- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tips Membuat Pembantu Betah Bekerja Di Rumah


TS
saungkaos
Tips Membuat Pembantu Betah Bekerja Di Rumah
Quote:

Salah satunya berbicara sopan, terlebih saat memberikan perintah. Mungkin hampir setiap keluarga memiliki harapan yang sama dalam menangani asisten rumah tangga (PRT), yakni berharap mereka betah bekerja. Tidak dapat dipungkiri, kehadiran asisten rumah tangga atau yang biasa dipanggil 'si mbak' menjadi hal penting dalam keseharian di rumah. Dari membersihkan rumah, menyapu, mengepel, mencuci bahkan hingga menjaga anak, diserahkan kepada sosok 'si mbak'. Apalagi jika suami dan istri memiliki kesibukan di luar rumah, bekerja misalnya.
Hal itulah yang membuat banyak rumah tangga yang kemudian kerepotan lantaran mereka pulang kampung saat datangnya hari raya, atau kemudian mundur dari pekerjaannya. Sebab, menurut sejumlah ibu rumah tangga yang ditemui Beritasatu.com, tidak mudah mencari sosok 'si mbak'. Hal itu pula yang kemudian membuat sejumlah yayasan penyalur pembantu rumah tangga berjamuran di kota besar.
"Memang susah-susah gampang cari pembatu rumah tangga. Makanya kalau sudah dapat saya berusaha untuk menjaganya supaya betah," ujar Ratna, seorang ibu rumah tangga di Bandung.
"Paling lama pembantu bekerja satu tahun. Setiap Lebaran pulang kampung terus enggak kembali lagi. Ya, karena butuh jadi kalau dapat pembantu harus sebisa mungkin diperlakukan baik biar betah," terang Dinda, ibu rumah tangga di Bekasi.
Beritasatu.com mencoba untuk melakukan survei kepada sejumlah ibu rumah tangga di Jakarta, Bekasi dan Bandung tentang bagaimana cara membuat 'si mbak' betah di rumah. Berikut adalah rangkumannya.
1. Jangan anggap 'si mbak' memiliki status lebih rendah
Meski berstatus asisten rumah tangga jangan pernah menganggap diri mereka lebih rendah. Sebab pekerjaan yang dilakukan para asisten rumah tangga tergolong penting. "Bisa dibayangkan jika rumah tanpa mereka. Seperti 'kapal pecah," ujar Novie, seorang perempuan karier dari Bandung. Menghargai 'si mbak' bisa dengan cara berbicara dengan sopan atau memberi perintah dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan menghargai. Misalnya dimulai dengan kata 'tolong'. "Kalau saya selalu bilang, makanan di meja makan bisa dia makan. Intinya enggak ada pembedaan makanan dengan pembantu. Apa yang kita makan, mereka juga boleh memakannya," ujar Susi, seorang ibu rumah tangga dari Jakarta.
2. Berikan bonus-bonus secara berkala
Sama seperti pekerja yang bekerja di perusahaan. Karyawan butuh perhatian dari sisi kesejahteraan, termasuk asisten rumah tangga. Mereka pun ingin dihargai pekerjaannya dalam bentuk materi tambahan. Misal bonus dalam rentang waktu tertentu. "Kalau pekerjaannya bagus, dua atau tiga bulan sekali saya suka berikan bonus. Enggak banyak sih, tapi cukup buat jajan atau membeli keperluan pribadi. Itu di luar tunjangan hari raya," beber Wati, seorang ibu rumah tangga di Jakarta. "Itu juga akan memberikan motivasi untuk mereka bekerja dengan semangat dan lebih baik lagi," imbuhnya.
3. Ajarkan anak untuk menghargai
Terkadang orangtua terkesan cuek dengan perlakuan anak dengan 'si mbak'. Misalnya meminta sesuatu dengan kata-kata kasar. Boleh jadi hal tersebut merupakan salah satu alasan ketidakbetahan 'si mbak' bekerja. "Mengajari anak untuk berkata-kata sopan apalagi saat meminta sesuatu dengan pembantu penting dilakukan. Sebab itu juga merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap mereka," ujar Hannie, seorang perempuan karier di Jakarta.
