- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Masjid Xiamen, 'Pesantren' di Tengah Provinsi Fujian Tiongkok
TS
dekisugik
Masjid Xiamen, 'Pesantren' di Tengah Provinsi Fujian Tiongkok
Spoiler for :
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Spoiler for :
Suasana Ramadan begitu terasa dan meriah saat saya masih menempuh pendidikan pesantren di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Biasanya saat Ramadan tiba, terjadi perubahan sistem pembelajaran para santri, yakni semua pelajaran umum diubah dengan pengajian kitab. Suara azan mengalun dari masjid-masjid dan lantunan ayat suci Al-quran menggema sepanjang waktu.
Spoiler for :
Kondisi ini berbanding terbalik saat saya harus menjalankan ibadah puasa di negeri panda atau Tiongkok. Di sini datangnya Ramadan berbarengan dengan musim panas panjang dan sinar matahari menyengat kulit. Suasana Ramadan tidak seperti Ramadan, restoran dan orang bisa sembarang makan dan minum dan tidak ada kumandang azan sesering di Indonesia.
Spoiler for :
Masjid di sini jumlahnya sedikit dan bisa dihitung dengan jari. Meski bergitu, di tempat ini ada satu masjid yang mengingatkan kembali saya pada kehidupan pesantren waktu masih bermukim di Probolinggo. Yakni masjid Xiamen, Provinsi Fujian, yang terletak tak jauh dari Zhongshan Street.
Suasana sehari-hari Masjid Xiamen di luar Ramadan biasanya relatif sepi. Namun akan mendadak ramai kala bulan suci tiba. Para muslim tiongkok biasanya melakukan i'tikaf, membaca al-quran,salat sunah, berzikir, ada juga yang tidur terlelap.
Spoiler for :
Selain orang dewasa, sering juga terlihat anak-anak kecil muslim Tionghoa yang datang ke masjid bersama orang tuanya. Mereka belajar membaca Al-Qur`an kepada Ahong (sebutan kyai dalam bahasa Mandarin).
Pernah ada pengalaman lucu saat saya berbincang dengan salah satu anak muslim Tiongkok di masjid. Saya meminta dia untuk membacakan surat-surat pendek. Walaupun pelafalannya agak berbeda dengan muslim di Indonesia, tapi tetap saja bisa menyejukkan hati. Kemudian anak tersebut meminta saya bergantian membaca surat-surat pendek, dengan senang hati saya pun membacakannya dengan metode tanpa melihat al-Qur`an. Dan si anak begitu takjub melihat saya bisa melafalkan surat tanpa melihat. Begini kata dia waktu itu.
Spoiler for :
“Kamu hafal ya?” tanyanya. Saya pun menjawabnya hanya dengan tersenyum ramah. “Wah... Hebat!” kata dia dia muka terheran-heran.
Saya lantas menjawab lagi," Di daerah tempat tinggal saya, hafal surat-surat pendek Al-Qur`an sudah menjadi keharusan,". Kemudian si anak hanya menganggung-anggukan kembali seraya masih terkagum dengan hafalan saya tadi.
Spoiler for :
Tempat ini sungguh bisa membuat saya merasa seakan-akan kembali ke pesantren, tapi sayang, karena jarak masjid dengan kampus yang menjadi tempat tinggal saya cukup jauh, kira-kira satu jam perjalanan dengan menggunakan bus angkutan umum, saya tidak bisa setiap hari pulang-pergi ke masjid.
Biasanya saya datang setiap hari Jumat. Melawan teriknya matahari, melangkahkan kaki menuju rumah Allah adalah perjuangan yang sangat nikma. Alasan lain memilih hari Jumat karena di hari ini muslim laki-laki diwajibkan ke masjid untuk melaksanakan salat Jum`at.
Spoiler for :
Usai salat Jumat biasanya saya berjalan-jalan ke Zhongshan Street untuk ngabuburit dan melaksanakan kegiatan buka bersama bersama komunitas muslim di Masjid Xiamen. Sungguh kebersamaan dengan mereka membuat saya merasa memiliki keluarga baru di negeri Tirai Bambu ini.
*)Penulis adalah anggota PPI Tiongkok dan mahasiswa China Huaqiao University
Spoiler for :
Spoiler for :
Diubah oleh dekisugik 18-07-2014 07:53
0
2K
Kutip
14
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan