Belakangan ini ane lagi sering banget liat det*k.com, karena ane lagi males nonton Piala Dunia jadi ane cari info aja lewat nih situs, kagak tau ada angin apa, nih situs lagi sering banget infoin tentang tempat wisata di Banyuwangi gan……kalo agan kaga tau mana Banyuwangi, ente cari aja peta terus liat pualu jawa paling ujung gan……..hehehe…gampang banget kan…..berhubung ane orang Banyuwangi, ane pengen share apa aja sih tempat wisata yang “recommended” buat dikunjungi. Ane yakin deh, ga kalah sama daerah lain…
Spoiler for KAWAH IJEN:
Banyuwangi - Turis asal Prancis sering datang ke Kawah Ijen di Banyuwangi untuk melihatnya dari dekat dan menyaksikan fenomena Api Biru. Mereka saja sudah jatuh cinta dengan Kawah Ijen, bagaimana dengan Anda?
Saat mendaki Gunung Ijen dan melihat kawahnya bersama tim adventure dari Explore Indonesia beberapa waktu lalu, saya melihat banyak turis mancanegara di sana. Jumlahnya tak hanya satu dua, tapi mungkin puluhan dari orang tua sampai anak muda.
"Bule paling banyak datang ke Ijen itu dari Prancis," kata Sofyan Yudianto dari Bagian Lapangan Dinas Pariwisata Banyuwangi yang juga jadi pemandu mendaki Gunung Ijen menjawab rasa penasaran saya.
Sejurus kemudian, Sofyan lansgung menjelaskan alasan mengapa turis Prancis paling sering datang ke Kawah Ijen. Sebabnya, tahun 1999 ada reporter asal Prancis yang datang meliput ke Kawah Ijen.
"Namanya kalau tidak salah Nicolas Hulu, dia meliput beberapa tempat wisata di Pulau Jawa seperti Bromo dan Ijen. Saat meliput Ijen, dia naik heli dan semenjak itulah banyak bule Prancis yang datang untuk melihat kecantikannya dari dekat," ungkap Sofyan.
Bahkan menurut Sofyan, ada larangan untuk turun ke kawah dalam bahasa Inggris, Indonesia dan Prancis. Sayang, saat itu saya tidak sempat melihatnya karena sibuk mengurus peserta dan mengabadikan sudut-sudut Kawah Ijen dalam kamera.
Spoiler for Berasa di Afrika, Padahal di Banyuwangi:
Banyuwangi - Selain Baluran, Sadengan di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi juga pantas disebut sebagai Africa van Java. Inilah padang savana dengan banteng Jawa sampai merak di dalamnya. Foto-foto di sini berasa di Afrika saja!
Tim Adventure dari rombongan Explore Indonesia: Tour Banyuwangi melanjutkan perjalanan dari Kawah Ijen menuju Taman Nasional Alas Purwo, Sabtu (21/6/2014) lalu. Wajah-wajah lelah tampak terlihat karena 20 peserta baru saja mendaki Gunung Ijen yang perjuangannya tak mudah.
Dari Pos Paltidung, tempat parkir kendaraan dan jadi pos pertama pendakian Gunung Ijen, perjalanan ke Taman Nasional Alas Purwo memakan waktu 2 jam lebih lamanya. Banyak peserta yang tidur selama perjalanan, namun langsung melek dan turun dari mobil saat tiba di Taman Nasional Alas Purwo.
Beberapa peserta memotret monyet-monyet yang ada di pinggiran jalan. Pemandu kami Sofyan, menjelaskan kalau monyet-monyet di Taman Nasional Alas Purwo tidaklah jahil.
Setelah itu, perjalanan dari pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo dilanjutkan ke Sadengan. Inilah savana yang suasananya seperti di Afrika.
"Nanti kita lihat padang savana yang luas dan banyak hewan, yang unik itu ada banteng Jawa yang tanduknya kayak huruf 'u' dan burung merak," tutur Sofyan.
Begitu tiba di Sadengan, semua peserta langsung turun dari mobil. Di sana ada tempat untuk melihat padang savana yang dibatasi pagar kayu, serta bangku-bangku panjang dan menara untuk melihat hewan dari kejauhan. Disediakan pula teropong yang bisa dipakai
Spoiler for PANTAI BOOM:
Pantai Boom terletak di bagian timur kota Banyuwangi. Dari Simpang Lima, masuk ke Jalan dr. Sutomo hingga Taman Blambangan. Dari traffic light Taman Blambangan menuju arah utara hingga bundaran PLN, lalu belok kanan masuk Jalan Nusantara. Semua kendaraan bisa masuk ke Pantai Boom. Dan rambu-rambu menuju kesana dapat ditemui dengan mudah.
Spoiler for Pulau Merah yang sedang naik daun gan.....:
Nama Pulau Merah di Banyuwangi kian populer di kalangan wisatawan lokal dan mancanegara, khususnya di kalangan peselancar. Perhelatan International Surfing Competition yang diadakan di Pulau Merah berlangsung seru.
Sport tourism di Banyuwangi kembali sukses dihelat, tepatnya pada 23 Mei-25 Mei 2014 lalu. Wujudnya adalah International Surfing Competition. Tempatnya tentu saja di destinasi wisata pantai andalan Banyuwangi, Pulau Merah.
Konon, terdaftar 120 peserta dari 14 negara. Karena skalanya internasional, penyelenggara berharap keberadaan Pulau Merah makin dikenal luas di penjuru dunia. Tapi tidak lupa pula, kategori lokal dan nasional juga diberi kesempatan tampil.
Pulau Merah merupakan sebutan untuk pulau bukit/karang yang ada di pantai. Pantai Pulau Merah ini segaris dengan Pantai Teluk Pancer. Pulau bukit ini sekarang ditumbuhi semak menghijau. Saat musim kering, semak meranggas dan tanah di pulau itu nampak berwarna merah. Maka, disebutlah Pulau Merah.
Pantai Pulau Merah memanjang ke Timur dan Barat. Pasirnya putih bersih. Pantainya melengkung, dan di ujung sana kira-kira 3 kilometer bersatu dengan Pantai Teluk Pancer. Terletak di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran.
Tiket masuknya murah, hanya Rp 2.500 per kepala. Ombaknya lumayan tinggi, sekitar 2-4 meter. Bergulung-gulung dengan teratur, memanjang ke samping sampai 400 meter. Dasar pantai cenderung landai dan tak berkarang. Sangat cocok untuk kegiatan berselancar. Inilah kelebihan Pantai Pulau Merah.
Eksotika Pantai Pulau Merah makin terlihat mempesona, tatkala para peselancar mampu menunggang ombak, menari-nari di atas laut dengan latar belakang sebuah karang (bukit) yang oleh penduduk setempat disebut Pulau Merah. Mereka bergantian meluncur menguji nyali dan kemampuan.
Sajian sport tourism ini menjadikan para pengunjung betah berlama-lama di tepi pantai. Sembari menikmati semilir angin dan ditemani sepiring rujak manis dan es degan segar.
Spoiler for Green Bay......serasa di thailand gan....:
Teluk ijo berlokasi di Kecamatan Pesanggaran tepatnya di desa Sarongan. Berjarak sekitar 90 km arah selatan dari kota Banyuwangi. Untuk menuju pantai ini dari Banyuwangi kita tinggal mengikuti petunjuk arah menuju Pesanggaran-Sarongan-Sukamade yang masih satu jalur dengan rute menuju pantai sukamade Taman Nasional Merubetiri.
Teluk Hijau memiliki keunikan pasir putih yang halus dan mudah melekat di kulit. Teluk yang memiliki panorama air laut berwarna hijau dengan hamparan pasir putih dan air terjun setinggi 8 meter. Diujung barat dan timur juga terdapat batuan karang. Memiliki air laut yang jernih dan berwarna kehijauan dan suasana yang asri membuat siapapun yang melihatnya merasa kagum. Disini kita bisa berenang atau sekedar bermain air dipantainya. Di sisi timur ada sebuah air terjun air tawar dengan debit yang sedang dan biasa dipakai uuntuk membilas badan selepas berenang dipantai. Untuk yang suka camping dilokasi ini juga cukup bagus untuk mendirikan tenda.
Habis jalan-jalan pasti laper dunk gan......apa lagi yang dicari selain kuliner......
Spoiler for Nasi Tempong Khas Banyuwangi yang Pedas, Segar & Bikin Nagih:
Belum afdol kalau jalan-jalan ke suatu daerah, kalau belum mencicipi kuliner khasnya. Rombongan Explore Indonesia pun menyantap nasi tempong yang khas dari Banyuwangi. Rasa sambalnya segar dan pedas, serta lauknya bikin ketagihan.
Di hari pertama Explore Indonesia: Tour Banyuwangi, Jumat (20/6/2014), 33 peserta menghabiskan santap malam di Warung Nasi Tempong Mbak Har yang berada di Jl Raya Benculuk. Lokasinya persis di pinggir jalan.
Ima Susilowati, salah satu pegawai di rumah makan tersebut menerangkan lebih dulu tentang nasi tempong. Nasi tempong adalah makanan khas Banyuwangi yang jadi incaran wisatawan dan favorit masyarakat setempat.
"Sebenarnya yang jadi ciri khas nasi tempong adalah sambalnya yang pedas dan segar, yang terdiri dari cabe, terasi dan gula. Satu lagi, bahan dasar lainnya adalah ranti yang berbentuk seperti tomat, tapi bukan tomat lho," katanya kepada detikTravel.
Para rombongan yang sudah keroncongan langsung mengambil piring dan mengambil lauk, yang modelnya prasmanan. Ada banyak lauk yang tersaji dan bikin ngiler, seperti ayam goreng, cumi, udang, perkedel, kentang balado, ayam bakar, kikil, berbagai macam sayuran dan masih banyak lagi.
"Ada juga pepes otak sapi dan pepes tawon," kata Ima.
Para rombongan pun enasaran dengan sambal yang katanya pedas dan segar. Sambalnya dibagi dua tempat yang pedas dan tidak pedas. Bagaimana rasa sambalnya?
Spoiler for Rujak Soto....hemmm:
Di negeri Blambangan (Banyuwangi), Rujak Soto kebanyakan dijual di warung-warung. Warung yang terletak di depan Stadion Diponegoro dibilangan Jaksa Agung Suprapto Banyuwangi adalah salah satu yang terkenal.
Apa sih Rujak Soto ?
Rujak Soto, merupakan paduan Rujak Cingur dan Soto Babat, tapi rujaknya berbeda dengan Rujak Cingur Surabaya. Selain tidak memakai cingur perbedaan lain terletak dari petis yang digunakan. Petisnya terasa keset dan lebih nikmat dibandingkan petis biasa. Untuk sotonya, mirip soto Madura tapi hanya menggunakan daging babat saja.
Saat disajikan, Rujak Soto tak jauh ubahnya seperti rujak yang disiram soto. Ditambah taburan kerupuk mlinjo dan kerupuk udang menjadi makanan ini makin gurih. Hmm….
Soal kombinasi makanan menjadi satu, Rujak Soto bukan satu-satunya, karena masih ada hidangan campur-campur khas Banyuwangi lainnya yaitu : Pecel Rawon, Pecel Kare, dan Rujak Bakso. Ayo..ayo sempatkanlah mencicipi hidangan two in one ala Banyuwangi ini.
sebenernya potensi banyuwangi udah mulai dulu ada gan, tapi baru akhir-akhir ini booming nya, ni salah satu orang yang uda berjasa bikin Banyuwangi maju gan
Spoiler for "kang" Abdullah Azwar Anas.....Bupati Banyuwangi:
Abdullah Azwar Anas (lahir di Banyuwangi, 6 Agustus 1973; umur 40 tahun) adalah Bupati Banyuwangi yang memimpin sejak 21 Oktober 2010. Ia dilantik menjadi bupati setelah mengalahkan 2 kontestan pemilihan kepala daerah lainnya yakni pasangan Ir. Djalaludin-Yusuf Nuris dan Emilia Contessa-Zaenuri. Sebelum menjabat sebagai bupati, ia pernah menjadi anggota MPR dan DPR
Azwar Anas dibesarkan dalam lingkungan pesantren dengan agama yang kuat. Pendidikannya ditempuh dengan berpindah-pindah. Ia pernah masuk di MI Karangdoro, Tegalsari pada tahun 1980 MI An-Nuqoyyah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura pada tahun 1982-1983 dan masuk MI Kebunrejo Genteng pada tahun 1983 hingga 1986. Setelah itu ia melanjutkan SMP di SMP Negeri 1 Genteng pada tahun 1986 hingga 1988 dan pindah ke SMP Negeri 1 Banyuwangi pada tahun 1988 dan tamat pada tahun berikutnya. Setelah tamat SMP, Azwar Anas hijrah ke Jember untuk melanjutkan SMA di SMA Negeri 1 Jember dan tamat pada tahun 1992. Pendidikan di perguruan tinggi ia jalani di IKIP Jakarta (Falkutas Tekhnologi Pendidikan) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pendidikan Strata dua nya ia jalani di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia dan ia selesaikan pada tahun 2005.
selain yang ane sebutin diatas masih banyak banget kekayaan alam dan budaya banyuwangi gan.....ane ga ada niatan apapun selain promosiin kabupaten kelahiran ane.......
TS cuma berharap ada buat buka puasa nanti gan.....hehehehe.....