4. Berikan perhatian di penampilan
Asisten rumah tangga juga manusia biasa yang membutuhkan perhatian. Apalagi jika mereka sudah lama 'mengabdi' pada sebuahu keluarga. Memperhatikan tampilan mereka misalnya. Belikan sesekali baju-baju yang pantas agar mereka pun merasa bangga memiliki 'tuan' tempatnya bekerja. "Mereka pasti enggak juga berharap dibelikan baju yang mahal. Lagipula kalau 'si mbak' dibawa pergi ke acara-acara keluarga misalnya, kita enggak malu juga dengan penampilan mereka," ujar Septi, ibu rumah tangga di Bekasi.
5. Berikan kamar yang layak
Untuk asisten rumah tangga yang menginap, biasanya disediakan kamar untuk mereka. Terkadang pemilik rumah tidak begitu memperhatikan kenyamanan mereka. Kamar berukuran sempit akan terasa kumuh dan membosankan tanpa perabot yang layak. Menurut Bu Lastri, seorang ibu rumah tangga di Bandung, kamar yang nyaman merupakan salah satu alasan 'si mbak' betah bekerja. "Kamar mereka biasanya disediakan yang kecil tapi harusnya dibuat senyaman mungkin. Mereka mungkin tidak berharap adanya pendingin, cukup kipas angin, kasur layak pakai dan lemari pakaian. Saya juga siapkan selimut, bantal dan guling baru. Kalau televisi sih enggak ya, cuma radio kecil saja untuk hiburan," ujarnya.
6. Gaji yang pantas
Berikan penghasilan yang pantas agar para asisten rumah tangga merasa dihargai. Berikan kenaikan gaji dalam waktu tertentu dengan penilaian yang memadai. "Setiap tahun, pasti ada kenaikan gaji buat mereka. Meski tidak banyak tapi itu menandakan perhatian buat mereka," ujar Revi, seorang ibu rumah tangga dari Bekasi.
7. Jangan menunjukkan mereka adalah asisten rumah tangga kepada orang lain
Tidak diberitahu, setiap berjalan dengan asisten rumah tangga, setiap orang pun pasti tahu, baik dari bahasa tubuh maupun dari sikap asisten rumah tangga. Namun bukan berarti kita harus mengumumkan kepada setiap orang. "Kadang sering kita berbicara, 'biasa pembatu ribet', 'pembantu gue' dan ungkapan-ungkapan lainnya. Jadi ya enggak perlu kalimat-kalimat seperti itu diucapkan kepada orang lain," tutur Tuti, seorang pedagang di Bandung.
8. Berikan jaminan kesehatan
Asisten rumah tangga juga manusia yang bisa terkena sakit. Siapkanlah obat-obatan ringan, seperti flu, batuk, maag dan beberapa lainnya di kotak obat untuk dikonsumsi bersama. Berikan pula vitamin secukupnya untuk menunjang pekerjaan asisten rumah tangga. Jangan ragu untuk membawa ke dokter jika sakitnya semakin parah. "Kalau minum obat flu tapi belum sembuh, ya dibawa ke dokter atau klinik terdekat. Kita berikan obat supaya lekas sembuh," ujar Ningsih, ibu rumah tangga dari Jakarta.
9. Berikan waktu libur
Seringkali Anda tidak menyadari, jika hampir setiap hati asisten rumah tangga bekerja di rumah. Hampir tidak ada kesempatan berlibur bagi mereka, untuk bersosialisasi atau sekedar memanjakan diri. Libur tetap dibutuhkan mereka untuk mencari suasana lain agar tidak jenuh menjalankan rutinitas. "Biasanya saya kasih libur full satu hari dalam seminggu, kalau tidak Sabtu mungkin Minggu. Mereka juga butuh istirahat, mungkin jalan-jalan ke mal dengan teman-teman mereka atau ingin berkunjung ke keluarga yang tinggal di kota tempatnya bekerja. Atau mungkin ingin pergi dengan orang-orang terdekatnya, pacar misalnya. Tapi tetap diawasi dan diberikan waktu, enggak boleh sampai malam," ujar Dessy, ibu rumah tangga di Jakarta.
Sumber
0
7.2K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan