian tidak diinginkan dan tindak kejahatan lainnya).
SMS-an dengan pembeli ini bisa dibilang tidak terlalu lancar, seirng ilang-ilangan dan SMS-annya nggak berirama (saya nanya kemana dia jawab apa, pendek2 pula SMS nya). Saya balas jam magrib dia jawab jam 8 lebih. Lalu akhirnya SMSan berhenti jam 9.50. SMS nya menggantung.. Saat itu saya mennanyakan konfirmasi alamat, dan dia tidak membalas...
Lalu jam 1 malam pembeli ini SMS ingin COD di Karapitan, Bandung. Saya baru membalas SMS ini saat sahur. Saya tannya, "Maaf baru balas. Jadinya COD nya di Jalan Karapitan? Barangnya ditujukan kepada siapa?"
Pleng ~
Nggak ada SMS lagi....
Skip. Skip.
Jam 8 saya baru bangeun tidur dan mencek SMS ada SMS dari pembeli yg tadi.
Jam 7.01 pagi dia SMS nanya saya ada dimana.
Kaget lah saya.
Saya jadi mikir, "Oh, COD jadi? Kok pagi banget COD nya? Jam 7 pagi beli kandang kelinci!?"
Lalu ada SMS juga jam 07.02 dia SMS, "Kok barangnya belum datang?"
ALAMAK!
Akhirnya saya langsung balas SMS dan menjelaskan bahwa barang diantar menggunakan jasa kurir, bukan saya pribadi yg antar. Dan karena nggak ada konfirmasi yang jelas maka saya bertanya lagi kepada pembeli tersebut "Jadi Bu/Pak, apakah beli kandangnya jadi?"
Lalu, pleng ~
Nggak ada balasan.
Jam 9.15 tiba-tiba ada SMS, "Lagi dimana kandangnya?"
Yaeeellaah
Aduh...
Pikiran saya :
"Kan katanya mau COD di Karapitan, kok sekarang minta dikirim lagi ke rumah?"
Akhirnya saya berinisiatif untuk menelepon pembeli, untuk menjelaskan dan minta konfirmasi alamat yang jelas.
Pertama saya telepon, tidak diangkat.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara lagi.
Akhirnya saya SMS lagi menjelaskan dengan panjang dan lebar dan minta konfirmasi.
Nah, kali ini dia jawab rada cepet, intinya jadi beli kandang.
Dan saya minta konfirmasi alamat dan patokannya (takut Kurir nyasar), dan pleng ~
Nggak ada balasan.
Jam 9.56 doski SMS lagi, "Kandang kapan dianterin ya?"
Buset!
Gimana mau dianterin orang alamat dan patokan rumah ajah nggak jelas
Akhirnya saya menjelaskan lagi.
Dan nanya konfirmasi alamat lagi.
Saya SMS lagi karena tidak ada konfirmasi dari dia maka barang tidak dikirim... (Lagi pula siapa pula yang COD pagi-pagi di Bulan Ramadhan).
Pleng... ~
Tidak ada kabar.
Tiba-tiba jam 9 pagi SMS lagi kenapa barang tidak sampai di rumah.
Pikiran saya :
"Kan katanya mau COD di Karapitan, kok sekarang minta dikirim lagi ke rumah?"
Saya telepon, tidak diangkat.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara lagi.
Saya SMS lagi dan bertanya konfirmasi dan dia bilang jadi beli barang.
Saya minta konfirmasi alamat untuk kroscek takut ada yang salah.
Dan dia ngilang lagi.
Jam 10.04 doski SMS saya lagi, "Kandangnya kapan dianterin ya? Kalau nggak bisa saya beli di Petshop"
Hhh..
Bingung menghadapi pembeli seperti ini, saya akhirnya memutuskan untuk nanya teman di FB. Dan mereka bilang jangan digubris.
Dan entah mengapa hati kecil saya ragu untuk melayani pembeli ini.
Feels something is wrong.
Pertanyaan saya :
"Apakah ini bentuk penipuan?"
Takutnya ntar si Kurir yang nganterin barang di jegat di jalan terus...
(Saya jadi suudhon).
Rasanya ganjal.
Biasanya pembeli yang bawel nanya-nanya.
Ini rasanya dia acuh dan "nggak ngerti" banget.
Ditelepon dianggkat tapi dia ngomong.
Akhirnya, saya menutuskan untuk mengikuti feeling.
Saya memutuskan untuk membatalkan penjualan dan tidak meladeni pembeli ini.
Tapi, beneran kah ini "percobaan penipuan?"
Agan tau OL*? Iyup, yang dulunya tok*b*gus.com
Sudah sejak pertengahan bulan Juni, ID Kaskus saya tidak bisa buat thread di FJB Kaskus. (Kenapa ya Gan? Ada yang tau? Sudah menghubungi support Kaskus tapi jawabannya nggak memuaskan dan tidak menyelesaikan masalah euy...)
Karena dapur harus tetap ngebul, maka saya akhirnya memutuskan untuk berjualan di OL* sejak awal bulan Juli ini. Semenjak iklan produk jualan saya nangkring di OL* (dulu tok*b*gus.com), pembeli yang menghubungi saya semakin aneh-aneh. Saya kutip sebuah ceritanya :
Tgl 4 Juli, seorang pembeli menghubungi saya sebelum waktu magrib, ingin barang dikirim malam itu juga ke Melong. Saya menolak karena sudah malam dan jasa kurir juga tidak menerima pengiriman malam. (Menghindari kejadian tidak diinginkan dan tindak kejahatan lainnya).
SMS-an dengan pembeli ini bisa dibilang tidak terlalu lancar, seirng ilang-ilangan dan SMS-annya nggak berirama (saya nanya kemana dia jawab apa, pendek2 pula SMS nya). Saya balas jam magrib dia jawab jam 8 lebih. Lalu akhirnya SMSan berhenti jam 9.50. SMS nya menggantung.. Saat itu saya mennanyakan konfirmasi alamat, dan dia tidak membalas...
Lalu jam 1 malam pembeli ini SMS ingin COD di Karapitan, Bandung. Saya baru membalas SMS ini saat sahur. Saya tannya, "Maaf baru balas. Jadinya COD nya di Jalan Karapitan? Barangnya ditujukan kepada siapa?"
Pleng ~
Nggak ada SMS lagi....
Skip. Skip.
Jam 8 saya baru bangeun tidur dan mencek SMS ada SMS dari pembeli yg tadi.
Jam 7.01 pagi dia SMS nanya saya ada dimana.
Kaget lah saya.
Saya jadi mikir, "Oh, COD jadi? Kok pagi banget COD nya? Jam 7 pagi beli kandang kelinci!?"
Lalu ada SMS juga jam 07.02 dia SMS, "Kok barangnya belum datang?"
ALAMAK!
Akhirnya saya langsung balas SMS dan menjelaskan bahwa barang diantar menggunakan jasa kurir, bukan saya pribadi yg antar. Dan karena nggak ada konfirmasi yang jelas maka saya bertanya lagi kepada pembeli tersebut "Jadi Bu/Pak, apakah beli kandangnya jadi?"
Lalu, pleng ~
Nggak ada balasan.
Jam 9.15 tiba-tiba ada SMS, "Lagi dimana kandangnya?"
Yaeeellaah

Aduh...
Pikiran saya :
"Kan katanya mau COD di Karapitan, kok sekarang minta dikirim lagi ke rumah?"
Akhirnya saya berinisiatif untuk menelepon pembeli, untuk menjelaskan dan minta konfirmasi alamat yang jelas.
Pertama saya telepon, tidak diangkat.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara lagi.
Akhirnya saya SMS lagi menjelaskan dengan panjang dan lebar dan minta konfirmasi.
Nah, kali ini dia jawab rada cepet, intinya jadi beli kandang.
Dan saya minta konfirmasi alamat dan patokannya (takut Kurir nyasar), dan pleng ~
Nggak ada balasan.
Jam 9.56 doski SMS lagi, "Kandang kapan dianterin ya?"
Buset!
Gimana mau dianterin orang alamat dan patokan rumah ajah nggak jelas

Akhirnya saya menjelaskan lagi.
Dan nanya konfirmasi alamat lagi.
Saya SMS lagi karena tidak ada konfirmasi dari dia maka barang tidak dikirim... (Lagi pula siapa pula yang COD pagi-pagi di Bulan Ramadhan).
Pleng... ~
Tidak ada kabar.
Tiba-tiba jam 9 pagi SMS lagi kenapa barang tidak sampai di rumah.
Pikiran saya :
"Kan katanya mau COD di Karapitan, kok sekarang minta dikirim lagi ke rumah?"
Saya telepon, tidak diangkat.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara.
Ditelepon lagi, diangkat namun hening tidak ada suara lagi.
Saya SMS lagi dan bertanya konfirmasi dan dia bilang jadi beli barang.
Saya minta konfirmasi alamat untuk kroscek takut ada yang salah.
Dan dia ngilang lagi.
Jam 10.04 doski SMS saya lagi, "Kandangnya kapan dianterin ya? Kalau nggak bisa saya beli di Petshop"
Hhh..
Bingung menghadapi pembeli seperti ini, saya akhirnya memutuskan untuk nanya teman di FB. Dan mereka bilang jangan digubris.
Dan entah mengapa hati kecil saya ragu untuk melayani pembeli ini.
Feels something is wrong.
Pertanyaan saya :
"Apakah ini bentuk penipuan?"
Takutnya ntar si Kurir yang nganterin barang di jegat di jalan terus...
(Saya jadi suudhon).
Rasanya ganjal.
Biasanya pembeli yang bawel nanya-nanya.
Ini rasanya dia acuh dan "nggak ngerti" banget.
Ditelepon dianggkat tapi dia ngomong.
Akhirnya, saya menutuskan untuk mengikuti feeling.
Saya memutuskan untuk membatalkan penjualan dan tidak meladeni pembeli ini.
Tapi, beneran kah ini "percobaan penipuan?"
Sekian cerita dari saya, Gan.
Maaf kalaua da salah-salah kata. Tujuan saya cuman pengen sharing.
Semoga kita sekeluarga terhindar dari segala musibah dan tindakan penipuan.
Amin.
Adakah Kaskuser lain yang pernah punya pengalaman serupa?
Monggo disharing...
Maaf kalaua da salah-salah kata. Tujuan saya cuman pengen sharing.
Semoga kita sekeluarga terhindar dari segala musibah dan tindakan penipuan.
Amin.
Adakah Kaskuser lain yang pernah punya pengalaman serupa?
Monggo disharing...

0
4.1K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan