Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yinluckAvatar border
TS
yinluck
Meski Pas2an, Jokowi Ternyata Ambisi & Kemaruk Kekuasaan juga, makanya Tak Siap Kalah
Jokowi-JK Dinilai Tak Siap Kalah
Rabu, 2 Juli 2014 | 23:01 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dinilai tidak siap kalah dalam kompetisi Pilpres 2014. Hal itu menanggapi pernyataan JK soal Pilpres 2014 akan menang jika tidak ada kecurangan.

Wakil Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Tjatur Sapto Edi menilai pernyataan cawapres nomor urut 2 adalah satu bentuk tidak gentle dan takut kalah.

"Pernyataan tersebut sama dengan analoginya, kalau saya sehat debatnya akan menang," ujar Tjatur saat Buka Puasa di Sumedang, Rabu (2/7/2014).

Politisi PAN itu juga menambahkan sikap yang tidak gentle ini, berbanding terbalik dengan sikap Prabowo dalam menerima hasil pilpres nanti.

"Pak Prabowo siap menerima apa pun keputusan dari rakyat pada pilpres nanti. Kita siap kalah dan siap menang," imbuhnya.

Maka dari itu pihaknya meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam pilpres nanti untuk mentaati aturan yang ada. "Agar jangan kalau kalah malah menyalahkan pihak lain atau mencari kambing hitam. Ini tidak fair," tandasnya.
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2115881/jokowi-jk-dinilai-tak-siap-kalah#.U7Ss7dEvaSo[/url]



Jokowi Dinilai Terlalu Ambisius
Senin, 14/04/2014 - 09:19:31 WIB

AMBISIUS : Jokowi saat menyambangi Aburizal Bakrie. Capres PDIP ini dinilai terlalu ambisius dan tidak perlu mengurus soal koalisi.(JPNN)
Karena Sambangi Pimpinan Parpol

 JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi melakukan pertemuan-pertemuan dengan pimpinan partai politik. Hal itu dilakukan untuk membicarakan soal koalisi.

Menurut dosen politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago, langkah yang d‎ilakukan Jokowi malah membuat publik tidak empati. Selain itu, tambah dia, langkah itu menunjukkan Jokowi ambisius.

“Blusukan politik Jokowi ke sana ke sini untuk membentuk koalisi merayu parpol tengah justru publik tak empati, terkesan ambisius,” kata Pangi kepada JPNN, Minggu (13/4).

Pangi menyatakan, sikap Jokowi yang terlalu ambisius bertolak belakang dengan sebelumnya. “Kelihatan Jokowi terlalu ambisi akhir-akhir ini, bertolak belakang dengan sikapnya dulu yang malu malu kucing,” ujarnya.

Pangi menjelaskan, ‎seharusnya pengurus dan ketua umum yang mengurus soal koalisi. Jokowi, lanjut dia, tidak perlu yang langsung turun menyambangi partai-partai lain.

“Pengurus dan ketua umum yang ngurus dengan siapa dan bagaimana, Jokowi enggak usah kasak kusuk ke mana-mana, sementara Mbak Mega berdiam diri di kediamannya. Kesan blusukan politik Jokowi, ini bisa dimanfaatkan parpol tengah dan membuat mental lawan politik semakin siap,” tandas Pangi.

Seperti diketahui, Jokowi melakukan komunikasi politik dengan beberapa petinggi partai yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh d‎an Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.
http://www.jambiekspres.co.id/berita...-ambisius.html




Jokowi-JK hanya Bisa Kalah karena Kecurangan
01 Juli 2014 10:49 WIB

Metrotvnews.com, Denpasar: Ketua Tim pemenangan Jokowi-JK Provinsi Bali I Wayan Koster melihat besarnya dukungan untuk Jokowi-JK, ia meyakini pasangan itu hanya bisa dikalahkan oleh uang dan kecurangan.

"Kita tidak perlu malu mengatakan itu. Ini sudah sangat terbuka. Kami meminta semua masyarakat turut mengawasi politik uang di masyarakat. Ini harus diwaspadai, karena ini paling rawan. Jokowi hanya kalah karena uang dan kecurangan," ujar Koster dalam Deklarasi Persatuan Sopir Taksi Bali di Dapur Alam, Kuta Bali, Senin (30/6/2014) malam.

Wayan meminta seluruh masyarakat untuk mengawasi politik uang. Sebabnya, hanya politik uang dan kecuranganlah yang akan mengalahkan Jokowi-JK.

Pendapat itu juga diamini Koordinator Semeton Jokowi IG Agung Putri Astid. Menurutnya, anak muda kini sudah mulai berpikir untuk pembenahan bangsa yang lebih baik. "Dengan begitu Jokowi-JK hanya bisa dikalahkan oleh kecurangan dan politik uang," ujarnya.
http://touch.metrotvnews.com/read/20...9#.U7LEI9EvaSp



"Satgas Anti Pilpres Curang" di Kepala Jokowi
26 Juni 2014 17:55 wib

Metrotvnews.com, Jakarta: Calon Presiden Joko Widodo hari ini menghadiri Apel Siaga Satgas Relawan Jokowi-JK, di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, hari ini. Sebelum meyampaikan orasi politiknya, Jokowi meminta ribuan relawan yang hadir untuk duduk.

Pantaun Metrotvnews.com, sesuai arahan dari tim pemenangan Jokowi-JK, Maruarar Sirait, ribuan relawan yang hadir ikut serta duduk dengan para koordinator relawan.

"Bapak Jokowi sudah duduk, masak yang lain enggak mau duduk?," pinta Maruar Kepada ribuan pendukung.

Sesaat Ribuan massa yang memadati Parkir Timur Senayan tersebut duduk mengikuti arahan dari tim pemenagan Jokowi-JK ini. Kemudian diiringi dengan hadirnya Jokowi, dengan mengenakan baju Kotak-kotak dan berbalut ikat kepala bertuliskan "Satgas Anti Pilpres Curang" untuk berorasi politik.
http://pemilu.metrotvnews.com/read/2...-kepala-jokowi


Bakal calon presiden PDIP Joko Widodo (kiri) saat menjadi orator dalam kampanye pemilihan legislatif di Jayapura, Papua, Sabtu (5/4/2014). Tribuns 

Pengamat: Rakyat Mesti Realistis, Jokowi Capres Instan
Sabtu, 17 Mei 2014 , 11:28:00



JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri semakin menguatkan dugaan bahwa bakal capresnya, Jokowi hanya boneka untuk mendulang suara di Pemilu 2014. Apalagi dengan pelabelan Jokowi sebagai petugas partai, Megawati justru menunjukkan dirinya sebagai tokoh yang kurang reformis.

"Pola pikir Megawati justru identik dengan zaman Orde Baru dulu. Jangan lupa, dulu di masa Orde Baru, KSAD Jenderal R. Hartono juga pernah mengatakan bahwa anggota ABRI adalah kader Golkar," ujar pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara seperti yang dilansir RM Online (Grup JPNN.com) Jumat (16/5).

"Sekarang di era yang dibilang reformasi ini, ternyata masih ada ketua umum parpol besar pemenang Pileg, yang lantang bicara bahwa Jokowi sebagai capres PDIP adalah petugas partai," kritik Igor.

Igor menekankan, di sini rakyat seharusnya jeli dan sadar bahwa ada parpol atau sosok figur elit yang dipandang reformasi, ternyata melanggengkan politik status quo.

"Publik harus mulai realistis bahwa Jokowi itu memang capres instan yang didorong maju untuk mendulang suara belaka bagi PDIP. Tentu hal itu sah saja, tetapi ini adalah manifestasi lain dari gimmick dalang (Megawati) terhadap wayangnya (Jokowi)," tudingnya.

Menurut dia, terkesan jelas Megawati kurang menyelami semangat melaksanakan agenda reformasi. Di mana pusat kekuasaan masih dipegang dan terkonsentrasi oleh elite, bukan kepada sistem
http://www.jpnn.com/read/2014/05/17/...=234956&page=2

LIPI: Jokowi Diusung karena Popularitas, Bukan Kapabilitas
Friday, 14 March 2014, 18:58 WIB


Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Latar belakang pendeklarasian Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres PDI Perjuangan dinilai lebih karena faktor popularitas. Bukan murni soal kapabilitas.

Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI), Firman Noor mengatakan, saat ini tingkat popularitas Jokowi masih tinggi dibandingkan kandidat lain. Bahkan, beberapa survei yang beredar belakangan pun kebanyakan masih menempatkan elektabilitas Jokowi di urutan teratas.

"PDI Perjuangan tentu telah memperhitungkan realitas tersebut sebelum memutuskan pendeklarasian ini," ujar Firman saat dihubungi ROL, Jumat (14/3). 

Firman berpendapat, masyarakat selama ini sebenarnya cenderung melihat sisi popularitas Jokowi ketimbang kapabilitasnya. Padahal secara objektif, kinerja Jokowi selama menangani Jakarta belum menunjukkan hasil memuaskan.

Ia pun memprediksikan perjalanan Jokowi menuju RI 1 nanti tidak bakal berjalan mulus. Apalagi, momentum pendeklarasian Jokowi dilakukan ketika pemerintahannya di Jakarta sedang dilanda banyak masalah.  

Menurutnya, akan banyak kritik yang datang setelah ini kepada Jokowi. Misalnya, soal kemacetan yang semakin parah di ibu kota, serta manajemen Transjakarta yang ternyata banyak nuansa kolusinya. 

"Itu semua bisa menjadi batu sandungan bagi Jokowi. Ibarat orang mau naik tingkat, ujian di level bawah saja belum lulus, bagaimana mau naik ke tingkat yang lebih kompleks lagi?" kata Firman.
http://www.republika.co.id/berita/pe...an-kapabilitas


330 Professor: Jokowi Hanya Miliki 2 dari 7 Syarat Jadi Presiden
Minggu, 23 Maret 2014 16:27 WIB

Ketujuh syarat itu di antaranya, Integritas, visi dan gagasan, leadership dan keberanian mengambil keputusan, kompetensi dan kapabilitas, pengalaman dan prestasi, dan kemampuan memimpin pemerintahan dan kemampuan memimpin koalisi.

JAKARTA, Jaringnews.com - Kepopularitasan memang tidak menjamin kualitas. Ini terjadi dengan Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai PDI Perjuangan. Jokowi selalu diunggulkan dalam survei.

Hanya saja, Lembaga survei Pol-Tracking Institute membeberkan hasil jajak pendapat dari 330 professor di seluruh Indonesia. Ini untuk  menilai kualitas dan kapabilitas personal kandidat capres-cawapres 2014.

Hasilnya, Jokowi hanya unggul di dua aspek saja dari tujuh aspek yang menjadi alat ukur penilaian kualitas dan kapabilitas personal kandidat capres-cawapres 2014.

Ketujuh syarat itu di antaranya, Integritas, visi dan gagasan, leadership dan keberanian mengambil keputusan, kompetensi dan kapabilitas, pengalaman dan prestasi, kemampuan memimpin pemerintahan dan negara dan kemampuan memimpin koalisi partai politik di pemerintahan.

"Jokowi cuma unggul di aspek Integritas dan Kemampuan menjalankan pemerintahan dan memimpin negara," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda di hotel JS Luwansa Jakarta, Minggu (23/3).

Selain Jokowi, ada 34 tokoh yang disurvei kemampuannya. Sebanyak 330 profesor itu melakukan Focus Group Discussion (FGD). Mereka menilai  35 nama kandidat capres yang disajikan. Di antara capres itu adalah Jusuf Kalla, Machfud MD, Wiranto, Prabowo Subianto, Dahlan Iskan, dan Tri Rismaharini.
http://www.jaringnews.com/politik-pe...-jadi-presiden

----------------------------------

Langkah yang diambil Jokowi memang tergolong nekad dan berani untuk ukuran orang Indonesia, terlebih untuk ukuran orang Jawa sendiri. Hanya bermodalkan popularitas hasil rekayasa media, berani mencalonkan diri sebagai Capres. Makanya kalau dia sampai kalah dari Prabowo, nasibnya bisa jadi terpuruk habis. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, jelas proses penyelidikan korupsi Transjakarta akan dilanjutkan oleh Kejaksaan atas "perintah" rezim penguasa yang baru. Nasibnya kayaknya kalau kalah, tak bedanya dengan Gubernur-gubernur pesakitan yang menjadi tersangka korupsi oleh KPK. Kalau dia kalah di pilpres tanggal 9 Juli nanti, lalu menjadi tersangka korupsi setelah kembali menjadi Gubernur, lalu di bui, maka statusnya sebagaii napi tak akan bisa lagi dipakai memenuhi syarat untuk pencapresan 2019 kelak!


emoticon-Matabelo
Diubah oleh yinluck 03-07-2014 01:34
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
6.9K
58
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan